Cerita Inspiratif Islami Untuk Remaja

Sebagai pemuda dan pemudi umat Muslim masa kini meski dunia
telah jauh berkembang tapi tetaplah istiqomah dalam ketaatan. Seperti beberapa cerita
inspiratif islami untuk remaja berikut ini yang bisa menginspirasi harimu.

Cerita Inspiratif Islami Untuk Remaja : Pemuda dan Pria
Tua

Seorang pria agak sedikit tua menggunakan baju lusuh masuk
kedalam sebuah toko megah dan mewah. Dari bajunya kelihatan kalau pria tersebut
seorang fakir.

Para pengunjung memandang rendah dengan pandangan aneh terhadap
pria tersebut, tetapi tidak dengan pemilik toko, seorang pebisnis yang masih
remaja dan sudah matang.

Pemilik sangat ramah dan mendatangi pria tua tersebut dan
menanyakan perihal apa yang pria tua itu cari.

Ternyata pria tua itu mencari selimut untuk dia dan anak-anaknya
akan tetapi dia hanya membawa uang seadanya.

Pria tua itu meminta selimut yang tidak terlalu bagus hanya
untuk melindungi anak-anaknya dari kedinginan.

Namun pemilik toko memberikannya selimut yang sangat bagus dan
tentunya tidak murah. Pemilik toko menyebutkan harganya pas dengan uang yang
pria itu bawa.

Lalu kemudian pria itu pulang dengan keadaan yang sangat
gembira.

Sontak para pengunjung toko yang mengetahui harga sebenarnya
selimut itu merasa heran dan bertanya:

“Kemarin kau jual kepadaku selimut itu dengan harga yang mahal,
tetapi hari ini kau menjualnya dengan sangat murah? Tanya salah seorang
pengunjung.

Pemilik toko menjawab:

“Memang selimut itu harganya mahal, aku menjual kepadamu dengan
harga yang pas, tetapi kemarin aku berdagang dengan manusia, dan hari ini aku
berdagang dengan Allah.”

Pemuda remaja pemilik toko sengaja tidak memberikan langsung
selimut agar menjaga harga diri pria tua itu, agar dia seolah tidak sedang
menerima sedekah hingga merasa malu.

Pemuda remaja pemilik toko itu berharap pria tua tadi dan
anak-anaknya terhindar dari cuaca dingin yang sebentar lagi datang.

Dan dia pun berharap Allah menghindarkan dia dan keluarganya
dari panasnya siksa api neraka.

Dalam bersedekah pun kita juga harus menjaga perasaan orang yang kita beri. Cerita inspiratif islami untuk remaja di atas memberikan contoh bagi kita kaum muda agar lebih peduli terhadap orang lain, meski niat kita untuk bertransaksi dengan Allah. 

 

Cerita Inspiratif Islami Untuk Remaja : Menjaga Diri Agar
Istiqomah

Mungkin sedikit orang yang menyadari bahwa istiqomah dalam
ketaatan adalah salah satu bentuk dakwah, orang-orang memahami bahwa dakwah
hanyalah penyampaian dalam bentuk lisan, tulisan, atau pelajaran.

Penulis pernah mendengar salah seorang da’i menyampaikan sebuah
kisah tatkala ia berada di Amerika. Da’i ini adalah seorang yang berasal dari
Arab Saudi. Tatkala dia ke Amerika dan menjadi pemateri di sebuah pertemuan tak
disangka ada seorang pemateri juga berasal dari Arab Saudi namun sudah 40 tahun
tinggal di Amerika. Tatkala ia melihat da’i ini, ia pun merasa malu dengan
penampilan sang da’i yang sesuai dengan latar belakang Arabnya; memakai jubah
dan mengenakan gurtah. Lalu ia menegur sang da’i untuk mengganti apa yang ia
pakai karena itu terkesan kuno dan terbelakang, beda dengan penampilannya. Sang
da’i tidak menanggapi serius perkataannya.

