3 Kisah Inspiratif Islami Tentang Kehidupan

 

Kehidupan tidak bisa
kita pelajari dari sekolah, justru kita harus lebih banyak mengamati dan
berkaca pada kehidupan orang lain. Kehidupan yang selalu dinamis pasti tidak luput
dari masalah yang terjadi. Tidak ada seorang pun yang bisa menghindari masalah
dalam hidup mereka.

Oleh karena itu, saya
memilih menghadirkan kisah inspiratif islami tentang kehidupan ini untuk kita
belajar baik dan buruk dari pengalaman orang lain. Karena usia dan waktu kita
terbatas, kita tidak mungkin mengalami semua baru belajar dan mengulanginya
kembali. Waktu tak pernah bisa diputar kembali.

Jadi lebih baik belajar
dari pengalaman hidup orang lain, bagaimana sikap dan pilihan tindakan yang dipilih
beserta konsekuensi yang dihadapi. Karena setiap pengalaman hidup adalah pelajaran
yang berharga.

 

Kisah
Inspiratif Islami Tentang Kehidupan : Kakek dan Pencuri Pepaya

Kisah inspirasi islam ini tentang kehidupan seorang kakek
yang hidup sederhana, menjadi orang kampung yang bersahaja.

Pada suatu ketika ia mendapati sebuah pohon pepaya di
depan rumah berbuah, walaupun hanya beberapa buah saja tapi sudah siap untuk
dipetik.

Pada keesokan harinya ketika dia mau memetik buah nya
ternyata buahnya hilang dicuri orang.

Kakek merasa sedih dan istrinya merasa heran, karena
melihat si kakek yang murng hanya gara-gara papaya yang dicuri.

Tetapi ternyata yang dipikirkan si kakek adalah betapa
susahnya orang yang mencuri itu, dia harus bersembunyi ditengah malam hari
supaya tidak ketahuan dan harus memanjat dalam keadaan gelap susah payah untuk
memetiknya.

Keesokan harinya si kakek sengaja meminjam tangga untuk
ditaruh di bawah pohon hanya untuk memudahkan jikalau sang pencuri itu datang
lagi.

Namun pada esok hari ternyata si kakek mendapati buah
pepayanya masih ada, tangganya pun tidak bergeser sedikitpun, si kakek bersabar
dan berharap pencuri itu akan datang lagi malam harinya.

Namun di hari berikutnya juga tetap saja buah pepaya itu
masih ada di tempatnya.

Pada sore hari, ada yang bertamu ke rumah kakek dan dia
menenteng beberapa buah pepaya besar di tangannya, pemuda ini belum pernah
dilihat oleh kakek sebelumnya.

Singkat cerita setelah berbincang cukup lama dan ketika
pemuda itu hendak pamit, pemuda itu dengan sangat menyesal mengaku bahwa dia
yang telah mencuri pepayanya.

Sebenarnya pada malam berikutnya dia hendak mengambil
buah pepaya yang tersisa, tapi dia tersadar ketika melihat ada tangga dan
tersentuh hatinya dengan kebaikan sang pemilik pohon karena kebaikan dan
kesabarannya.

Dari semenjak itu dia bertekad tidak akan mencuri lagi,
untuk itu dia mengembalikan pepaya si kakek untuk menebus kesalahannya, pepaya yang
dia beli sendiri di pasar.

Ternyata si kakek yang pepayanya dicuri memilih tidak
marah, justru sebaliknya, dia berpikir bagaimana susahnya pencuri harus mencuri
malam-malam dan memanjat pohonnya yang tinggi.

Cerita ini memberikan gambaran kepada kita bahwa ketika
masalah terjadi selalu ada pilihan untuk kita berpikir positif. Coba jika kakek
berpikir negative dan marah-marah serta melakukan hal negative lainnya, mungkin
pemuda itu pun masih sering mencuri pepaya, tidak hanya pohon milik kakek
tetapi bisa juga milik tetangga lainnya.

 

Kisah Inspiratif
Islami Tentang Kehidupan : Belajar Memahami

Cerita ini datang dari sebuah keluarga yang sudah cukup
ramai dengan kehadiran tiga orang anak. Sewaktu anak sulung masih duduk di
bangku SMP, ia pernah bertengkar dengan ayahnya, lantaran perbedaan pendapat
mengenai kehadiran anggota keluarga baru.

