Cerita Inspiratif Tentang Pendidikan

 

Cerita inspiratif tentang Pendidikan bisa membangkitkan
minat untuk belajar dan memiliki cita-cita yang semakin tinggi. Karena dengan
upaya dan doa semua yang mustahil akan menjadi mungkin.

Isu Pendidikan yang belum merata di Indonesia masih hangat
untuk dibicarakan. Namun semoga tidak hanya berhenti pada pembicaraan saja
tetapi ada tindakan nyata yang bisa mengubah wajah Pendidikan di Indonesia
semakin baik.

Tahun 2045 nanti Indonesia akan berulang tahun yang ke-100.
Lalu seperti apakah Indonesia yang ada dalam benakmu?

Nasib Indonesia di masa depan sangat tergantung dengan para
pemuda – pemudi saat ini. Dan kamu adalah bagian dari penentu masa depan
Indonesia nanti.

Pandemi datang seolah mengaburkan semangat belajar para
pemuda karena tanpa belajar tatap muka banyak kendala yang dihadapi. Belum para
orang tua yang mengeluh karena kesulitan untuk menjadi guru di rumah.

Satu tahun sudah Pendidikan dunia sangat mengandalkan
kemampuan digital, baik dari segi teknologi maupun kemampuan individu untuk
melek teknologi juga. Yang tidak mau belajar akan tertinggal dan tidak bisa
beradaptasi dengan kemajuan jaman.

Anak-anak yang berada di pelosok pun mengakui bahwa mereka
kesulitan karena keterbatasan yang dimiliki. Mereka yang sebelum pandemic datang
sudah sangat menderita karena ketidakadilan Pendidikan sangat terbatas hanya
karena lokasi yang masih tidak terjangkau, kini semakin merasa rendah diri
untuk mengejar ketertinggalan dalam belajar.

Namun terlepas dari itu, pada dasarnya setiap warga
Indonesia memiliki hak yang sama dalam Pendidikan. Bukan hanya tugas pemerintah
membuat Pendidikan itu merata, tapi kini juga menjadi tugas kita setidaknya
mulai lah dari diri sendiri.

 

Cerita Inspiratif Tentang Pendidikan Dari Bapak Pendidikan
Ki Hajar Dewantoro

Bapak Pendidikan Indonesia adalah Ki Hajar Dewantoro. Beliau
lah yang mencetuskan 3 semboyan dalam dunia Pendidikan yang kini kita kenal
saat mendirikan Taman Siswa, yaitu “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mbangun
karso, tut wuri handayani”.

Artinya adalah di depan menjadi teladan, di tengah membangun
semangat, dan di belakang memberikan dukungan. Sungguh mulia ya para guru kita
selama ini semboyannya, sungguh tanpa pamrih.

Tujuan dari Ki Hajar Dewantoro dalam Pendidikan adalah untuk
memerdekakan manusia. Pada saat itu memang tidak banyak rakyat yang bisa
mengenyam bangku Pendidikan dengan baik.

Ketika manusia merdeka maka dia akan selamat dan sehat
jiwanya karena tidak lagi terkekang oleh peraturan yang membatasi dirinya.

Jadi buat kamu yang masih bertanya-tanya sebenarnya tujuan
dari kita belajar itu apa sih? Apa iya pada saat mencari kerja kita akan
mendapat pertanyaan kapan Ki Hajar Dewantoro lahir atau pertanyaan sejarah
lainnya. Padahal selama ini kita sudah bersusah payah menghafalnya.

Memang kita tidak akan menggunakannya di kehidupan nyata.
Namun pada dasarnya belajar adalah melatih nalar dan kemampuan otak kita untuk
berpikir. Jika kita mampu berpikir dengan baik maka kita bisa menjadi hidup
lebih baik juga karena bisa bekerja dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Buat kamu yang masih penasaran dibalik cerita inspiratif tentang pendidikan dan filosofi Ki Hajar Dewantoro, bisa baca langsung bukunya.