Yang mengagetkan adalah saat orang Arab Saudi –Amerika ini melihat
sang da’i menunaikan shalat di sela-sela break acara. Ia mulai
terenyuh dan mengingat kembali siapakah dia ini sebenarnya. Ketika masjid atau
tempat shalat sepi, ia masuk ke dalamnya dan menunaikan shalat sambil menangis
tersedu-sedu. Sehabis shalat sang da’i menanyakan apa yang terjadi padanya. Ia
menjawab sudah 40 tahun ini aku tidak shalat, dan aku baru teringat akan hal
itu ketika melihatmu menunaikan shalat.

Itulah istiqomah dan itulah dakwah, istiqomah dalam ketaatan itu
bisa menginspirasi pelaku dosa untuk bertaubat dan berhenti dari perbuatan
dosanya.

Dimanapun kita berada hendaknya selalu taat mengikuti ajaran yang kita anut, yaitu Islam. Cerita inspiratif islami untuk remaja di atas mengajarkan kepada kita agar selalu istiqomah di jalan-Nya.

Cerita Inspiratif Islami Untuk Remaja : Menjadi Wanita
Shalehah Karena Nasihat Seorang Pemuda

Dari Ahmad bin Said dari bapaknya, ia berkisah:

Di Kufah terdapat seorang pemuda yang rajin beribadah. Ia selalu
ke masjid, tidak pernah tidak. Ia juga seorang yang tampan dan baik. Lalu ada
seorang gadis cantik dan cerdas jatuh hati padanya. Selang berapa lama, suatu
hari gadis itu berdiri di jalan yang biasa dilewati pemuda menuju masjid.

Gadis itu berkata (untuk merayunya), “Dengarkanlah ucapanku,
kemudian setelah itu terserah kamu.” Pemuda itu berlalu tanpa sepatah kata
keluar dari mulutnya. Sewaktu pemuda itu pulang dari masjid, wanita tersebut
masih berdiri di tempatnya, dia berkata, “Wahai fulan, dengarkanlah ucapanku.”
Pemuda itu serba salah, lalu ia pun menjawab, “Ini adalah perbuatan yang bisa
mendatangkan prasangka buruk. Sementara aku tidak menyukai hal itu.”

Gadis itu berkata, “Demi Allah, tidaklah aku berdiri di sini
karena ketidaktahuanku tentang dirimu. Na’udzubillah, kalau orang-orang melihat
seperti itu dariku. Yang membuatku berani dalam urusan ini adalah pengetahuanku
bahwa sedikit dari hal ini menurut orang-orang adalah banyak, dan kalian para
ahli ibadah dalam urusan ini bisa berubah oleh sesuatu yang remeh. Yang ingin
aku katakan kepadamu adalah anggota tubuhku selalu tertuju padamu. Maka Allah…
Allah pertimbangkanlah urusanku dan urusanmu.”

Maksud gadis ini ia telah lama memperhatikan sang pemuda oleh
karena itu ia katakan tujuannya berdiri di jalan tersebut karena tahu dan kagum
kepada sang pemuda. Ia berani merayu sang pemuda walaupun orang-orang shaleh
seperti pemuda ini menganggap besar dosa-dosa yang diremehkan orang, namun
tidak jarang mereka juga tergelincir oleh wanita, gadis itu berkata, “kalian
ahli ibadah bisa berubah karena urusan yang remeh.”

Pemuda itu pulang dan hendak menunaikah shalat (sunah pen.)
di rumah, namun ia tidak bisa melakukannya karena pikirannya terganggu. Lalu ia
menulis dan keluar dari rumahnya. Ternyata sang wanita masih berdiri di tempatnya,
sang pemuda pun memberikan apa yang ia tulis kepada wanita tersebut, lalu
kembali lagi ke rumah.

Tulisan itu berisi, “Bismillahirrahmanirrahim.. ketahuilah wahai
Fulanah, jika ada seorang muslim yang bermaksiat kepada-Nya, maka Dia
menutupinya. Jika dia mengulanginya maka Allah tetap menutupinya. Tetapi jika
ia telah memakai pakaian kemaksiatan, maka Allah ‘Azza wa Jalla murka
dengan kemurkaan dimana langit, bumi, gunung, pohon, dan hewan-hewan tidak
kuasa menanggungnya. Siapa yang kuat menanggung murka-Nya?

