Cerpen Islami Persahabatan

 

Cerpen Islami
persahabatan berikut ini menggambarkan kesetiaan dari seorang sahabat yang
ditulis oleh Rizki Halimah Nasution pada tahun 2017. Semoga menginspirasimu!

Sahabat Hingga Ke Surga

Malam
semakin larut suara jangkrik di halaman terdengar jelas mengalun alun seolah
mereka sedang asyik menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur yang mampu menyihir
para pendengarnya sehingga mereka tertidur dengan pulasnya dan hidup dalam
buaian sang bunga mimpi masing masing. nyiur angin malam tak mau kalah dengan
nyanyian jangkrik yang begitu mendukung untuk menggulungkan tubuh dalam balutan
selimut hangat.

Sebuah
jam alarm mendadak memecah kebekuan, mengejutkan gadis cantik yang bernama Risa
dari buaian bunga mimpi yang dinikmatinya, tangan mendadak tersembul dari balik
selimut seraya meraba raba meja, seolah mencari jam alarm nakal yang telah
mengusik mimpi indahnya, dengan segera alarm dimatikan, perlahan dia membuka
matanya dan melihat ke arah jam.

“sudah pukul 03. 30 pagi”. ucapnya dengan mata yang masih mengantuk.

Tak
ingin mengulur ulur waktu, gadis cantik itu langsung bergegas ke kamar mandi
untuk mengambil whudu’, “dinginnya…” rintihnya dalam hati, namun, rasa yang
dingin itu ia tahankan, karena ia tahu rasa malas untuk berwhudu itu datang
dari syaithon musuh nyata manusia. setelah berhasil melawan rasa malas untuk
berwudhu’, kini ia ditimpa rasa malas untuk melakukan ibadah rutinnya, sholat
tahajjud, “duh, ngantuk banget ni, tapi, aku tak ingin menyia nyiakan
kesempatan untuk semakin dekat dengan Allah dan mengadukan segalanya”. ucap
Risa dalam hati. ia berjalan dengan pelan menuju lemari dan segera ia memakai
mukena kesayangannya dan langsung berdiri di atas sajadah untuk memulai
sholatnya dengan niat yang ikhlas karena Allah. dalam sholatnya ada perasaan
sejuk, tentram di dalam jiwanya, maka semakin khusyuk pula sholatnya, inilah
sebuah kenikmatan yang tiada tara, ketika seorang hamba berkomunikasi dengan
Tuhan sang pencipta dirinya, maka kekalutan dan kesedihan itu hilang karena
hati telah tenang dan terpaut dengan cintanya.

usai
sholat tahajjud, dengan hati penuh pengharapan ampunan dan keridhoan, Risa
membaca istighfar dan berdzikir sembari mengingat dosa yang telah ia lakukan,
tak terasa air mata gadis itu mengalir membasahi pipinya seraya menadahkan
tangannya ke atas dan membacakan do’a pujian untuk Allah dan Rasulnya, serta tak
lupa doa ampunan untuk dirinya, orangtuanya, keluarganya, sahabat, guru dan
saudara seiman seakidahnya, kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a yang biasa
dibaca sesudah sholat tahajjud dan kemudian diikuti dengan curahan hatinya
kepada sang kekasih tercinta yaitu Allah swt.

“ya
Allah, engkaulah yang paling mengetahui diriku dan yang paling mengetahui apa
yang terbaik untukku, engkaulah yang membukakan pintu pintu taubat dan pintu
hidayahmu, ampuni hambamu ini ya Allah, yang terkadang melupakanmu, melupakan
petunjukmu, beri hamba kesabaran, keikhlasan, kemudahan dalam mendapatkan ilmu
yang berkah, dan berilah kemudahan bagi hamba dalam melakukan sesuatu yang
engkau dan Rasulullah cintai, karena hanya cintamu yang hamba harapkan, ya
Allah, jagalah hati ini dari cinta semu yang menjauhkan hamba denganmu, dan
berilah hamba kesabaran dalam mengahadapi ujian yang engkau berikan. amin,”
pinta Risa dengan lirih dalam tangisnya. air mata masih mengalir di pipinya, ia
membuka alquran dengan lembut dan langsung membaca salah satu suroh yang paling
ia gemari dan salah satu suroh dalam Alquran yang Rasulullah cintai, Yaitu
Suroh Al-fath. dengan tajwid dan tartil Risa melantunkan Alquran dengan
indahnya, meskipun disaat tengah malam seperti ini, suara timbul tenggelam,
namun, dengan semangat Risa membacanya sampai akhir ayat Suroh Al-fath
tersebut, tak lupa juga Risa mentadabburinya, karena membaca tanpa mentadabburi
itu seperti makan sayur tanpa garam, rasanya hambar.