 

Cerita Inspiratif Tentang Pendidikan Dari Publik Figure

Berikut ini saya akan berbagi cerita inspiratif tentang Pendidikan
yang dialami oleh beberapa orang berpengaruh atau public figure, yaitu Dian
Sastrowardoyo, Analisa Widyaningrum, dan Sherly Annavita.

Pasti kamu tidak asing dengan ketiga sosok di atas karena
wajahnya sering menghiasi berbagai platform media sosial untuk membagikan
informasi yang sangat bermanfaat.

·        
Dian Sastrowardoyo

Dian Sastrowardoyo lebih banyak dikenal sebagai pemain film
yang cukup pintar dan menjadi idola. Dia mewakili para perempuan Indonesia
dengan kecantikannya yang dari dalam dan luar. Jadi sosoknya tidak hanya cantik
tetapi juga cerdas.

Seperti yang kita tahu Dian mengenyam Pendidikan sarjana di
Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Cita-citanya sangat tinggi. Dia ingin kuliah
di Harvard University, tetapi sampai saat ini tidak juga terlaksana.

Hidup dengan seorang ibu tunggal yang sangat pekerja keras
membuat mental Dian pun ikut terasah. Ketika ibunya harus melanjutkan kuliah di
luar negeri, dia dititipkan di rumah tantenya. Namun sayangnya Dian adalah
salah satu anak yang dari keluarga tidak terlalu kaya, jadi dia sempat
tersisihkan dari keluarga besarnya.

Suatu hari Dian bertanya pada ibunya kenapa sepupu-sepupunya
memperlakukan dirinya seperti itu, ibu kandung Dian hanya berpesan bahwa dirinya
hanya perlu belajar dan lihat 10 tahun yang akan datang siapa mereka dan siapa
kamu.

Dalam benak Dian anak-anak yang sudah terlahir kaya dan
prestige tidak semuanya bisa berjuang dan bertahan hidup tanpa kekayaan dari
orang tua. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya pun bisa meraih Pendidikan tinggi
tanpa harus terlahir kaya seperti mereka.

Meski kini Dian belum juga punya kesempatan untuk kuliah di
luar negeri tetapi dia berhasil membuat 7 orang anak mengubah hidup keluarga
dengan beasiswa Pendidikan dari Yayasan Dian. Kini sudah ada yang berprofesi
sebagai dokter, pengacara, dan profesi lainnya.

Tidak apa-apa jika sekarang kamu merasa terpuruk karena
kondisimu. Yang tidak boleh kamu lakukan adalah meratapinya terus-menerus tanpa
melakukan tindakan untuk mengubah keadaan.

Biarkan pendapat orang lain yang meremehkanmu. Cukup diingat
dan maafkan, tapi tidak perlu menjadi dendam. Karena pencapaian yang bersumber
dari dendam tidak akan bertahan lama. Capailah cita-citamu karena kamu ingin
dan itu bermanfaat untuk banyak orang yang perlu kamu tolong.

 

·        
Analisa Widyaningrum

Analisa Widyaningrum adalah seorang psikolog yang dulunya
mendapatkan beasiswa Djarum untuk melanjutkan S2 di UGM. Ayahnya dulu bekerja
di sebuah bank dengan posisi pelaksana dan ibunya hanyalah seorang lulusan SMA.

Karena kondisi ekonomi pada saat itu nyaris Analisa tidak
bisa melanjutkan kuliah. Namun berkat dorongan dari ayahnya, Analisa tetap melanjutkan
kuliah dengan predikat lulusan terbaik di UGM.

Semangatnya adalah mengubah hidup keluarganya yang terpuruk
karena usaha ibunya yang ditipu rekan kerja dan ayahnya yang selalu gagal naik
jabatan.

Ayahnya pun harus mengajukan pensiun dini demi mendapatkan
pesangon untuk melunasi hutang usaha ibunya yang telah ditipu orang.