Jika apa yang kamu sebutkan itu suatu kebatilan, maka aku
mengingatkanmu akan suatu hari ketika langit seperti luluhan perak dan
gunung-gunung seperti kapas. Umat manusia berlutut di hadapan Allah Yang Maha
Besar lagi Maha Agung. Demi Allah, aku sendiri tidak mampu menyelamatkan diriku,
lalu bagaimana mungkin aku mampu menyelamatkan orang lain saat itu? Jika apa
yang kamu sebutkan itu benar (ingin mengobati luka), maka akan kutunjukkan kamu
kepada dokter yang mampu mengobati luka yang perih dan rasa sakit yang pedih,
Dia adalah Allah Rabbul ‘alamin. Kepada-Nya lah kamu harus berlari
dengan permohonan yang benar. Aku sendiri telah sibuk –tak sempat memikirkanmu-
karena firman Allah :

“Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat)
ketika hati menyesak sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan.
Orang-orang zalim tidak menyukai teman setia seorang pun dan tidak (pula)
mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Dia mengetahui
(pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Dan Allah menghukum
dengan keadilan. Dan sembahan-semabahan yang mereka sembah selain Allah tiada
dapat menghukum dengan sesuatu apa pun. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS. Al-Mukmin: 18-20).
Adakah tempat berlari
dari ayat ini?

Beberapa hari kemudian gadis itu kembali berdiri di jalan yang
dilewati pemuda itu. Tatkala si pemuda itu melihatnya dari jauh, ia pun hendak
kembali supaya tidak melihatnya. Tetapi gadis itu berkata, “Wahai pemuda,
jangan kembali. Karena tidak ada pertemuan setelah ini, kecuali di hadapan
Allah ‘Azza wa Jalla.” Lalu dia menangis dengan keras. Gadis itu
berkata, “Aku memohon kepada Allah dimana kunci hatimu berada di tangan-Nya
agar memudahkan urusanmu yang sulit.” Kemudian gadis itu mengikutinya dan
berkata, “Bermurah hatilah kepadaku dengan nasihat yang bisa aku bawa.
Berikanlah wasiat kepadaku yang bisa aku kerjakan.”

Pemuda itu berkata, “Bertakwalah kepada Allah, jagalah dirimu,
ingatlah firman Allah, ‘Dan Dia-lah yang menidurkanmu di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari’ (QS. Al-An’am: 60)
.

Gadis itu tertunduk, dia menangis lebih keras dari tangisannya
yang pertama. Setelah itu dia tidak keluar rumah, dia bersungguh-sungguh
beribadah. Dia tetap seperti itu hingga meninggal dalam kesedihan, menyesali
dosa-dosanya selama ini. Di kemudian hari, pemuda itu teringat akan sang gadis,
ia pun bersedih karena kasihan kepadanya.

Menurut penilaian kita, wanita itu tidak meraih apa-apa dari orang
yang dicintainya, tetapi dia meraih sesuatu yang lebih utama dari dunia dan
seisinya, ia menemukan jalan yang baik dan amal yang shaleh. Karenanya Allah
memberi wanita tersebut taufik untuk bertaubat dan memudahkannya untuk
beribadah. Semoga di akhirat dia meraih apa yang diinginkannya dan berkumpul
dengan orang yang dicintainya.

 

Seorang
pemuda yang shaleh, menginspirasi seorang wanita yang hidupnya dipenuhi
kelalaian dan jauh dari nila-nilai ketaatan kepada Allah seperti kisah
inspiratif di atas adalah bukti bahwa pemuda yang menjaga dirinya agar tetap istiqomah
justru menyelamatkan dirinya dan orang lain. Wanita itu pun menemukan jalan
Ilahi. 

Usia muda atau remaja bukanlah tidak boleh salah. Kita masih bisa mencoba banyak hal tanpa melanggar apa yang sudah ditentukan. Cerita inspiratif islami untuk remaja sebagai kaum muda taqwa menjadi kunci untuk terus hidup di jalan-Nya.

Ketiga
cerita inspiratif islami untuk remaja di atas semoga bisa memberikan motivasi
bagi kehidupanmu. Simak juga kisah inspiratif islami lainnya di sini.
Referensi
Cerita :

https://kisahmuslim.com/3651-menjadi-wanita-shalehah-karena-nasihat-seorang-pemuda.html