Berikut ini saya akan coba bahas mengenai bagaimana cara menghilangkan sifat baper dan sensitif yang berlebihan. Apakah sifat ini mengganggu? Apakah sifat ini negatif dan harus dihilangkan? Untuk menjawabnya simak penjelasan berikut ini.
Sifat baper atau bawa perasaan berasal dari rasa sensitivitas diri kita terhadap sesuatu. Banyak orang yang mengalaminya dan mengaku merasa terganggu dengan sifat ini. Tapi ada juga yang cenderung diam dan nyaman saja dengan sifatnya yang terlalu sensitif.
Penyebab orang menjadi sensitif ini bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi. Yang pasti sifat ini bukan lah bawaan dari lahir. Sifat ini ada karena lingkungan dimana dia bertumbuh.
Perasaan sensitif yang dimiliki seseorang bisa muncul karena pengalaman masa lalu yang menimbulkan trauma. Sehingga dia cukup aware atau peduli dengan kondisi yang ada di sekitarnya. Tentunya traumatis ini bisa menyebabkan orang menjadi lebih peka.
Baperan atau sensitif yang berlebihan dalam dunia psikologi sering disebut dengan Highly Sensitive Person (HSP). Tanda-tanda orang yang memiliki HSP ini cenderung lebih banyak memikirkan apa kata orang-orang, merasa orang memandang negatif dirinya, bahkan sampai pada anggapan bahwa dia harus menyenangkan semua orang.
Sebenarnya HSP sendiri tergolong normal karena setelah diteliti ada 15 – 20% orang di dunia yang mengalami HSP. Orang-orang ini biasanya lebih peka dan sadar terhadap kondisi emosional dirinya.
Terlepas dari baik dan buruknya sifat HSP ini, sesuatu yang berlebihan itu selalu tidak baik. Memang orang dengan HSP tinggi akan lebih memikirkan perasaan orang lain, terlalu memikirkan kehidupan orang lain. Namun pada titik tertentu juga bisa jadi berbahaya karena overthinking terhadap orang lain atau suatu kondisi. Lebih parahnya hal ini bisa memicu rasa cemas dan panik yang berlebihan sehingga secara perlahan akan membuat seseorang menjadi depresi ketika dia tidak bisa mengatasi perasaannya.
Ada 2 cara menghilangkan sifat baper dan sensitif berlebihan ini :
1. Bedakan mana yang lebih penting untuk hidup kita
Menurut Henry Manampiring dalam bukunya yang berjudul “Filosofi Teras” menjelaskan bahwa sifat baper atau sensitif berlebihan (HSP) ini sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Pada saat itu istilahnya lebih dikenal dengan Filsafat Stoicism atau STOA.
Dia menjelaskan bahwa selalu ada 2 pilihan orang dalam bereaksi terhadap sesuatu. Pilihannya adalah apakah kita akan merespon atau tidak.
Nah berkaitan dengan HSP ini contohnya ketika kita dapat omongan atau perlakuan dari luar, sebenarnya kita bisa memilih akan bereaksi seperti apa. Kita bisa memilih bereaksi dengan menanggapinya atau sebaliknya, kita tidak perduli sama sekali.
Mau memilih mendengarkan dan perduli atau sebaliknya itu bukan hal yang penting. Tapi yang penting adalah dampak ketika kita memilih pilihan dari reaksi kita. Ketika kita memilih untuk menanggapi yang berbahaya adalah bisa jadi kita terlalu perduli dengan sesuatu. Dan itu membuat kita terlalu perduli dengan banyak hal. Karena kita sudah memikirkannya secara berlebihan.
Hal ini bisa menjadi masalah dan bahaya buat diri orang-orang HSP. Karena hidupnya jadi nggak fokus. Dan terlalu perduli dengan banyak hal. Bisa jadi lama-lama menjadi mimpi buruk bagi orang-orang HSP.
Solusi atau cara mengatasinya adalah kita harus mengorbankan kepedulian kita terhadap hal-hal yang nggak penting. Mungkin di awal akan sulit bagi kita untuk menentukan apa yang penting atau tidak. Seolah semua orang itu penting buat kita.
Cara mengatasi orang yang baperan atau diri kita yang terlalu sensitif adalah temukan apa hal yang benar-benar penting untuk hidup kita, yaitu dengan menentukan tujuan hidup kita. Dan anggaplah sisanya nggak penting.
Cara ini juga menjadi tips menghilangkan rasa tersinggung. Seringkali kita merasa tersinggung dengan perkataan orang terhadap penampilan kita, dengan pekerjaan kita atau hal lainnya. Sadarilah apakah perkataan orang itu memiliki nilai bagi hidup kita. Jika tidak maka tidak perlu kita perdulikan.
Dan satu hal yang perlu diingat adalah tugas kita hidup di dunia ini bukan untuk menyenangkan semua orang. Kita tidak hidup untuk memenuhi ekspektasi semua orang.
2. Jadikan sifat baper atau sensitif itu menguntungkan
Menurut seorang ahli psikolog, Elaine Aaron, dalam bukunya yang juga berjudul Highly Sensitive Person, cara menghilangkan sifat baper atau sensitif berlebihan bisa dengan menjadikannya menguntungkan.
Memiliki tingkat sensitivitas tinggi tidak selamanya buruk. Malahan bisa dianggap menguntungkan ketika kita bisa menempatkan diri kapan harus lebih perduli dan lebih berempati.
Seperti yang dijelaskan sedikit di atas bahwa orang HSP akan lebih aware atau perduli dengan kondisi dirinya sendiri dan lingkungan di sekitar. Jadi dia bisa lebih peka menilai apakah seseorang nyaman berada di sampingnya, apakah seseorang bahagia memiliki relationship dengannya.
Keperdulian ini tidak banyak dimiliki orang. Karena lebih banyak orang yang cuek dan tidak perduli dengan sekitarnya. Nah, sifat tidak peka ini juga bisa berbahaya karena bisa jadi bom waktu bagi hubungannya dengan orang lain. Ketika dia tidak peka, tidak perduli, tidak bisa berempati dengan orang-orang di sekelilingnya.
Kunci bagaimana cara menghilangkan sifat baper dan sensitif yang berlebihan adalah bisa menempatkan diri dimana dan kapan kita harus menggunakan sifat itu. Karena sensitivitas yang kita miliki tidak selamanya buruk, hanya kapan kita harus aware atau tidak itu ada waktunya.
Dan ingatlah bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kebanyakan orang HSP atau yang kita sebut saat ini dengan orang baperan akan lebih banyak berpikir. Pada akhirnya malah memikirkan banyak hal dan jadinya nggak ngapa-ngapain.
Jika Anda masih kesulitan mengatasi baper yang dimiliki, saat ini banyak dibuka kelas online mentoring khusus untuk mengatasi diri sendiri. Di sana kita akan banyak mendapatkan self development yang penting dan berharga banget untuk diri kita.