Tak
terasa waktu bergulir cepat, setengah jam lagi azan shubuh berkumandang, tanpa
pikir panjang, Risa melepas mukenanya dan segera menuju kamar mandi dan mandi
pagi tanpa lupa mengambil whudu’, karena Risa paham betul mengenai manfaat dan
keutamaan mandi sebelum sholat shubuh, “Allohu akbar.. Allohu akbar”, terdengar
indah di telinga, sang muazzin yang begitu merdu suaranya. segera Risa bangkit
dan menunaikan sholat shubuhnya, karena sholat diawal waktu itu sangat penting,
selain memiliki keistimewaan, sholat diawal waktu mengajarkan tentang
kedisiplinan, terutama dalam disiplin memenuhi panggilan Allah, jika saja
seorang dosen memanggil kita, maka tanpa pikir panjang kita langsung segera
menemuinya, jika terlambat, maka dosen pun akan marah, dan tidak suka dengan
sikap yang menyepelekan perintahnya. maka Allah juga begitu, Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.

Dengan
izin Allah mentari pagi kembali tersenyum pada dunia, menyapa pagi dengan
sinarnya. burung burung yang berada disangkarnya bernanyi menemani pagi
diiringi angin sepoi yang semakin memperindah suasana hati Risa. “inilah salah
satu kenikmatan yang Allah anugrahkan, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
engkau dustakan..? Alhamdulillah, terima kasih ya Allah telah. memberiku
kenikmatan terbesar, yaitu nikmat iman dan islam, nikmat indahnya taat padamu,
maka tetapkanllah hatiku ya Allah atas agamamu dan taat padamu”. ucap Risa
berdoa dalam hatinya.

Pagi
yang indah, dengan senyuman dan nyanyian sholawat Risa menghidupkan suasana
sebagai penyemangat dirinya dalam mencintai Rasulullah.

Tlit.. tlut… tlut.. tlit.. SMS masuk..

‘halo dear, apa kabar, kita ngumpul bareng lagi yok guys, aku dan eva kngen
bnget ma kita guys, datang ya, jam 08.00 pagi ya, aku dan eva udah siapin party
kecil2an nih buat ngerayain hari persahabatan kita yang ke 7 tahun, masih
ingatkan anniv kita guys.. ditunggu ya.., bye..’ from Zarah.

‘ok dear, i’m coming soon, wait me.. ok..’ balas Risa sambil tersenyum.

Risa
terduduk diam, terlarut dalam lamunan, teringat semua memori kenangan dulu
dengan sahabat lamanya Eva dan Zarah. kenangan masa lalu yang indah dalam
keakraban, namun salah dalam pergaulan, yap, mereka adalah sahabat yang dulunya
gemar dengan kemaksiatan, bangga tidak menutup aurat, memakai pakaian yang
sedang trendi itu yang dianggap modis dan cantik, tentunya punya kekasih hati,
karena dalam persahabatan mereka, yang jomblo itu adalah cewek yang udik, yang
gak tau trend masa kini. mengikuti trend yang ada adalah sebuah keharusan bagi
mereka, hingga, waktu sma dulu, mereka dijuluki cewek cewek yang paling keren
disekolahnya, karena kaya, cantik, gaul, dan punya pacar. namun, kini, Risa
telah berubah, setelah mengikuti organisasi rohis di Universitasnya.

