3 Cerita Inspiratif Tentang Kehidupan yang Penuh Makna

 

Kehidupan
seseorang memang tak bisa disamakan dengan kehidupan orang lainnya. Namun ada
satu hal yang bisa selalu dipelajari dari pengalaman seseorang, yaitu nilai
kehidupan. Cerita inspiratif tentang kehidupan kali ini datang dari 3 cerita
yang akan menyentuh hatimu.

Cerita
inspiratif tentang kehidupan bisa kita dapatkan dari pengalaman hidup siapa
saja. Tidak harus dari orang baik agar mendapatkan nilai kehidupan yang baik.
Orang yang sempat berlaku kurang baik pun pasti di dalam hatinya pernah punya kebaikan
yang mungkin dia abaikan.

Jadi
selalu memaknai setiap peristiwa adalah kunci dalam memetik nilai kehidupan
yang baik. Simak cerita inspiratif tentang kehidupan berikut ini :

 

Cerita Inspiratif Tentang
Kehidupan : Berhati-hati dalam Berbicara

Di kepulauan Salomon
yang berada di daerah Pasifik, ada cara unik yang dilakukan oleh penduduk
setempat jika tidak bisa memotong sebuah pohon dengan kapak. Jika pohon terlalu
besar untuk dipotong dengan kapak, para penduduk setempat akan memaki-maki
pohon tersebut.

Seseorang yang
memiliki kekuatan khusus akan memaki pohon itu dari pagi hingga senja, selama
tiga puluh hari. Maka akhirnya pohon itu akan mati dan roboh dengan sendirinya.
Menurut para penduduk, hal ini selalu berhasil. Secara teori mereka membunuh
roh pohon tersebut.

Bagaimana efek
perkataan pada sebuah pohon? Jika pohon saja bisa mati karena dikutuki. Apalagi
manusia yang punya perasaan. Seperti banyak orang berteriak dan memaki kerabat
dan teman-temannya. Tidak sedikit orang yang kehilangan kesabaran ketika di jalan
dan memaki pengendara lain. Atau ketika putus dengan kekasihnya memaki-maki
mantan pacarnya.

Atau mengutuk
temannya karena kalah bersaing didalam pertandingan olah raga. Berteriak
mengatakan perkataan buruk. Atau mencemooh musuhnya dengan makian yang
menyakitkan .

Tapi semua itu adalah
pilihan dalam kehidupan ini. Bahwa dari mulut Anda bisa keluar berkat dan
kutuk. Untuk itu pilihlah mengatakan berkat, karena perkataanmu berkuasa.
Jangan sampai Anda membunuh roh orang-orang yang Anda kasihi, atau musuh-musuh
Anda. Atau malah orang yang tidak Anda kenal dengan perkataan-perkataan yang
buruk. Karena ada pepatah mengatakan “mulutmu, harimaumu.”

Karena itu mari Anda
ucapkan kata-kata yang membangun, yang menghidupkan dan memberkati orang lain.
Berarti Anda menanam berkat. Kemudian Anda akan menabur berkat. Akhirnya hasil
itu juga yang akan Anda tuai, bukan?

Jadi dalam kehidupan
janganlah ada perkataan kutuk keluar dari mulut Anda. Berhati-hatilah dalam
berkomunikasi. Pakailah perkataan yang baik dalam kehidupan dan pergaulan Anda.
Supaya hidup dapat berjalan cerah, penuh kasih dan rasa syukur. Akhirnya Anda
terima berkat. Kelak pasti jadi tuaian dan panen indah bagi hidup Anda.

 

Cerita Inspiratif Tentang Kehidupan : Belajar Ikhlas Melepaskan

Di suatu hutan
hiduplah sekelompok monyet. Pada suatu hari, tatkala mereka tengah bermain,
tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher panjang dan sempit yang bagian
bawahnya tertanam di tanah. Di dasar toples itu ada kacang yang sudah dibubuhi
dengan aroma yang disukai monyet. Rupanya toples itu adalah perangkap yang
ditaruh di sana oleh seorang pemburu.