Analisa pun sempat merasa terpuruk karena setelah lulus S1
dia menikah dan mempunyai anak. Dia merasa cita-citanya kandas karena harus
mengurus rumah tangga. Sedangkan dia melihat teman-temannya sedang menikmati S2
di luar negeri.

Namun pemikirannya tidak lah sedangkal itu, APDC (Analisa
Personality Development Center) Indonesia yang awalnya akan dia bentuk setelah
berusia 30-an, tetapi dia percepat menjadi sebelum dia berusia 30-an.

Menikah dan memiliki anak tidak lantas menjadi hambatan
Analisa untuk berkarier dan menyelesaikan beasiswa S2nya.

Pesan Analisa dalam cerita inspiratif tentang pendidikan ini adalah bukan soal
apa yang akan kamu lakukan tapi kapan kamu akan memulainya.

 

·        
Sherly Annavita

Sherly Annavita lahir di kota kecil Aceh yang jauh dari
jangkauan Pendidikan. Latar belakang lingkungannya yang cukup konservatif
mengingat dia adalah seorang anak perempuan awalnya menjadi hambatan dia untuk
bisa meraih apa yang dia inginkan.

Muslimah yang kini sangat concern dengan Pendidikan dan
semangat pemuda ini awalnya tidak mendapatkan ijin dari orang tua untuk bisa
kuliah di Pulau Jawa. Karena kondisi finansial keluarganya yang tidak
memungkinkan.

Namun dia bertekad dan meluangkan waktu untuk setiap hari 1
jam di warnet mencari informasi beasiswa.

Sebelumnya dia bersepakat dengan orang tuanya jika masalah
finansial bukan lagi menjadi kendala dia apakah diijinkan untuk sekolah ke Pulau
Jawa. Mengingat orang tua Sherly pun masih sangat tradisional, mereka hanya
menasihati Sherly bahwa kodrat perempuan nantinya hanya akan menikah dan
menjadi ibu.

Tidak demikian dengan Sherly, dia mencoba berdiskusi dengan
lembut dan menyampaikan pemikirannya bahwa apakah salah dengan menuntut ilmu?

Jika menuntut ilmu dan menjadi ibu panutan dari anak-anak nantinya
adalah sama baiknya mengapa kebaikan harus dibenturkan dengan kebaikan. Tidak
bisa kah berjalan keduanya dengan baik juga?

Akhirnya Sherly pun mendapatkan tawaran beasiswa dari 25
Universitas dalam dan luar negeri. Orang tuanya pun setuju mengijinkan Sherly
kuliah tidak di Aceh dengan 3 syarat, ingat lah kodratmu sebagai anak
perempuan, Muslimah, dan anak Indonesia.

Sherly pun melanjutkan S2 di Australia. Di dalam kelasnya
Sherly selalu dipandang minoritas karena hijab yang dikenakan, postur tubuhnya
yang pendek, dan Indonesia yang masih menjadi negara berkembang.

Namun hal itu tidak menyurutkan semangat Sherly, dia tidak
terlalu memikirkan orang lain berpendapat apa tentang dia. Dia hanya memikirkan
bagaimana respon terbaik yang akan dia berikan.

Dia pun berhasil dipilih dosennya untuk menjadi leader social
project mengalahkan mahasiswa lain dari negara maju. Betapa kegigihannya bisa menjadi cerita inspiratif bagi pemuda Indonesia.

 

Apa yang bisa kita petik dari cerita inspiratif ketiga sosok
di atas?

Pendidikan adalah kunci menuju gerbang kesejahteraan. Dengan
sejahtera maka kita akan bahagia. Pendidikan dimulai dari individu sehingga akan
mengubah keluarga dan lingkungan sekitar.

Dengan begitu Pendidikan pun bisa mengubah nasib masa depan
Indonesia. Cerita inspiratif tentang Pendidikan di atas semoga bisa menyentuh
hatimu dan mengobarkan semangatmu untuk terus belajar dan menuntut ilmu
setinggi mungkin.