Harapan Mahasiswa Selama Kuliah

Memasuki semester baru perkuliahan adalah saatnya memulai
beradaptasi pada kehidupan yang baru, terutama bagi para mahasiswa baru.
Tentunya budaya belajar saat di SMA akan berbeda dengan kuliah. Meski
sebenarnya tidak hanya belajar, tetapi akan banyak hal yang ditemui kedepannya.

Pada saat ospek atau penerimaan mahasiswa baru di kampus
biasanya juga akan dipertanyakan apa saja sih harapan mahasiswa selama kuliah.
Pertanyaan ini pada dasarnya untuk mengukur seberapa siap mahasiswa baru itu menyambut
kehidupan barunya di kampus. Selain itu, untuk memahami sejauh mana kampus bisa
menyediakan fasilitas yang diharapkan para mahasiswa baru selama kuliah nanti.

Nah, berikut ini adalah contoh harapan mahasiswa selama
kuliah yang saya jabarkan berdasarkan pengalaman pribadi dan juga dari beberapa
curhatan mahasiswa di blog.

 

Daftar Harapan Mahasiswa Selama Kuliah

Daftar harapan berikut ini dulu saya tulis saat awal
memasuki semester pertama di UGM. Karena tahun sebelumnya saya pernah kuliah di
UNDIP meski hanya satu semester, maka tahun selanjutnya saya ingin menuliskan
sebenarnya apa sih yang menjadi harapan mahasiswa baru selama kuliah, khususnya
harapan pribadi diri sendiri.

  1. Masuk kampus idola

Awalnya kenapa bisa masuk UNDIP pernah saya tuliskan di artikelsebelumnya. Waktu itu saya memaksakan diri untuk bisa menerima jika kenyataannya
saya diterima di UNDIP, meski impian saya adalah bisa kuliah di UGM.

Bisa masuk UNDIP pun sebenarnya sudah menyelamatkan keberlangsungan
studi saya di perguruan tinggi karena orang tua jujur mengatakan tidak bisa
membiayai kuliah saya, tetapi ada saudara kakak dari ibu yang menawarkan untuk
membiayai kuliah jika saya bisa masuk universitas negeri.

Namun entah kenapa saya tetap mengidolakan UGM untuk bisa menjadi
tempat kuliah saya untuk mencapai gelar sarjana. Waktu itu disebutnya UGM minded.
Mungkin karena sebelumnya saat mengikuti tes SPMB (dulu masih SPMB, belum
SNMPTN) saya mendapatkan lokasi tes di UGM bersama dengan teman-teman. Jadilah
saya terbawa suasana kenyamanan kampus UGM dan Jogja.

Waktu itu saya diterima pilihan kedua, yaitu UNDIP, sedangkan UGM
merupakan pilihan pertama. Meskipun dipaksakan untuk masuk UNDIP tapi hati
tetap berada di UGM. Jadi dibetah-betahin dulu aja sambil melihat situasi.

  1. Sistem perkuliahan yang
    aktif

Baiklah saya menerima bahwa saya akan menjalani kuliah di UNDIP.
Saya pun mengikuti proses ospek yang diberikan selama seminggu. Panasnya Kota
Semarang semakin menambah ujian saya untuk tidak cepat-cepat hengkang dari
UNDIP, masa’ sih cuma alasan panas, kan gimana gitu ya.

Setelah ospek selesai, saya pun mulai megikuti perkuliahan. Ada du
akelas untuk semester pertama ini, yaitu kelas besar dan kelas kecil. Kelas
besar artinya gabung dengan jurusan lainnya, mungkin karena mata kuliahnya
masih dasar.

Di kelas kebanyakan saya hanya mendengarkan dosen tanpa tahu apa
saja yang akan dipelajari selama satu semester. Menurut saya waktu itu system ini
sama kayak dulu waktu SMA, datang ke sekolah mendengarkan guru mengerjakan
tugas dan dikumpulkan. Dalam hal ini saya tidak bermaksud menjelekkan system belajar
di UNDIP ya, tetapi saya merasa kurang nyaman dengan adanya kelas besar ini.
Saya pun mencoba mengikuti kelas kecil. Keadaan tidak jauh berbeda, hanya
bedanya di kelas kecil kita hanya bersama teman-teman satu jurusan saja.

Akhirnya saya pun semakin tidak betah kuliah di sana dan
memutuskan berhenti tidak melanjutkan kuliah semester dua dan selanjutnya.

Tahun kedua dengan belajar lebih giat lagi saya pun lolos di UGM melalui
jalur Ujian Mandiri (UM). Mengejar ketertinggalan satu tahun itu bagi saya cukup
berat, terutama mengatasi ujian mental dari orang-orang di sekitar yang
menganggap cita-cita saya itu mustahil. Masuk UGM adalah hanya khayalan. Namun keadaan
itu justru saya jadikan semangat bahwa saya harus berhasil membuktikan diri
saya mampu dan mereka salah.

  1. Biaya hidup yang terjangkau

Pilihan untuk kuliah yang jauh dari keluarga juga memiliki
konsekuensi tersendiri, salah satunya ada tambahan biaya hidup yang harus
dipenuhi. Mungkin hal ini juga yang membuat orang tua saya menyerah tidak mampu
membiayai kuliah.

