Cerita Anak Islami Tentang Nabi

 

Membacakan cerita anak
islami tentang nabi sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk memberikan
pengetahuan tentang akhlak. Karena selain anak pun terhibur dengan kisah-kisahnya,
pesan yang ada dalam kisah nabi juga mengajarkan tentang kebaikan.

Selain itu, dalam bidang
agama bisa menambah iman dan takwa anak terhadap Allah SWT. Langsung saja simak cerita anak islami tentang nabi di bawah ini ya!

 

Cerita Anak Islami
Tentang Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah putra dari
Nabi Daud, yang kemudian mengambil alih kepemimpinan kerajaan setelah ayahnya
wafat. Dikisahkan Nabi Sulaiman merupakan seorang raja yang bijak dan adil
dalam memberikan sebuah keputusan pada suatu perkara.

Di samping itu, Nabi Sulaiman juga
diberi karunia yaitu mampu berdialog dengan hewan, seperti burung dan semut,
sekaligus menjadikannya pasukan. Selain hewan, pasukan Nabi Sulaiman juga
terdiri dari makhluk gaib seperti jin.

Alhasil, Nabi Sulaiman dikenal
sebagai raja untuk segala makhluk. Tidak hanya manusia, Allah SWT menjadikan
hewan dan makhluk gaib seperti jin tunduk pada Nabi Sulaiman. Hal ini
terkandung pada surat Al Anbiya ayat 82, di mana Allah SWT berfirman:

“Dan (Kami tundukkan pula
kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya
dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu; dan Kami yang memelihara mereka
itu.” (QS Al Anbiya ayat 82).

Nabi Sulaiman juga diberikan Allah
SWT mukjizat yang dapat menundukkan angin. Dengan angin tersebut, Nabi Sulaiman
dapat melakukan perjalanan dengan cepat. Ini diriwayatkan dalam Surat Saba ayat
12 :

“Dan Kami (tundukkan) angin
bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan
dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami
alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di
hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang
menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab
neraka yang apinya menyala-nyala.” (QS Saba ayat 12).

Nabi Sulaiman dan Ratu
Balqis

Suatu hari, Nabi Sulaiman
mengumpulkan bala tentaranya yang terdiri dari para jin, manusia, dan burung di
suatu tempat. Saat memeriksa kawanan burung, Nabi Sulaiman pun melihat burung
hud-hud tak ada di tempatnya.

“Mengapa aku tidak melihat
hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan
hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan
alasan yang jelas,” kata Nabi Sulaiman, dalam surat An-Naml ayat 20-21.

Dan dia memeriksa burung-burung,
lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang
tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras,
atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku
dengan alasan yang terang.” (An-Naml ayat 20-21)

Tidak lama kemudian, datanglah
burung hud-hud langsung memberi kabar dari Negeri Saba. Menurut informasi,
telah dijumpai seorang perempuan dengan singgasana yang besar bernama Ratu
Balqis. Hud-hud menyebut bahwa Ratu Balqis dan pengikutnya merupakan penyembah
matahari.

Mendengar hal tersebut, Nabi
Sulaiman tidak langsung percaya pada berita yang disampaikan. Nabi Sulaiman pun
memerintahkan burung hud-hud untuk membawa sebuah surat ke Negeri Saba.

Saat mendapati surat itu, Ratu
Balqis tampak terkejut dan kebingungan. Setelah mencermati dan memahami isi
surat itu, Ratu Balqis mengadakan pertemuan bersama dengan pasukannya untuk
membahas atau menanggapi surat Nabi Sulaiman. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam QS. An-Naml ayat 32-35.

Berkata dia (Balqis), “Hai
para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini), aku tidak pernah
memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).”
Mereka menjawab, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan
(juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada
di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan.”Dia
berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan hina penduduknya yang mulia; dan
demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim
utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang
dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.” (QS. An-Naml ayat 32-35)

Ratu Balqis lalu mengutus anak
buahnya untuk mengirimkan hadiah berupa harta benda yang berlimpah. Tentu saja
hadiah tersebut ditolak oleh Nabi Sulaiman dan mengancam akan berperang melawan
kerajaan Ratu Balqis jika sang ratu tidak kunjung datang.

Mengetahui Ratu Balqis memenuhi
permintaannya, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada para pembesarnya untuk
membawa istana Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman.

“Berkata Sulaiman, ‘Hai
pembesar-pembesar! Siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri?”

Permintaan Nabi Sulaiman ini
kemudian disambut oleh Ifrit dari golongan jin berkata bahwa ia sanggup membawa
singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman bangkit berdiri dari tempat duduknya.
Namun Nabi Sulaiman menginginkan yang lebih cepat.