Berawal
dari sebuah rasa kagum kepada seorang akhwat bercadar yang selalu menjaga
akhlaknya dan teguh pendiriannya. dari rasa kagum itu muncullah sebuah rasa
ingin meniru dan ingin menjadi seperti akhwat bercadar itu. perlahan, rasa
ingin hijrah dari masa lalu yang kelam pun berkecamuk dahsyat di hatinya,
hingga ia rela memutuskan pacar yang ia sayangi selama 3 tahun terakhir ini
hanya karena ingin kembali menjadi wanita sejati yang dirindukan surga, menjadi
wanita yang berkarakter sholihah, dan hidup dalam ketaatan kepada sang
pencipta. pertama kali hijrah memang berat, namun, keistiqomahan yang kuat
dihatinya mampu mengalahkan segala keluh kesah, ujian dan bahkan cacian dari
teman teman sekelasnya, namun dengan kesabaran dan keikhlasan, Risa mampu
bertahan menjadi wanita yang memakai hijab dan pakaian yang syar’i, meskipun,
belum memakai cadar, setidaknya, telah menutup aurat sesuai dengan syariat,
karena berhijab itu wajib, sedangkan bercadar itu adalah sunnah, dan segala
sesuatu itu memerlukan proses, tidak bisa langsung instan, karena yang instan
itu tidak akan bertahan lama.

Di
sepanjang perjalanan, Risa semakin larut dalam khayalan yang membuat hatinya
gelisah, satu pertanyaan yang selalu muncul dibenaknya, “setelah mereka tau aku
telah berubah dan memakai hijab, masihkah mereka sudi bersahabat denganku..?,
apakah sahabat lamaku masih mau menerimaku sebagai sahabatnya, setelah satu
tahun lamanya kami tak jumpa, rindu, aku memang rindu mereka, namun, aku sangat
takut kehilangan mereka, jika seandainya mereka tak mau menerima Risa yang sekarang”,
pikiran Risa dikacaukan oleh sebuah keraguan dan rasa kekhawatiran.

“Aku
bingung harus bagaimana sekarang, tidak mungkin aku kembali menanggalkan
hijabku hanya karena takut kehilangan mereka, aku lebih takut kehilangan Allah
dalam hidupku, tetapi, aku juga tidak mau kehilangan mereka”. pikiran Risa
semakin kacau. namun, kembali lagi ia tersadar, bahwa ia tak perlu takut,
“bukankah sebelumnya aku telah kehilangan kekasihku dan teman2ku, aku tak perlu
takut dan sedih, bismillah, aku terima apapun yang telah Allah takdirkan
untukku”. ucap Risa dalam hati.

“Risa..!”,
terdengar suara yang tak asing di telinga memanggil namaku, mungkin mereka
sudah datang duluan, pikir Risa dalam hati. “Risa, Risa.. !”, suara perempuan
itu semakin keras memanggilku, namun, mereka di mana..?, aku tidak melihat
siapapun di sini, sambil berjalan menuju taman itu mataku terus mencari sahabat
lamaku, namun, mereka belum juga muncul, apakah suara perempuan yang kudengar
tadi hanyalah ilusiku saja, karena mungkin, kerinduanku pada mereka yang
membuatku tak mampu membedakan antara khayalan dan kenyataan. Risa terduduk
diam, mengkhayalkan sahabatnya datang dengan perubahan yang sama sepertinya,
memakai hijab dan tidak berpacaran, menjadi wanita sholihah calon bidadari
syurga dan memeluknya erat sambil berkata “jadilah sahabat taatku, sahabat
hingga ke surga..”. sungguh bahagianya aku jika itu yang terjadi hari ini,
namun, sungguh menyedihkan sekali, jika mereka masih sama seperti yang dulu.

Lama
menunggu, Risa kembali menghubungi sahabatnya itu, tetapi, handphone kedua
sahabatnya itu tak bisa dihubungi, “mungkin, aku harus ke rumah Eva”, pikir
Risa, tanpa berlarut dalam khayalan, Risa segera menyalakan sepeda motornya dan
bergegas menuju rumah sahabatnya Eva. jalanan macet, hp mereka tak aktif,
sebenarnya, apa yang telah terjadi pada mereka, hati Risa bertanya Tanya cemas.

