Cerita Inspiratif Pengalaman Pribadi

 

Cerita
inspiratif pengalaman pribadi memang selalu berbeda dengan cerita lainnya.
Karena pengalaman pribadi sebagai sumber cerita kemudian menguatkannya.

Pengalaman
pribadi yang dialami setiap orang sangat mungkin berbeda-beda. Pengalaman
berbeda-beda itu bisa menjadi satu inspirasi atau pembelajaran untuk yang lain.

 

Cerita
Inspiratif Pengalaman Pribadi Lebih Menarik

Apa
yang dialami setiap orang bisa menunjukkan peristiwa atau pencapaian tertentu
yang memiliki makna dibaliknya. Oleh karena itu, cerita pribadi yang dikemas
dalam cerita inspiratif bisa menjadi sebuah cerita yang dekat dengan kenyataan
yang terjadi.

Berikut
ini saya hadirkan beberapa contoh cerita inspiratif pengalaman pribadi favorit.
Harapannya contoh cerita-cerita berikut ini bisa menjadi referensi yang bisa
pembaca gunakan berdasarkan keinginannya yang tentunya juga bermanfaat dalam
menebar kebaikan melalui cerita.

 

Contoh Cerita
Inspiratif Pengalaman Pribadi

Kisah Inspiratif Lingkungan

Hai, kami adalah penduduk dari
kampung jati. Kampung kami tidak terlalu besar, penduduknya sangat sedikit,
tetapi sangat indah, nyaman dan asri. Kampung kami dinamakan Kampung Jati
karena disini terdapat banyak sekali kebun jati yang menaungi rumah rumah kami.
Setiap sore anak-anak kecil di Kampung Jati selalu bermain bersama, tertawa dengan
gembira, berlarian di sekitar rumah kami.

Suatu hari, ada sekelompok orang
berbadan besar yang dengan kasar menebang seluruh pohon jati kami. Penebangan
itu berlangsung sekitar 2 minggu, kami tidak sanggup mencegah mereka yang
tampangnya sangat seram itu. Setelah semua pohon sudah tertebang, mereka
tinggalkan kami begitu saja, tidak memberikan sepeser uangpun pada kami.

Kami sangat sedih melihat kondisi
kampung yang sudah tak pantas lagi disebut Kampung Jati. Anak-anak sudah tidak
bisa lagi bermain dengan gembira. Kami merindukan pohon-pohon yang bisa
menyejukkan kampung kami.

Hari demi hari kesedihan sudah
semakin pudar. Tiba tiba kami melihat sekelompok anak muda yang gagah dan
tampan masuk ke kampung kami. Rasa trauma masih ada pada diri kami, saling
bertanya dalam hati “mau apa mereka kesini? Apa lagi yang mau diambil dari
kampung kami”. Namun rupanya prasangka kami salah.

Sekelompok anak muda tersebut
sangat sopan dan baik kepada kami. Rupanya mereka merupakan kumpulan anak muda
peduli lingkungan. Mereka bertanya kepada kami apa yang sudah terjadi. Kami
menjelaskan dengan sangat detail, kemudian mereka ikut prihatin dengan keadaan
kami.

Akhirnya mereka mau membantu kami
untuk kembali menghijaukan Kampung Jati. Keesokan harinya kami mulai kerja
bakti menanam lagi benih-benih pohon jati dan pohon-pohon lainnya. Kami sangat
berterimakasih kepada mereka karena sudah peduli dan mau membantu kami.

 

Pandangan Pertama

Pertama
sekali cinta itu memang benar-benar menakjubkan. Aku merasakannya. Saat
pandangan pertama. Mata perempuan itu mampu membuat kedamaian tersendiri di
dalam hatiku.

Aku
mengajaknya berkenalan. Namanya indah sekali. Suaranya. Sampai raut wajahnya
dari dekat. Aku langsung saja jatuh cinta. Cinta yang berbeda sari yang pernah
kurasakan sebelumnya.

