5 Cara Agar Konsisten Menulis

5 Cara Agar Konsisten Menulis

Materi Kelas Nulis Perfectopublisher

Oleh : Dian Yuni Pratiwi

Berikut ini saya akan membagikan ilmu menulis yang saya dapatkan saat bergabung dengan Perfecto Publisher untuk project menulis antologi untuk kebaikan, yaitu hasil penjualan buku tersebut akan sebagian besar disumbangkan kepada yang terdampak Covid-19.

Cara Konsisten Menulis

Terkadang banyak orang yang sudah ingin menulis, tetapi tidak pernah memulai. Atau sudah mulai tapi tidak diselesaikan karena berbagai alasan. Di sisi lain, ada orang yang bisa menuliskan lebih dari satu buku/tahun. Kenapa kok bisa beda-beda, padahal sama-sama tertarik dengan menulis? Kenapa kok beda, Padahal sama-sama berkata ingin menulis buku? Gimana caranya ya biar konsisten menulis?

Find Your Strong Why

Banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor utamanya adalah karena tidak adanya alasan yang kuat. Jadi sebelum menulis, kita perlu mencari tahu atau menemukan strong why ini dulu. Analoginya seperti kalau misalnya anak kita atau adik kita sedang butuh uang untuk bayar uang sekolah, sementara kita belum punya uang. Kita tentu akan mencari solusi dengan berbagai cara. Sesusah apa pun pasti akan dilakukan karena kita punya alasan yang kuat untuk berusaha yaitu agar anak/adik bisa sekolah. Nah, begitu juga dalam hal menulis kalau kita punya alasan yang kuat maka kita akan mencari cara agar naskah selesai.

Gimana cara menemukan strong why? Caranya bisa dengan melakukan self coaching. Metode self coaching ini saya dapat ketika mengikuti pelatihan Self Transformation dari Siaware.

Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah…..

a. Apa yang membuat kita memilih menulis sebagai cara menjalankan tugas sebagai khalifah? Mengapa tidak memilih peran lainnya? Bukankah banyak potensi/peran lain yang juga baik untuk dikembangkan, tapi mengapa memilih menulis?
b. Mengapa perlu menulis?
c. Apa yang diharapkan dari menulis?
d. Risiko apa yang paling ditakutkan terjadi jika tidak menulis? Atau sebetulnya malah tidak ada risiko sama sekali jika tidak menulis?
e. Adakah orang atau sesuatu yang menghalangi untuk menulis?
f. Jika ada, apa yang akan dilakukan untuk menghadapi orang atau sesuatu itu? Apakah ketika ada yang menghalangi akan menyerah untuk menulis?
Note : Pastikan alasan dan apa yang kamu tulis tidak bertentangan dengan aturan Islam. Karena tulisan kita akan terbaca oleh banyak orang dan bisa mempengaruhi banyak orang juga. Jangan sampai tulisan kita malah menambah dosa kita dan orang lain. Jangan lupa untuk meminta perlindungan dan bimbingan ke Allah selama menulis. Semoga tulisan kita berkah, bisa menambah pahala, dan diampuni dosa-dosa akibat tulisan yang kita buat.

Cari Mentor/teman yang bisa mendukung

Saya dulu ingin menulis sejak kecil, tapi mulai diseriusin dikit sejak 2015. Namun, itu sebatas latihan menulis puisi dan cerpen. Belum yakin bisa nulis buku dan belum tahu caranya. Pernah mencoba menulis sendiri tapi selalu stuck karena memang nggak tahu tekniknya.

Alhamdulillah kalau kita punya niat kuat, Allah akan menunjukkan jalan kita untuk dapat mewujudkan keinginan. Tahun 2016, saya ikut pelatihan mentoring menulis online dari inspirator academy. Di pelatihan ini, saya dipandu mulai dari pra menulis (menentukan ide, membuat premis, outline, sampai proses menulis). Saya diminta untuk menulis 4 halaman A5 setiap hari dan akan diberi feedback. Proses menulisnya memang masih secara freewriting yang belum diedit typo dan keefektifan kalimat. Saat itu, targetnya adalah selesai menulis naskah dalam satu bulan. Sedangkan untuk mempercantik tulisan sampai enak dibaca itu perlu ilmu lain, banyak membaca dan latihan rutin.

Akhirnya naskah kasar sebanyak 75 A4 (sekitar 150 A5) selesai dalam satu bulan. Setelah selesai program, saya tetap mengedit dan menambah halaman. Alhamdulillah 2018 naskah Novel *Menanti Pagi* terbit via penerbit mayor. Jadi mencari mentor sangat penting.