“Assalamu
a’laikum Eva..”, ujar Risa sambil menggedor gedor pintu rumah Eva.

“wa’alaikumussalam, eh, nak Risa, silahkan masuk nak.” Jawab ibu Eva.

“Eva ada di rumah gak buk..?”. tanya risa.

“ada, dia di kamarnya nak sama Zarah, ayo, masuk nak, ibu antar ke kamar Eva
ya..” jawab bu Eva lembut.

“iya, bu,” jawab Risa lirih sambil berjalan mengikuti langkah bu Eva.

Mata
gadis cantik itu terbelalak kaget, saat mendapati kedua sahabatnya sedang
menangis, ia tak tau dan tak paham, apa sebenarnya yang telah terjadi pada
sahabatnya, masalah apa yang tengah menimpa sahabatnya, matanya memerah, ia tak
sanggup lagi menahan gejolak rindu ingin segera memeluk erat mereka dan menghapus
air mata itu. dengan suara pelan Risa memberanikan diri menyapa keduanya dengan
salam, kedua sahabatnya langsung berlari memeluk risa erat, dan berkata, “Risa,
jadilah sahabat taatku, sahabat hingga ke surga.”, tak terasa deraian air mata
bahagia mendengar kata kata mereka itu berjatuhan dengan mulusnya. tak bisa ia
bendung, “Alhamdulillah, syukur Allah, engkau telah menyadarkan sahabatku dan
memberikan mereka kesempatan mengecup manisnya hidayah itu”, ucap Risa dalam
hati dengan penuh syukur.

Dengan
senyuman yang merekah dihiasi air mata bahagia, Risa katakan pada sahabatnya,
“itulah kalimat yang kutunggu, aku akan menjadi sahabat terbaik untuk kita,
bersama dalam taat kepadanya dan bersama dalam meraih jannahnya hingga kita
dipersatukan di surga, sahabatku, aku mencintaimu karena Allah”.

“Kami
mencintaimu karena Allah Risa”, keduanya menjawab serentak sambil melepas
pelukan itu.

“Risa,
tadi sebenarnya kami memanggil namamu, namun, ketika kami melihatmu, kami
sangat kaget melihat perubahan yang terjadi padamu, tak sengaja kami bertemu
mantanmu, dia menjelaskan semua hal yang terjadi padamu, dan kamu lebih memilih
Allah dan meninggalkan dia, maka kami sebagai sahabatmu tak ingin berpisah
darimu, maka air mata kami tak mau berhenti saat mendengarmu mengigau di taman
itu, ’jadilah sahabat taatku, sahabat hingga ke syurga’. akhirnya, kami putuskan
pulang ke rumah, kami sadar, bahwa kecantikan yang hakiki itu bukanlah dilihat
dari wajah yang cantik, dan pakaian yang modis, tetap kecantikan itu terpancar
dari hati wanita sholihah yang senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian
dirinya, makasih sahabatku, kau telah menyadarkan kami akan pentingnya menjaga
muruah sebagai seorang wanita, maka saat ini juga, kami putuskan untuk berhijab
syari seperti dirimu, dan segera kami putuskan pacar kami dan menjadi jomblo
sampai halal seperti dirimu”. ujar eva menjelaskan.

“Iya,
Risa, kami ingin berubah, dan kami butuh bimbingan darimu, ajari kami menjadi
seorang wanita yang berkarakter sholihah ya..”, lanjut zarah menyambung pembicaraan.

“Apa
sich yang nggak buat sahabat taatku.., hehe”, jawab Risa dengan menyuguhkan
senyuman.

“Dunia
adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah”.

Bila
noda terlanjur ada, jangan tumpahkan seluruh tinta menutup semua cerita,
gunakan tinta melanjutkan kebaikan sebisanya.

Source : http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/sahabat-hingga-ke-surga.html