Salah seekor monyet
muda mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil
kacang-kacang tersebut. Akan tetapi tangannya yang terkepal menggenggam kacang
tidak dapat dikeluarkan dari sana. Karena kepalan tangannya lebih besar
daripada ukuran leher toples itu.

Monyet ini
meronta-ronta untuk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap gagal. Padahal,
sebelumnya seekor monyet tua telah menasihati monyet muda itu, “Lepaskanlah
tanganmu atas kacang-kacang itu! Engkau akan bebas dengan mudah!” Namun monyet
muda itu tidak mengindahkan anjuran tersebut.

Tetap saja ia
bersikeras menggenggam kacang-kacang itu. Tak lama kemudian, sang pemburu
datang dari kejauhan. Sang monyet tua kembali meneriakkan nasihatnya lagi,
“Lepaskanlah kacang-kacang itu sekarang juga agar engkau bebas!” Walaupun
monyet muda ketakutan. Tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu.
Akhirnya, ia tertangkap oleh pemburu.

Demikianlah makna
simbol dan kiasan kehidupan ini. Kadang Anda juga sering mencengkeram dan tidak
rela melepaskan hal-hal yang sepatutnya Anda lepaskan dalam kehidupan ini.
Mencengkram dan mengepal seperti : kemarahan, kebencian, iri hati, ketamakan,
kekecewaan dan lain-lain. Anda tetap tak bersedia melepaskannya. Namun semuanya
terlambat. Karena kematian akhirnya “menangkap” Anda.

Bila Anda renungkan,
bukankah lebih mudah jika Anda mau melepaskan setiap masa yang lampau yang
buruk, lalu menatap hari esok dengan lebih cerah?

 

Cerita Inspiratif Tentang Kehidupan : Memaknai Kehilangan

Siapapun ayah kita.

Jati diri ayah tetap mutlak milik anaknya.

Walaupun di akhir yang hilang terlewat.

Tetapi berbicara darah anak dan ayah.

Muncul disaat yang hampir terlambat.

Tapi tetap sangat menyentuh dan
dikenang, bukan?

Kekuatan kasih tetap muncul di sini.

Kasih tak mengenal waktu yang terlambat.

Kasih selalu mengerti dan memaafkan.

Abadi sampai mati.

Tinggal terserah kita memaknai hidup ini.

Cuplikan Bang Andi
Noya berkisah.

Sebenarnya saya malu
punya ayah tukang betulin mesik tik. Karena itu aku paling benci kalau ada yang
bertanya apa pekerjaan orang tua saya. Kalau bisa, aku mencoba menghindar untuk
menjawab. Jika terdesak aku bilang ayah saya polisi.

Kadang saya menyesal
lahir sebagai anak seorang tukang servis mesin tik. Apalagi kalau kawan-kawan
sekolah saya mulai saling membanggakan profesi ayah mereka.

Apa yang dibanggakan
dari seorang montir mesin tik? Pekerjaan yang membutuhkan kecakapan istimewa.
Modalnya juga cuma obeng, tang, solder, dan cat semprot. Tubuhnya yang kurus
dan ringkih, berbalut kemeja sederhana lengan pendek, dengan tas kulit kumal di
bahunya, sungguh jauh dari sosok yang ideal.

Tapi, diluar
profesinya, ayah sangat humoris. Tiada hari tanpa tawa. Bahkan kepahitan hidup
pun ditertawakannya. Di mana ayah berada, suasana selalu ceria. Dia suka betul
bercerita. Kebanyakan cerita-cerita lucu. Entah dari mana dia mendapatkan bahan
lelucon yang tak habis-habisnya.

Saya hidup dalam
kontradiksi itu. Dari cerita ayah, dulu dia teknisi di perusahaan perikanan.
Hidup layak, gaji cukup. Tetapi sifatnya yang terbuka, riang dan pandai
berdansa membuat ibu cemburu. Ibu berasal dari keluarga yang berpendidikan
baik. Ketika mereka menikah. Ibu harus rela mengorbankan kehidupannya dan masuk
dalam kehidupan ayah yang pendidikannya kurang tinggi.