Mendengar permintaan Nabi
Sulaiman, seorang yang mempunyai ilmu dari Al kitab, dan memiliki kekuatan
melebihi jin Ifrit berkata bahwa dia sanggup membawa singgasana itu sebelum
Nabi Sulaiman sempat mengedipkan mata.

Seketika, singgasana Ratu Balqis
terlihat di hadapan Nabi Sulaiman. Ketika Ratu Balqis tiba, dia dibuat
terkagum-kagum dengan kemewahan kerajaan Nabi Sulaiman. Peristiwa tersebut
membuat sang ratu menyadari kekurangannya dan memohon maaf atas kekhilafannya.
Ini menjadi momen berserah diri dia kepada Allah SWT.

 

Cerita Anak Islami Tentang Nabi Nuh

Nabi Nuh AS diutus oleh Allah SWT
untuk menyerukan tauhid pada Bani Rasib yang pada saat itu terjerumus ke dalam
kesyirikan, seperti menyembah berhala berupa patung-patung, melakukan
kemungkaran dan kemaksiatan.

Bani Rasib sendiri awalnya adalah
kaum yang beriman kepada Allah SWT. Di antara mereka ada lima laki-laki saleh
yang jadi panutan dan sangat dihormati oleh penduduk sekitar. Kelima orang
tersebut bernama Wadd, Suwaa’, Yaghut, Yauq, dan Nasr.

Suatu waktu kelimanya meninggal, orang-orang Bani Rasib merasa kehilangan,
sehingga mereka berinisiatif membuatkan patung atau berhala. Namun, semakin
lama, perlakuan Bani Rasib semakin menyimpang, yang menjadikan patung-patung
tersebut sesembahan. Bahkan, hingga beberapa generasi, mereka telah jauh dari
ajaran Allah SWT.

Nabi Nuh AS hidup di antara mereka untuk memberi peringatan supaya kembali
beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi, ajakan Nabi Nuh AS tidak membuahkan
hasil. Bahkan mereka semakin tenggelam pada kesesatan dan kesombongan.

Orang-orang Bani Rasib juga menghina dan mencemooh dakwah yang dilakukan oleh
Nabi Nuh AS dan pengikutnya yang beriman. Tantangan berdakwah Nabi Nuh AS makin
berat. Hingga akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat
bahtera atau kapal yang sangat besar.

Bahtera Nabi Nuh

Nabi Nuh AS senantiasa
mengembalikan segala sesuatu kepada Allah SWT. Dia bertawakal kepada Allah SWT
setelah berbagai upaya yang telah dilakukannya. Manusia hanya berusaha sekuat
kemampuan, sedangkan keberhasilan atau kegagalan kembali kepada Allah SWT.

Dakwah yang dilakukan Nabi Nuh AS,
baik secara terang-terangan maupun diam-diam tidak mendapat sambutan yang baik
dari penduduk Bani Rasib. Bahkan, mereka mengejek dan menghina Nabi Nuh AS
sebagai seorang pendusta.

Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat bahtera untuk
mengangkut orang yang beriman beserta sepasang hewan. Allah SWT menyebut
orang-orang yang tidak beriman tersebut akan ditenggelamkan.

Hal ini dijelaskan dalam sejumlah surat di Al-Qur’an, salah satunya dalam surat
Yunus ayat 73, di mana Allah SWT berfirman:

“Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang
yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan
dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
perhatikanlah bagaimana kesesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu (QS.
Yunus (10): 73).”

Atas perintah itu, Nabi Nuh AS mengumpulkan pengikutnya dan bahu membahu untuk
membuat bahtera dari kayu sepanjang hari dalam beberapa tahun. Selama proses
pembuatan bahtera, kerja keras Nabi Nuh AS dan pengikutnya ini juga mendapat
cemooh dari orang-orang Bani Rasib, yang enggan untuk beriman.

Setelah bahtera itu selesai dibuat dan tanda banjir besar bakal datang, Nabi
Nuh AS memerintahkan pengikutnya untuk naik ke kapal. Tak lama kemudian, langit
semakin mendung, hujan pun turun dengan lebat disertai dengan kilat dan angin
kencang. Perlahan, air bah pun mulai menenggelamkan daratan hingga membinasakan
penduduk Bani Rasib yang ikut tenggelam dengan kekufuran, termasuk istri dan
anaknya yang durhaka.

Sebelum peristiwa tersebut terjadi, Nabi Nuh AS sempat mengajak istri dan
putranya yang durhaka untuk naik ke bahtera, namun mereka menolak. Nabi Nuh AS
pun meminta ampun kepada Allah dan mengiklashkan keluarganya masuk dalam
golongan kafir. Sementara setelah air surut, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh
untuk turun dan memulai kehidupan baru.

Dari kisah Nabi Nuh AS, kamu bisa mengajarkan kepada buah hati tentang
kesabaran dan keteguhan Nabi Nuh AS dalam beribadah kepada Allah SWT. Selain
itu, janji Allah adalah benar dan akan menyelamatkan umatnya yang bertakwa.



