Kegiatan Membangun Harga Diri Anak Muda

Menurunnya
harga diri bisa terjadi pada siapa saja. Hal ini wajar sebagai manusia
disebabkan kondisi psikologis dan lingkungan di sekitarnya. Sebenarnya tidak
hanya menyerang kaum muda tetapi juga yang sudah tua.

Namun
pahami dulu perbedaan harga diri ini dengan rendah hati ya, karena masih banyak
yang sering kebola balik. Kalau rendah hati ini sifat yg harus kita miliki agar
terhindar dari sifat yang sombong dan tamak. Berbeda dengan rendah diri yang
selalu menganggap diri tak bernilai. Inilah yang sering kali menyebabkan
menurunnya harga diri seseorang.

Mari
kita bahas lebih lanjut mengenai apa itu menurunnya harga diri, cara
mengatasinya, dan contoh kasus yang biasa terjadi.

 

Pentingnya
Membangun Harga Diri

Membangun
harga diri memang tidak mudah dan tidak instan. Oleh karena dibutuhkan stimulus
yang berkesinambungan. Karena bisa jadi hari ini harga diri meningkat tetapi
keesokan harinya harga diri turun. Mungkin karena mood yang sedang baik,
overthinking, dan perasaan negatif lainnya yang memicu menurunnya harga diri.

Kenapa
membangun harga diri penting, terutama bagi pemuda?

Zaman
sekarang banyak sekali terjadi bully-ing yang menjadi penyebab
menurunnya harga diri dan kepercayaan diri anak. Sebenarnya hal ini terjadi
karena ada kejadian sebelumnya yang belum selesai dan masih meninggalkan
traumatis bagi anak sehingga ketika terjadi sesuatu yang situasinya hampir
mirip si anak pun teringat kembali memorynya dan akhirnya bersikap sama.

Namun
bukan berarti membangun harga diri ini untuk menjadikan si anak selalu merasa
benar dan teman-temannya salah, bukan untuk pembelaan diri yang salah, tetapi
membangun harga diri adalah mampu melihat mana yang benar dan tidak.

Seorang
anak yang sedari kecil tidak diajarkan memiliki harga diri maka dia akan tumbuh
dengan kemampuan yang kurang dalam menghargai dirinya sendiri. Pada akhirnya
mudah menyakiti dirinya sendiri dan terburuknya self harm. Nah, itulah mengapa
membangun harga diri ini jadi penting sekali.

 

Tips
Membangun Harga Diri Anak Muda

Berikut
ini ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan anak muda dalam membangun harga
dirinya.

1.      
Menuliskan Perasaan

kegiatan ini saya sebut sebagai membuat jurnal harian. Anda
bisa menuliskan kegiatan sehari-hari, tapi tidak terbatas hanya menulis list
kegiatan. Namun juga disertai perasaan saat melakukannya dan menulis bagaimana
tanggapan orang lain yang juga dirasakan.

Dulu sewaktu sekolah saya suka menulis kegiatan saya sehari-hari
menjadi sebuah diary. Saya tidak tahu awalnya bagaimana menuliskannya. Namun
saya sadari bahwa tidak harus bagus dalam menuliskannya, karena saya hanya
perlu mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan saya, dan hanya
untuk diri saya sendiri bukan untuk dinilai orang lain. Kegiatan menulis itu menjadi
suatu kebiasaan. Kadang-kadang saya membacanya kembali dan saya menemukan diri
saya bisa bangkit ketika membaca ulang pencapai-pencapaian diri saya.

Nah, cobalah untuk menuliskan kegiatan harian Anda secara
deskriptif. Setelah menulis biasanya Anda bisa merasa sedikit lega dan bisa
mengenali perasaan apa yang sedang Anda alami.

2.      
Tanyakan Bukti

Harga diri yang mulai menurun biasanya ditandai dengan
keresahan yang dirasakan sebagai akibat dari adanya overthinking. Misalnya Anda
merasa bahwa orang lain membenci Anda. Coba tanyakan bukti itu pada diri Anda
sendiri, benarkah? Apa bukti mereka membenci Anda?

Kalau menurut Andrea Owen dalam bukunya How To Stop Feeling
Like Sh*t
dia menyebutnya kecaman batin. Kecaman batin seringkali membuat
diri kita merasa tidak berharga.

Perlu juga Anda tanyakan pada diri Anda berasal darimana
kecaman batin itu. Mungkin Anda pernah mengalaminya dan ketakutan Anda itu
hanyalah ingatan yang belum selesai Anda sembuhkan.

3.      
Melihat dari Sisi Positif

Membandingkan diri dengan orang lain memang lebih mudah. Artinya
lebih mudah menyakiti diri sendiri daripada menggali potensi diri. Karena pada
dasarnya kita selalu dibatasi oleh pikiran kita sendiri.

Membandingkan diri dengan orang lain bisa dilakukan dengan
lebih bijak tanpa harus menyakiti atau membuat harga diri turun. Dengan selalu
melihat sisi positif dari setiap kondisi yang ada. Contohnya saat Anda
membandingkan diri dengan orang lain yang memiliki banyak kelebihan dibanding
Anda. Kenapa ya dia bisa ini dan itu, sedangkan aku tidak. “Aku
tidak” ini seringkali tidak terbukti karena Anda belum pernah mencobanya
tetapi langsung menjudge bahwa diri Anda tidak bisa. Pikiran kitalah yang
membatasi dan menghalangi diri dari peluang yang ada.