Maka, terjadi
benturan-benturan. Ibu yang merasa sudah berkorban meninggalkan kehidupannya
yang lebih baik, sangat cemburu melihat ayah selalu dikerumuni wanita. Sifatnya
yang periang, terbuka, dan pandai berdansa waktu itu membuat ayah sangat
popular. Akibat cemburu, ibu mulai membatasi ruang gerak ayah. Bahkan sampai
pada pekerjaan.

Akhirnya, karir ayah
berantakan. Dihari tua ibu menyesali sifatnya. Tapi, ayah tidak terlalu mempersoalkan.
Dia tetap menikmati hidup. Bekerja sebagai montir mesin tik tidak membuat
martabatnya jatuh dan keceriaannya pupus.

Sampai suatu ketika,
penyakit mulai menggerogoti tubuhnya. Fisiknya tak mampu lagi menopang
semangatnya. Dia lebih banyak tiduran ketimbang bekerja. Sesekali, dengan
sisa-sisa tenaga, dia memaksa bekerja.

Suatu hari ayah
mengalami kesulitan memperbaiki mesin tik yang mulai menumpuk di rumah. Saya
berniat membantu, tapi dihardik. Dia meminta saya tidak menyentuh satu pun
mesin tik yang ada. “Tugasmu sekolah. Konsentrasi pada pelajaran.” ujarnya.
Dengan mata sedikit melotot. Sungguh saya tidak mengerti. Harusnya dia
berterima kasih atas uluran tangan saya.

Ayah akhirnya
meninggal. Dia kalah oleh penyakit dan juga teknologi. Menjelang akhir hayatnya,
ada beberapa mesin tik elektrik yang tak dia sentuh. Masa transisi kehancuran
ayah (saya tidak bisa membayangkan bagaimana gundahnya ayah jika dia melihat
mesin tik saat ini sudah berkembang menjadi teknologi komputer yang super
canggih).

Kini, 30 tahun
setelah ayah tiada, saya baru menyadari banyak sekali nilai yang dia tanamkan.
Nilai yang paling kuat adalah nikmati hidupmu. Hampir dalam setiap kesusahan,
ayah selalu melihat dari sisi positifnya,”Hidup ini indah. Jangan sia-siakan!”
begitu nasihatnya berkali-kali.

Pantang mengeluh. Itu
nilai lain yang dia tekankan. Apapun pekerjaanmu, kerjakan dengan hati. Jangan
mengeluh dan mencerca perusahaan tempatmu bekerja, sementara kamu tetap
menerima gaji setiap bulan.

Setelah dewasa, saya
semakin menyadari bahwa pelajaran hidup dan nilai-nilai yang baik bisa lahir
dari siapa saja. Kisah Buyung yang buta, dan ibunya yang papa, yang pernah
diangkat di Kick Andy, ternyata mampu menyadarkan kita tentang arti perjuangan
pantang menyerah.

Suster apung di Sulawesi
menebar nilai dedikasi tanpa pamrih sementara Pak Sariban di Bandung, orang tua
yang diejek gila, mengajarkan kecintaan dan penghargaan pada lingkungan. Mereka
hanya tiga dari sekian banyak “orang kecil” yang pernah tampil di Kick Andy,
yang mampu membuka mata dan hati kita.

Saya merasa kehilangan
sahabat ketika ayah menghembuskan nafas terakhir tepat di pangkuan saya. Banyak
ajaran yang dia tanamkan yang baru saya sadari nilainya setelah kepergiannya.
Agar ayah tahu saya bangga padanya. Agar aku bisa menghargai dia bukan dari
profesinya. Tapi dari nilai-nilai hidup yang dia ajarkan.

Saya bangga pada ayah
saya. Walau dia hanya montir mesin tik. Siapapun ayah kita. Cintai dan
banggalah terhadapnya. Tetaplah hidup tak usah lari dari kenyataan.

*Seperti yang dikisahkan Andi
Noya.

Selalu
petiklah makna dari setiap kehidupan. Lebih peka mulai dari sekarang agar kamu
bisa menilai kehidupan dari sisi baik. Karena kita butuh untuk menikmati hidup
ini yang hanya sekali.

Semoga
cerita inspiratif tentang kehidupan di atas bisa menemanimu menemukan nilai
hidup yang kamu cari selama ini.

 

Source:
https://titikdua.net/cerita-inspiratif/