 

Cerita Anak Islami Tentang Nabi Ishaq

Nabi Ishaq As adalah adik dari Nabi Ismail As dan
keduanya merupakan putra dari Nabi Ibrahim dari ibu yang berbeda. Kehadiran
Ishaq pun benar-benar tak disangka karena saat ia lahir, sang ayah, Nabi
Ibrahim dan ibunya yang bernama Sarah sudah berusia lanjut.

Selama
bertahun-tahun Nabi Ibrahim dan istrinya pertamanya Sarah menanti kehadiran
buah hati. Ketika Nabi Ibrahim dengan istrinya yang bernama Hajar sudah
memiliki anak bernama Ismail, istri pertamanya belum memiliki keturunan.
 Setelah usia keduanya tak muda lagi, Allah memberi karunia seorang
putra yang bernama Ishaq. 

Diceritakan
penulis 365 Days with The Quran, Saniyasnain Khan bahwa pada
suatu hari para malaikat memanggil Nabi Ibrahim dan mengatakan kepadanya jika
istri pertamanya, Sarah akan segera melahirkan seorang putra. Mendengar
perkataan malaikat, Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah sangat bahagia. 

“Sarah
tak percaya mendengarnya! Tapi Allah memberkati mereka dengan seorang putra diusia
tua.  Mereka menamai putra mereka Ishaq yang kelak juga akan menjadi
Nabi,” tulis Khan.

Nabi Ishaq
adalah anak bungsu dari Nabi Ibrahim dan Sarah. Beliau adalah adik dari Nabi
Ismail yang  tinggal di Palestina. Nabi Ishaq juga merupakan nenek moyang
dari garis nabi mulai dari Nabi Yaqub dan diakhiri dengan Nabi Isa.

“Kelahiran
Nabi Ishaq disampaikan para malaikat kepada Nabi Ibrahim ketika sedang
dalam perjalanan untuk menghancurkan umat Nabi Luth, karena dosa-dosa
mereka,” jelas Khan. 

Kelahiran
Nabi Ishaq pun dianggap sebagai sebuah anugerah yang diberikan Allah
kepada Nabi Ibrahim. Itu merupakan hadiah untuk menunjukkan keimanannya kepada
Allah yang telah bersedia untuk mengorbankan putra satu-satunya, Nabi Ismail,
atas perintah Allah. 

Dikutip
dari Migo & Ali Love For The Prophet, diceritakan suatu
hari, ketika Ibrahim As sedang duduk memikirkan segala sesuatu yang telah Allah
berikan kepadanya, tiga malaikat menghampirinya. Nabi Ibrahim tidak tahu bahwa
mereka adalah malaikat. 

Pada saat
itu, Nabi Ibrahim meminta ketiganya bertamu ke rumahnya dan menikmati sejumlah
makanan. Nabi Ibrahim As memang selalu memuliakan tamu dan juga orang
yang dermawan. Bahkan, Nabi Ibrahim datang membawa anak sapi yang gemuk yang
telah dipanggang serta menghidangkannya kepada ketiga tamunya, tetapi mereka
tidak makan dan juga tidak minum jamuan yang telah dia hidangkan tersebut.

Karena
ketiga tamunya itu tidak mau makan, Nabi Ibrahim mulai khawatir. Nabi Ibrahim
berpikir ketiganya itu orang yang ingin menyakitinya. 

Namun,
malaikat menjelaskan kepada Nabi Ibrahim untuk tidak khawatir. Serta mengatakan
bahwa ketiganya adalah malaikat, yang datang untuk memberitahu Nabi Ibrahim dan
istrinya, Sarah, akan memiliki bayi.

Mendengar itu semua, Nabi Ibrahim dan Sarah
kaget karena keduanya sudah sangat tua. Sarah berpikir bahwa bagaimana
dirinya bisa melahirkan ketika itu usianya 90 tahun, sedangkan suaminya juga
sudah lanjut usia.

Bagaimana menurut kamu cerita anak islami tentang
nabi di atas? Banyak kisah islami lainnya yang bisa kamu bacakan untuk anak
sebelum tidur di sini. Semoga bermanfaat.

 

Source :

https://www.haibunda.com/parenting/20201203161934-61-178886/kisah-nabi-ishaq-anak-nabi-ibrahim-yang-lahir-saat-istrinya-berusia-90-tahun

https://www.haibunda.com/parenting/20201109205953-61-172462/ajari-anak-meneladani-kisah-nabi-sulaiman-raja-yang-bijaksana-adil

https://www.haibunda.com/parenting/20201103103153-61-170953/kisah-nabi-nuh-dan-ketakwaannya-yang-bisa-diajarkan-ke-anak