Kisah Islami yang Menginspirasi

 

Kisah islami yang
menginspirasi berikut ini datang dari kisah raja dan seorang pemuda yang
memilih untuk jujur. Kisah-kisah islami memang selalu mampu membuat orang yang
membacanya berpikir kembali, melihat perspektif baru, dan juga menambah inspirasi.

Sebenarnya banyak kisah
islami dari para sahabat Nabi yang hikmahnya sangat berharga bagi kehidupan
kita saat ini. Semua masalah yang kita hadapi seolah sudah ada contekan
penyelesaiannya jika kita mau mencarinya. Ya, tentunya lewat kisah-kisah orang-orang
terdahulu.

Berikut ini ada sebuah kisah motivasi yang dapat kita petik
hikmahnya diceritakan oleh Ustadz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic
Studies dan Development Jakarta). Walaupun kisah ini bukan hadis atau riwayat
dari salafuna shaleh, namun sebagaimana disabdakan 
Rasulullah SAW. : “Kalimat hikmah adalah barang
seorang mukmin yang hilang, maka dimana saja ia menemukannya ia lebih berhak
untuk mengambilnya
.” (HR. Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah
RA)

Kisah Islami
yang Menginspirasi : Sang Raja dan Pemuda yang Jujur

Alkisah, ada seorang raja yang
sudah memasuki usia senja dan ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan
kebiasaan di masa itu, ia tak menunjuk anak-anaknya maupun pembantu terdekatnya
untuk menggantikannya menjadi raja. Sang Raja memiliki cara berbeda,
karena ia menginginkan penggantinya kelak merupakan orang yang benar-benar
jujur dan kompeten menjadi seorang raja.

Suatu ketika, sang Raja
memanggil seluruh pemuda yang berada di negeri itu,
dan berpidato di hadapan mereka. “Aku akan mengadakan sayembara. Kalian
semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji ini, rawatlah, dan kembalilah
setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki tanaman
terbaik, akan langsung ku tunjuk menjadi raja menggantikanku,” ujar Sang 
Raja.

Mendengar pengumuman Sang Raja, semua
pemuda antusias untuk merawat biji tersebut sebaik-baiknya. Seorang pemuda
bernama Shabri terlihat sangat antusias. Ia menanam biji itu, dan menyiraminya
setiap hari sepenuh hati. Hari demi hari ia jalani, tapi sampai sebulan
berlalu, dari biji yang ia tanam itu belum tumbuh apa-apa.

Bahkan bulan pun berganti
bulan, hingga setelah enam bulan ketika para pemuda lainnya mulai membicarakan
tanaman mereka yang tumbuh dengan tinggi dan bagusnya. Bahkan sebagian sudah
ada yang mengeluarkan buah, namun yang terjadi pada Shabri, biji yang ditanamnya
tak kunjung menampakkan tanda-tanda tumbuh mengeluarkan batang dan cabang.
Hatinya pun mulai gusar dan gelisah.

Tanpa terasa, setahun berlalu. Semua pemuda diminta membawa tanamannya kepada Sang
Raja. Mereka pun sangat antusias datang ke Istana
membawa hasil tanamannya yang diletakkan di pot-pot yang agak besar.
Masing-masing mereka saling membanggakan hasil tanamannya. Hal ini berbeda
dengan biji yang ditanam Shabri, yang tidak menghasilkan apapun dari biji yang
ditanamnya tersebut.

Oleh karenanya, ia pun enggan untuk datang menghadap Sang Raja. Namun ibunya mendorongnya untuk pergi dan berbicara apa
adanya kepada Sang Raja. Karena apapun hasilnya, itu merupakan amanah dari Sang
Raja, yang harus ia “tunaikan” dan ia pertanggung jawabkan kepada
sang Raja.

Akhirnya setelah beristikharah cukup panjang, ia pun berangkat ke Istana dengan
tujuan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Sang Raja, dengan membawa
pot yang kosong tanpa ada satu tangkai tanaman pun yang tumbuh di pot tersebut.
Kedatangannya disambut dengan cemoohan, ejekan dan olokan para pemuda lainnya.
Shabri hanya terdiam dan berusaha menenangkan diri, seraya memperbanyak istighfar
kepada Allah Ta’ala.

Tak lama kemudian, raja muncul dan mulai memeriksa hasil tanaman seluruh
pemuda. Beliau mengungkapkan, “Kerja kalian bagus, tanaman kalian bukan
main indahnya. Dan tibalah saatnya bagiku sekarang untuk menunjuk seorang dari
kalian untuk menjadi raja yang baru.” Mendengar itu, semua pemuda berharap
agar dirinya lah yang akan ditunjuk oleh Sang Raja, untuk menggantikannya.

Suasana menjadi sepi dan senyap. Semua terdiam, menantikan kata-kata yang akan
keluar dari raja. Tiba-tiba raja memanggil Shabri yang berada di barisan paling
belakang. Mendengar namanya dipanggil, Shabri panik, “Jangan-jangan aku
akan dihukum karena tidak mampu merawat biji yang diamanahkan Raja
kepadaku,” gumamnya.

Suasana pun tiba-tiba berubah menjadi riuh rendah penuh dengan ejekan dan cemoohan
hadirin yang menyaksikan pot Shabri yang kosong melompong. Tanpa sebatang
tangkaipun yang tumbuh dari biji yang ditanamnya.

Sang
Raja tiba-tiba berteriak, “Diam semuanya!”
Semua pemuda tertegun. Raja kemudian menoleh kepada Shabri, dan kemudian beliau
mengumumkan, “Inilah Raja kalian yang baru!”.

Semua terkejut. Bagaimana
mungkin orang yang gagal bisa menjadi raja?

Menyadari keheranan mereka, raja kemudian melanjutkan, “Setahun yang lalu aku memberi
kalian sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan kepada kalian adalah biji
yang sudah direbus terlebih dahulu. Dan oleh karenanya pasti tidak akan pernah
dapat tumbuh. Dan ternyata kalian semua telah menggantinya dengan biji yang
lain”.

“Hanya Shabrilah satu-satunya pemuda yang tidak mengganti dengan biji yang
lain. Shabri telah bersikap jujur, terhadap amanah yang aku embankan kepadanya,”
kata Sang Raja.

“Dan aku menginginkan penggantiku kelak adalah orang yang memiliki
kejujuran dan keberanian. Jujur karena tidak mengganti
biji dariku dengan biji lainnya. Berani, karena berani datang ke Istana untuk
membawa pot dengan biji yang kuberikan, meskipun tidak tumbuh apapun
daripadanya. Karena itulah, dia aku angkat menjadi Raja mengganti
kedudukanku”.

Hikmah Kisah
Islami yang Menginspirasi

Demikian
kisah Sang Raja dan pemuda yang jujur. Pastinya ada 
hikmah besar dalam kisah di atas, yaitu betapa kejujuran merupakan mahkota kebaikan. Semoga kita diberi taufik
agar termasuk
golongan yang jujur.

Kejujuran tidak datang
dengan sendirinya, karena itu adalah hasil dari peperangan batin kita antara
kebaikan dan keburukan. Oleh karena itu, janganlah hanya menyerah dan kalah
dari keburukan yang lebih banyak dari hawa nafsu kita semata. Namun melupakan
hakikat dari kebenaran itu sendiri.

Semoga kisah islami yang
menginspirasi di atas bisa menjadi contoh dan dapat kita ambil hikmahnya bersama
untuk selanjutnya kita terapkan dalam kehidupan.