Kesalahan Dalam Membangun Personal Branding di Tempat Kerja

Personal branding menjadi hal yang tidak lagi tabu untuk
dibicarakan. Bahkan masyarakat seperti sudah berbondong-bondong untuk membangun
personal branding di berbagai platform media sosial, seperti facebook,
Instagram, youtube, twitter, tiktok dll.

Fenomena di lapangan ini membuktikan bahwa personal branding
tidak lagi hanya dilakukan oleh kaum professional atau influencer. Sebelum
media sosial berkembang, masih bisa dihitung orang-orang yang menampilkan
dirinya di depan publik untuk memperbanyak massa atau jumlah follower. Bisa
dipastikan itu hanya dilakukan artis-artis atau tokoh public saja.

Namun sekarang dunia telah berbeda. Dampak media sosial
seperti membuka kran bagi orang-orang untuk tidak lagi menyembunyikan dirinya.
Orang-orang bisa menekuni hobinya sebagai penulis, fotografer, kolektor,
seniman, dll.

Kemudian muncul pertanyaan, apakah personal branding yang
dibangun bisa digunakan untuk menghasilkan uang?

Berbeda dengan para artis/selebritis yang mengeksplore
dirinya karena kepentingan pekerjaan, seperti agar mendapatkan tawaran iklan,
bermain film, dan lain sebagainya. Karena memang pekerjaan mereka mengharuskan
menampilkan dirinya.

Bagaimana jika personal branding dibangun oleh orang-orang
biasa? Apakah itu juga berpengaruh terhadap penghasilan mereka?

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai personal branding
ini, khususnya di tempat kerja, mari kita samakan dulu perbedaan brand dan
branding.

Seringkali orang-orang masih salah paham dalam memaknai ap
aitu brand dan branding. Akhirnya brand dan branding dianggap sama saja.
Padahal memiliki makna yang berbeda.

Brand adalah identitas atau persepsi seseorang. Misalnya
ketika bangun tidur kita bercermin dan memikirkan tentang apa yang harus dilakukan
hari ini. Jika Anda memikirkan untuk menjadi orang yang lebih percaya diri saat
menjadi pembicara di seminar maka Anda sedang menciptakan brand diri Anda.

Branding adalah cara orang melihat diri kita yang tampak
dari bagaimana kita berpenampilan, berkomunikasi, berjalan, dan lain sebagainya
yang bisa mewakili gambaran diri kita.

Oleh karena itu, antara brand dan branding memiliki hubungan
yang kuat. Kita tidak bisa membangun personal branding tanpa memikirkan brand
apa yang akan kita gunakan, sedangkan tanpa branding atau tanpa kita
membangunnya melalui body language maka tidak akan sinkron dengan brand yang
ingin kita ciptakan. Pada akhirnya brand hanya akan ada dibenak kita saja.

Kesalahan-kesalahan Saat Melakukan Personal Branding

  • Tidak mengenali potensi diri sendiri

Seringkali orang hanya membuat profil
secara asal saja di media sosial atau di tempat kerja sekalipun. Bekerja keras
memang perlu, tapi jika Anda bekerja keras tanpa tahu tujuan maka itu tidak
akan berdampak panjang bagi kehidupan tempat kerja Anda. Karena posisi Anda
lama-lama akan tergantikan oleh rekan kerja yang memiliki karakter lebih kuat.

Jadi mau dikenal sebagai apa Anda saat ini
di kantor menjadi penting. Apakah sebagai orang yang jago marketing? Jago di
bidang IT? Kenali potensi Anda mulai saat ini agar apa yang dilakukan menjadi
terarah dan sesuai tujuan.

  •       Tekun bekerja tanpa diketahui orang lain

Apakah saat ini Anda merasa menjadi “yes”
man di kantor? Maksud hati ingin bekerja lebih keras tetapi malah dimanfaatkan
rekan kerja untuk menghandle pekerjaannya. Parahnya atasan Anda tidak tahu soal
ini, jadi yang mendapat penilaian baik tetap teman Anda meski sebenarnya Anda
lah yang mengerjakannya.

Jadi mulai sekarang lebih baik bersikap
tegas terhadap jobdesk masing-masing itu perlu. Pastikan juga bahwa atasan Anda
dan rekan kerja melihat bahwa Anda bekerja keras untuk itu. Sudah bukan
jamannya lagi berkorban untuk orang lain yang hanya akan merugikan diri
sendiri. Lihat kembali keluarga Anda yang menunggu di rumah, mereka butuh waktu
luang Anda jadi jangan banyak lembur untuk mengerjakan yang bukan tugas Anda,
mereka juga butuh pergi bermain dengan Anda.

  •      Tidak percaya diri menghadapi persaingan

Masih banyak yang merasa bahwa dia hanya
biasa saja di tempat kerja, suka menunjuk rekan lain yang baginya terlihat
lebih hebat dari dirinya. Padahal sebenarnya kemampuan yang dimiliki tidak
kalah baik, hanya saja kurang percaya diri.

Biasanya hal ini didorong karena rasa
trauma masa lalu yang berhubungan dengan pekerjaan. Misalnya dulu pernah
melakukan kesalahan yang membuatnya dimarahi habis-habisan dan bahkan mungkin
berdampak pada dikucilkan rekan kerja atau dikeluarkan.

Ketika Anda membuat kesalahan sebenarnya
hal itu adalah wajar dan manusiawi. Hanya saja respon orang lain yang terlalu berlebihan
dan diri Anda pun ikut larut dalam rasa bersalah yang berlebihan. Coba untuk
bangkit Kembali dan tumbuhkan rasa percaya diri. Mengingat Kembali
prestasi-prestasi kita menjadi cara yang ampuh untuk meningkatkan kepercayaan
diri.

  •       Melakukan personal branding bukan untuk masa
    depan

Personal branding positif yang kini sedang
Anda bangun pastinya bertujuan untuk jangka panjang dan untuk sesuatu yang
belum Anda peroleh saat ini, seperti target karir yang Anda inginkan.

Namun masih banyak orang yang ternyata
terjebak pada zona nyamannya saat ini. Jadi walaupun sedang membangun personal
branding tapi tidak mau berpindah posisi dari tempatnya saat ini maka upayanya
akan gagal. Karena untuk apa personal branding kuat tapi hanya mau berkutat di
pekerjaan yang sudah ada.

  •      Mempromosikan diri secara berlebihan

Segala sesuatu yang dilakukan secara
berlebihan memang tidak memberikan hasil yang baik. Contoh ini seperti ketika
ditawari untuk menjadi konten creator di media sosial, padahal skill yang dimiliki
masih pemula. Boleh mencoba menerima tawaran tapi diimbangi juga dengan proses
belajar dan tetap rendah hati. Kesalahan yang dilakukan adalah ketika menerima
tawaran pekerjaan baru membuat diri menjadi sombong dan hanya ingin terlihat
serba bisa saja. Maka bisa dipastikan over promoting semacam ini hanya akan
membuat personal branding berantakan.