Dua karakter keras kepala ini, kala itu, sama-sama memegang
teguh pendirian. Si Anak Sulung sama sekali tidak ingin lagi, hadir seorang
anggota keluarga baru.

Sementara Sang Ayah, masih dengan penjelasan keuntungan
hadirnya anggota baru ini. Namun pada akhirnya, argumen anak sulung ini menang.
Umur ibu, yang menjadi alasan argumen anak sulung ini.

Waktu terus berjalan, hingga sampai pada masanya anak sulung
untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, di Surabaya.

Menjelang ujian akhir semester satu, hal yang
dirahasiakan keluarganya pun akhirnya terkuak. Usia kandungan Sang Ibu, sudah
menginjak empat bulan. Sekeras apapun berusaha, janin ini tidak dapat
digugurkan.

Entah jenis setan apa yang merasuki, anak sulung ini
benci sebenci – bencinya. Ketika adik baru ini lahir, Anak sulung justru merasa
bodoh karena telah bersikap tidak adil terhadap bayi yang tak berdosa.

Hingga akhirnya, pada suatu malam, ia layangkan doa
seraya menangis, ia meminta pada Allah untuk menghilangkan rasa benci di
hatinya, jika adik baru itu baik untuknya.

Singkat cerita, Allah mengabulkan doanya. Meruntuhkan
rasa benci, dengan memberi sakit jantung pada adik kecilnya. Berbagai usaha
telah dilakukan, demi kesembuhan Si Adik. Dua tahun kemudian, hasil rontgen
dokter menunjukkan, bahwa Si Adik telah sembuh.

Kisah islami penuh
hikmah ini, mengingatkan bahwa apapun yang terjadi, adalah agar manusia belajar
sesuatu. Belajar untuk memahami kemudian menerimanya sebagai takdir dari Allah
SWT.

 

Kisah Inspiratif Islami Tentang Kehidupan
Seorang Waria

Kisah islami menyentuh
hati kali ini, datang dari cerita yang dituturkan kembali, oleh salah seorang
dosen hukum di salah satu universitas terkemuka di Indonesia.

Selain
berprofesi sebagai seorang dosen, beliau juga seorang notaris. Dari sekian
banyak klien, salah satunya ada seorang waria. Beliau cukup dekat, dan
mengetahui kehidupan waria ini.

Sudah
barang tentu, dosen hukum tersebut mengetahui agama yang dianut Si Waria,
seorang muslim.

Suatu
hari, Si Waria datang kepada dosen hukum itu untuk mengurus suatu hal. Kali
ini, di balik senyum merah merona dan rambut panjang semampai itu, diam – diam
ia tidak dapat menepis kenyataan yang mengganggunya. Terlebih lagi ketika musim
haji tiba.

Si
Waria ini sadar, sudah lama ia tidak melaksanakan kewajiban shalat lima waktu
dan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Namun,
ia merasa terlanjur, masuk ke dalam kehidupan yang sekarang dijalani. Apalagi
sama sekali tidak ada kepedulian dari orang tuanya. Kadang ia lebih tidak
peduli lagi.

Sambil
menangis, Si Waria ini ungkapkan kegelisahannya. Tentang bagaimana nanti dia
mempertanggung jawabkan perbuatannya pada Allah.

Dia
masih berhadapan dengan jalan buntu. Di sisi lain, ketika musim haji tiba,
dengan materi berkecukupan sekarang, ia ingin menunaikan salah satu rukun islam
itu. Tapi, ia bingung, harus dengan pakaian apa ia menghadap, dan menginjakkan
kakinya di rumah Allah.

Hingga akhirnya, Si Waria ini berpesan kepada dosen hukum, bahwa ketika
nanti ajalnya tiba, ia ingin diperlakukan sebagaimana pertama kali ia
dilahirkan.

Sebaik-baik tempat
kembali adalah Allah SWT. Ketika orang lain tidak peduli padamu, mengabaikanmu,
dan kamu merasa bukan milik siapa-siapa. Selalu ingatlah bahwa Allah lah yang
memilikimu.

Daripada berputus asa dan
merasa kecewa terhadap manusia, lebih baik fokus untuk memperbaiki diri
sendiri. Sebelum waktunya tiba dan kita tak pernah punya kesempatan lagi untuk
memperbaikinya.

Kisah tersebut juga mengajarkan
pada kita bahwa seburuk-buruknya masa lalu kita, selalu ada masa depan yang
lebih baik. Semoga kisah inspiratif islami tentang kehidupan tersebut bisa
menyemangati hatimu.