Perbandingan biaya hidup di Semarang dengan Jogja sangatlah
berbeda, meski kedua kota tersebut merupakan pusat ibukota provinsi. Hal ini
karena taraf hidup yang juga berbeda sehingga berdampak pada harga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

Nah, buat Anda yang mau jadi mahasiswa baru, perlu dipikirkan juga
ya untuk biaya hidup selama kuliah. Kalau berdasarkan pengalaman saya sih
memang kuliah di UGM lebih mahal dibanding UNDIP karena ada sumbangan BOP di
awal kuliah. Tapi biaya hidup lebih murah yang artinya selama 8 semester / 4
tahun saya akan menghabiskan hidup saya di Jogja. Total biaya hidup yang
dikeluarkan di Jogja dibandingkan di Semarang tentunya akan lebih mahal di
Semarang.

Biaya hidup yang perlu dipikirkan bukan hanya soal makan dan
minum, tetapi juga biaya mengerjakan tugas dan biaya pulang pergi ke kota asal.

  1. Memiliki circle pertemanan
    positif

Pentingnya memiliki circle pertemanan yang positif saat kuliah
menurut saya sangat penting sekali, terlebih bagi saya yang introvert dan hidup
pas-pasan. Karena banyak juga mahasiswa baru yang memang sudah kaya dari orang
tuanya, fasilitas hidupnya pun jauh di atas saya. Namun bukan berarti menghindari
untuk berteman dengan orang-orang kaya, tetapi lebih ke saling pengertian aja. Jadi
kalau saya pribadi memilih berteman dengan orang-orang yang bisa mengerti
kondisi saya dan begitu juga sebaliknya. Kami berteman tetapi tidak saling
memaksakan untuk bisa jalan-jalan, nongkrong, dan lain-lain.

Harapan Mahasiswa Selama Kuliah di Kampus

  1. Lulus tepat waktu

Harapan mahasiswa selama kuliah selanjutnya adalah bisa lulus
tepat waktu. Siapa sih yang nggak mau? Apalagi mahasiswa seperti saya yang
biaya kuliah dan hidupnya berasal dari orang lain, meski itu saudara. Jadi saya
pun harus memacu diri untuk bisa selesai kuliah tepat waktu agar tidak menjadi
beban. Namun belakangan ini saya juga berpikir, meski dibiayai oleh orang tua
sendiri pun komitmen untuk lulus tepat waktu ini penting bagi mahasiswa. Karena
akan banyak godaan yang bikin kuliah semakin lama jadi harus bertahan melewati
ujian yang ada.

  1. Memiliki IPK minimal 3.00

Waktu itu saya masih menganggap bahwa bisa masuk UGM adalah hal
yang luar biasa, maka saya pun memasang standar diri untuk bisa mendapatkan
nilai minimal IPK 3.00. Saya terlalu pesimis untuk menargetkan bisa mendapatkan
gelar cumlaude karena persaingan yang tidak mudah.

Namun saya sarankan bagi Anda yang akan menyandang status
mahasiswa baru, jangan takut memasang target tinggi dalam pencapaian nilaimu.
Dengan begitu Anda tidak akan memberikan batasan pada kemampuan diri sendiri.
Membatasi kemampuan diri bukan lah suatu alasan untuk mengasihani diri sendiri,
justru hal ini menjerumuskan diri untuk tidak menunjukkan kemampuan yang
sebenarnya.

  1. Bisa mendapatkan pekerjaan
    yang layak setelah lulus

Last but not least, setelah lulus kuliah
bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Kondisi ekonomi keluarga waktu itu tidak
memungkinkan diri saya untuk bermimpi melanjutkan kuliah S2. Yang ada dalam
benak saya adalah bagaimana saya bisa mendapatkan pekerjaan bagus, mendapatkan
gaji dan bisa bikin bahagia orang tua dan orang-orang di sekitar.

Saya tidak menilai harapan ini salah sepenuhnya, mengingat kondisi
waktu itu. Namun saya mengingatkan bahwa diri Anda layak bekerja berdasarkan
passion yang dimiliki, bukan berdasarkan uang yang didapatkan. Karena percuma
orang-orang di sekitar Anda bahagia karena ikut kecipratan penghasilan Anda,
tetapi Anda yang menjalaninya tidak bahagia.

Sebenarnya waktu itu saya lebih ingin jadi reporter, bekerja di
statiun televisi, dibandingkan menjadi pegawai bank. Namun saya terlalu banyak
mendengarkan pendapat orang dan sedikir mendengarkan kata hati. Apakah
menyesal? Tidak, karena kembali lagi mengingat kondisi waktu itu.

 Contoh Harapan Mahasiswa Selama Kuliah

Nah, seperti itulah harapan mahasiswa selama kuliah
berdasarkan pengalaman pribadi diri saya. Kalau Anda apa harapan selama jadi
mahasiswa nantinya? Yuk, targetkan diri dan berkomitmen untuk menyelesaikan
kuliah tepat waktu. Selama kuliah pun isi waktu kosong Anda untuk menemukan
passion dan jati diri. Ingat lah masa mudamu akan dipenuhi banyak waktu dan Kesehatan
tetapi tak punya uang. Jadi jika Anda tak punya uang, maka Anda tidak sendiri.
Jangan menyerah, dan hadapi dengan penuh rasa optimis bahwa masa depan cerah
menanti Anda di depan.