Dinding-dinding
kampus dan pepohonan yang mengitari seakan menjadi saksi bisu. Pandangan
pertama itu mampu membuatku susah tidur di malam-malam berikutnya. Aku ingin
sekali menjadi kekasihnya. Menjadi pendamping hidupnya. Menjadi seseorang yang
pantas untuk bersanding dan membahagiakannya.

Hari-hariku
seketika berubah. Aku sering sekali mencari waktu untuk bisa berlama-lama
dengannya. Bersama dia, suasana langit yang mendung atau panas selalu menjadi
cuaca yang membahagiakan perasaanku.

Begitu
terus. Selalu penuh kebahagiaan dan kegalauan yang terjadi dalam satu waktu.
Semua bermula sejak pandangan pertama itu.

 

Di
Puncak Gunung, Menjadi Manusia

Kami
berlima menaiki gunung tertinggi itu sejak pukul Empat Sore. Suasana di pos
keberangkatan sudah menggigilkan kami.

Terjal
jalan setapak yang menjulang kami lalui dengan perjuangan yang begitu berat.
tak jarang setelah beberapa langkah kami harus beristirahat sejenak. Jalanannya
begitu terjal dan beberapa barang yang kita bawa juga berat sekali.

Temanku
mengatakan kalau tubuhnya terasa dingin dan kepalanya pusing. Padahal kami baru
saja berjalan belum sampai di pos satu.

Segera
saja kami mencari obat yang saat itu juga bisa untuk digunakan. Langsung saja obat
makan dan cair yang diperuntukkan untuk kepala pusing dan kedinginan dilahap
langsung olehnya.

Kami
beristirahat di bawah rimbun pohon pinus menjulang itu sekitar satu jam.
Tubuhnya kemudian merasa sedikit baikan. Kami melanjutkan perjalanan.

Hari
mulai gelap. Kami menyalakan senter masing-masing. Kabut juga sudah mulai
menebal yang semakin membuat beratnya perjalanan kita. Kami berusaha menjaga
jarak agar tetap dekat dan tidak berjauhan. Begitu terus. Sampai kami melewati
pos-pos yang menjadi penanda perjalanan menuju puncak sudah semakin dekat.

Tepat
pukul Empat pagi. Ketika hari hampir subuh. Kita sudah melihat bahwa puncak
sudah cukup terlihat. Kami semakin bersemangat.

Badan
kami memang sudah mulai melemas. Begitu juga rasa pegal di sekujur tubuh kami. Belum
lagi perasaan mengingat susah dan terjalnya perjalanan selama kurang lebih dua
belas jam sejak dari keberangkatan.

Kami
tiba di puncak saat matahari mulai cukup terlihat meganya di kejauhan. Artinya
kita cukup tepat waktu. Sebentar lagi kita akan menyaksikan salah satu
peristiwa terbaik di muka bumi ini. Peristiwa itu adalah menyaksikan matahari
terbit dari puncak gunung.

Kami
semua terpana bercampur perasaan haru. Cahaya kuning, jingga, dan kegelapan
yang mulai memudar memberikan suasana yang begitu magis.

Kabut
yang menebal dan awan yang membumbung terlihat menggelombang di bawah cahaya
itu. Indah sekali. Benar-benar indah dari apa yang pernah kami saksikan sebelumnya.

Di
puncak gunung ini, perasaan sebagai manusia sami rasakan dengan begitu khidmat.
Kami begitu kecil di hadapan kuasa alam. Kuasa ciptaan Tuhan. Kita memang harus
senantiasa menjaga dan melestarikannya. Memaknai besar perasaan ini. Perasaan
menjadi manusia.

 

Si Kecil yang Tetap
Bersinar Harapannya

Namanya
Tina. Usianya masih belia. Ia duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Ia
termasuk yang selamat saat peristiwa naas itu terjadi. Tepatnya lima hari yang
lalu. Longsor telah menyapu bersih desanya.