Setelah ikut mentoring menulis online itu, untuk buku ke dua dan ketiga , saya tidak lagi ikut programnya tapi ilmu dan sistem yang ada membantu saya dalam menulis buku kedua dan ketiga secara mandiri.

Belajar tentang menulis dan banyak membaca

Naskah nggak selesai bisa jadi karena kita belum tahu teknik yang benar, nggak rajin membaca dan takut anggapan orang akan naskah kita. Nah, untuk itu perlu belajar cara menulis yang benar (kalimat efektif, kata baku dll). Banyak membaca bertujuan supaya banyak memori yang tersimpan di pikiran. Jadi pas menulis bisa otomatis keluar kata-katanya.

Punya Target/deadline yang jelas

Mengapa perlu punya target/deadline menulis yang jelas? Supaya kita lebih terencana untuk menyelesaikan naskah. Agar lebih mudah memahaminya, kita bisa menggunakan analogi manusia dengan ruangan kosong dalam sebuah permainan. Misalnya ada dua orang pemuda, sebut saja A dan B yang sama-sama sedang mengikuti sebuah permainan. Kedua pemuda tersebut dimasukkan ke dalam sebuah ruangan kosong terkunci yang berbeda dan masing-masing diminta untuk melakukan berbagai aktivitas. Setiap aktivitas yang berhasil diselesaikan akan menambah poin mereka. Pintu akan dibuka jika seluruh aktivitas selesai dikerjakan.

Namun, perbedaannya, pemuda A diberi tahu batas waktu pengerjaan tugas-tugas tersebut. Ia pun diberitahu bahwa ruangan akan segera terisi dan dipenuhi air jika waktu pengerjaan akan habis. Sedangkan pemuda B, tidak diberitahu bahwa ada batas waktu untuk mengerjakannya dan juga tidak diberi tahu bahwa air akan segera memenuhi ruangan ketika waktu akan habis. Alhasil pemuda A berusaha untuk menyelesaikan semua tugasnya dengan cepat dan tangkas. Tak ada waktu yang dipakai untuk bersantai. Sedangkan pemuda B melakukan tugasnya dengan baik, tetapi tidak bergegas. Ia akan terkaget-kaget ketika tiba-tiba ada air yang mulai masuk ke dalam ruangan sedangkan masih banyak tugas yang belum selesai. Namun sayang, waktu yang ada tidak lagi cukup untuk menyelesaikan tugas. Akhirnya yang ada adalah penyesalan.

Kondisi pemuda A bisa disamakan dengan orang yang sudah punya target menulis yang jelas. Dia tentu akan lebih semangat, lebih rajin karena tahu kapan batasnya. Sedangkan kondisi pemuda B bisa disamakan dengan orang yang belum punya target yang jelas.

Dalam membuat target perlu melihat juga kemampuan dan waktu teman-teman. Jangan terlalu ketat tapi jangan juga terlalu longgar.

Komitmen Untuk Konsisten Menulis

Ini hal yang paling penting. Seberapapun ilmu yang kamu punya. Seberapa banyak dukungan mentor dan teman-teman, kalau kamunya nggak disiplin, nggak kuat tekatnya, nggak komitmen untuk menulis maka naskah nggak pernah akan selesai. Menjadi penulis artinya kita menulis. Kalau nggak mulai menulis, tentu naskah nggak akan pernah selesai.

Bisa mencoba komitmen menulis tiap hari 1 halaman. Kalau belum bisa dan masih terasa sulit, coba komitmen menulis 5 halaman/minggu dan sebagainya (disesuaikan dengan kegiatan dan target yang teman buat).

Tahapan untuk membuat buku yaitu: 

Mencari Ide : ide itu seperti ikan di lautan. Banyak. Asalkan kita mau mancingnya.
Ide dapat diperoleh dari berbagai hal yaitu  kegelisahan, amarah, rasa senangm film, orang-orang sekitar, gambar-gambar dari sosial media, buku yang dibaca, curhatan orang, suara alam, profesi, ilmu yang didapat, hobi dan lain-lain. Jangan lupa langsung tulis ide kita di notes agar tidak hilang.

2) Menentukan jenis buku yang akan dibuat, fiksi atau nonfiksi beserta temanya.  Menulis Solo atau antologi cerpen.

3) Membuat outline (kerangka tulisan). Outline itu adalah rencana isi buka dari awal dan akhir yang dibuat sistematis dan detail.

4) Mulai dan disiplin untuk menulis