4.      
Keluarlah

Bagi Anda yang terbiasa menarik diri dari pergaulan, tentunya
hal ini cukup sulit dilakukan. Biasanya kan tidak bergaul kok disuruh bergaul.
Namun saya tahu jauh di dalam lubuk hati Anda, Anda pun ingin merasakan
kebahagiaan seperti mereka. Buktinya Anda merasa kesepian saat menarik diri
dari pergaulan.

Hal ini juga terjadi pada diri saya. Seringkali pikiran
membatasi bahwa hal ini memalukan dan itu tidak, yang pada akhirnya saya hanya
mengikuti norma yang dibuat oleh orang lain, bukan berdasarkan keinginan saya
sendiri. Sesekali break the limit itu perlu dan rasakan beyond the
limit.

Dengan keluar dan mencoba bertemu dengan orang-orang maka kita
pun akan melihat realita. Apa benar orang-orang berpikir seperti yang kita
risaukan selama ini, jangan-jangan cuma pikiran kita saja.

5.      
Perhatikan Diri

Cobalah memperhatikan diri lebih sering. Mengutamakan
kepentingan orang lain diatas diri sendiri memang baik, tetapi lihat situasi
dan kondisi juga. Nah, hal ini yang kurang dipahami oleh anak-anak. Fokus
mereka jadi orang lain terus sehingga mengabaikan kebutuhan diri sendiri.

Saya mengalaminya sehingga saya mengenyampingkan kebutuhan
pribadi saya, saya selalu berusaha menjadi pahlawan finansial bagi keluarga
besar saya sehingga malah saya terjerumus pada hutang.

Oleh karena itu, anak muda perlu juga diberi edukasi tentang self
love
, bagaimana mereka bisa mencintai diri sendiri tanpa menyakiti orang
lain. Mencintai diri sendiri juga hal baik. Itu yang perlu diingat.

 

 

Peran Orang Tua dalam
Kegiatan Membangun Harga Diri Anak Muda

Peran orangtua sangatlah
penting bagi proses membangun harga diri anak. Karena orangtua adalah support
system
yang paling dibutuhkan anak dibandingkan teman-temannya. Jika  anak merasa mendapat support dari
dalam keluarga, saya yakin dia tidak akan mencari support dari luar.
Karena dari orang tua mereka sudah cukup.

Ada contoh kasus menarik yang
saya baca di WA story teman saya semalam. Dia memberikan kasus jika anak
disakiti di sekolah apa yang orangtua akan lakukan. Dia memberikan beberapa
opsi yang memberikan dampak bagi anak, tidak hanya menyelesaikan masalah.
Pilihan pertama, orangtua akan menyuruh anak membalas menyakiti temannya.
Pilihan kedua, orangtua akan menyuruh anak diam saja dan baik-baik saja. Masing-masing
pilihan tindakan orangtua itu akan berdampak pada anak hingga dia beranjak
dewasa. Pilihan pertama artinya orangtua mengajarkan membalas dengan kekerasan
dan berdampak pada anak bahwa dikemudian hari anak akan melakukan hal yang sama
(menggunakan kekerasan) untuk menyelesaikan masalah. Pilihan kedua mengajarkan
pada anak bahwa kekerasan itu benar dan menyakitinya adalah hal yang wajar. Hal
ini akan berdampak pada anak tidak bisa memberikan penghargaan pada dirinya,
menganggap orang lain menyakitinya adalah layak, dan pada akhirnya dia hanya
akan berbuat segala sesuatu demi menyenangkan orang lain (people pleaser).

Jika Anda menjadi orangtua,
Anda akan memilih tindakan yang mana?

Tentu bukan keduanya ya.
Karena keduanya tidak memberikan dampak yang baik bagi anak. Ada beberapa tips
yang bisa Anda terapkan untuk membangun harga diri anak, yaitu :

1.       Ajarkan
anak untuk berani berkata tidak. Anak harus bisa menyatakan apa yang tidak dia
sukai.

2.       Ajarkan
anak untuk melaporkan kejadian tersebut pada pihak yang lebih berwenang,
seperti jika itu terjadi di eskolah maka lebih baik anak melaporkannya kepada
guru.

3.       Ajarkan
anak untuk mengenali emosinya. Tak apa jika anak merasa sakit hati, kecewa,
ingin marah, dll. Tugas Anda sebagai orangtua adalah mengajarkan cara yang baik
untuk melampiaskan emosinya tanpa menyakiti diri sendiri dan orang lain.

4.       Latih
anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini tentu sesuatu yang
menantang bagi anak dan hargai sikap mereka.

 

Nah,
itulah bagaimana cara membangun harga diri anak muda melalui aktivitas-aktivitas
yang bisa diterapkan sehari-hari. Kita tidak bisa menentukan masa depan mereka,
tetapi kita bisa membimbing dan mengarahkan mereka untuk memilih tindakan yang
baik.