Ia
termasuk yang selalu terlihat ceria diantara teman-temannya yang lain. Namun
tak jarang ia juga begitu terlihat murung. Sesekali dalam kemurungan dan
kesendiriannya itu air matanya terlihat beberapa kali menetes.

Aku
dan tim relawan bencana tiba sejak dua hari yang lalu. Kami memang tim yang
ditugaskan untuk menjadi relawan yang merespon anak-anak. Mengajaknya bermain
dan belajar bersama.

Semacam
memberi semangat dan motivasi ditengah situasi bencana ini. Sesekali diluar jadwal
rutin harian dari pagi ke siang, kami masih bercanda dan bercerita bersama
anak-anak itu. Beberapa hari kemudian kami mulai ingat dan akrab nama-namanya.

Tina
menceritakan ibunya meninggal dalam peristiwa bencana itu. Ayah dan dirinya
selamat karena di petang maghrib itu mereka berdua sedang di luar sedangkan
ibunya berdiam di rumah.

Matanya
berkaca-kaca menceritakan itu. Aku lalu mencoba menghiburnya. Ia tertawa
kembali. Keceriaannya memang begitu menyenangkan.

Saat
aku menanyakan apa cita-citanya, ia menjawab dengan yakin ingin menjadi koki.
Lalu aku menanyakan alasannya. Ia menjawab karena ibunya pandai memasak dan ia
ingin menjadi seperti ibunya.

Sambal
dan sayur lodeh buatan ibu sungguh enak sekali, sayang sekali masnya belum
pernah mencoba ya. Tina begitu santai dan mantap menceritakan itu. Kali ini
giliran mataku yang mulai berkaca-kaca.

 

Kematian
Oscar dan Oslo

Kami
benar-benar dibuat bersedih. Padahal belum genap tiga bulan kami bergembira dan
berceria bersama. Keberadaan mereka berdua sudah seperti melengkapi apa yang
belum terlengkapi sebelumnya.

Oslo
dan Oscar keduanya berwajah lucu. Jalannya pelan. Dan cukup menyenangkan untuk
melihatnya bermain sendiri. Kami bahkan berharap bisa menjadi seperti keluarga
bersama-sama. Sayangnya, tangan takdir lebih kuasa dari apa yang pernah kami
harapkan.

Kami
berdua juga boleh dibilang rutin dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mulai
dari makan dan yang lain-lain. Kami memang memiliki kesibukan lain.

Jadi
kami seringkali dibuat kepikiran pada Oscar dan Oslo apakah mereka sehat atau
tidak, apakah makanannya sudah ia makan atau belum.

Kami
beberapa hari memiliki agenda yang cukup sibuk sehingga Oscar dan Oslo kami
titipkan ke tetangga. Kami ada kegiatan kesenian yang cukup menguras banyak
energi.

Namun
di tengah padatnya jadwal itu, kami juga sesekali mengingat Oscar dan Oslo. Sekembalinya
kami dari kesibukan beberapa hari, kami masih mendapati Oscar dan Oslo terlihat
sehat dan baik-baik saja. Keesokan harinya hal itu terjadi begitu cepat.
Selamat jalan Oscar dan Oslo. Kura-kura tercinta kami.

Kesimpulan
Cerita Inspiratif Pengalaman Pribadi

Bagaimana
cerita-cerita inspiratif di atas? Menarik kan?

Kamu
pun bisa membuatnya dengan belajar cara menyusun cerita inspiratif. Cerita inspiratif
pengalaman pribadi lebih menarik dan juga lebih mudah dibuat karena berdasarkan
pengalaman diri sendiri. Sehingga mudah untuk menuangkannya dalam bentuk
tulisan.

 

Source
:

https://www.uniqpost.com/cerita-pendek-pengalaman-pribadi/

https://www.mapel.id/contoh-teks-inspiratif/