Kisah – Kisah Islami Menyentuh Hati

 

Berikut saya hadirkan beberapa
cerita Islami dari kisah – kisah Islami menyentuh hati. Mungkin diantara Anda
saat ini banyak yang sedang ragu untuk melakukan sesuatu. Keraguan yang hadir
diantara ambisi dan ketakutan. Tidak mudah untuk mengambil keputusan, tapi
pahamilah bahwa dihatimu sudah bersarang banyak rasa takut itu artinya kamu
harus maju terus. Itulah keputusan yang tepat, yaitu untuk melawan ketakutan
dalam dirimu.

Karena hanya ada dua
kemungkinan hasil dalam pertarungan batin Anda, yaitu Anda yang menang atau
rasa takut yang menang. Itu saja. Namun dengan catatan rasa takutmu tidak
berkaitan dengan sesuatu yang bisa merugikan orang lain lho ya…

 

Kisah – kisah Islami
Menyentuh Hati : Tiga Langkah Lagi

Kata menyesal sering terjadi
disaat kita telah mengambil keputusan yang salah karena kita sudah putus asa.
Bahkan akibat dari putus asa ini dapat menimbulkan kerugian materi. Seperti
kisah seorang penambang emas berikut ini.

Ada seorang pria yang memiliki
mata pencaharian sebagai penambang emas. Awalnya pria tersebut hanya mencari
emas di tempat umum yang biasa orang mencari emas di sana, namun hasilnya
kurang menggembirakan. Kemudian ditemukan sebidang tanah yang diperkirakan
banyak mengandung emasnya. Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya pria
tersebut memutuskan menjual rumah dan harta bendanya. Hasil dari penjualan
tersebut dibelikan tanah yang diperkirakan banyak mengandung emas tadi.

Dari hari ke hari, bulan ke bulan,
tahun demi tahun tanah tersebut terus menerus digali untuk mendapatkan emas
yang diinginkan. Namun emas yang diharapkan tak kunjung ditemukan. Sudah banyak
tenaga, materi, pemikiran yang dikeluarkan demi ditemukannya emas tersebut.

Pria tersebut putus asa dan
akhirnya menyerah. Tanah tersebut kemudian dijual kepada orang lain, berikut
dengan peralatannya. Tak berapa lama setelah tanah tersebut laku terjual,
akhirnya ditemukanlah emas yang selama ini dicari-cari. Emas yang ditemukan
tersebut jaraknya hanya 3 langkah dari tempat terakhir pria itu menggali.

Mungkin
Bisnis Anda Tiga Langkah Lagi

Hal yang sama bisa terjadi pada
bisnis yang lainnya. Seringkali suatu bisnis harus melalui waktu lama dalam
proses pembangunannya sampai mendatangkan keuntungan bagi kita. Terutama bisnis
yang akan memberikan penghasilan yang cukup besar. Kita perlu waktu membangun
sistem, membangun merk dagang kita, mengembalikan modal, dan sebagainya,
sebelum kita bisa mengantongi keuntungan.

Masalahnya banyak yang tidak sabar
dengan proses ini, mereka ingin segera mendapatkan keuntungan dari bisnis. Saat
lama tidak menghasilkan, mereka pun berhenti. Padahal, bisa jadi besok, satu
minggu lagi, atau satu bulan lagi, keuntungan mulai berdatangan. Sabar memang
diperlukan dalam menjalankan sebuah bisnis. Jangan sampai kita kehilangan
keuntungan yang sebenarnya tinggal tiga langkah lagi.

Katakan
Tidak Pada Menyerah!

Mulai sekarang, jika Anda mulai
berpikir menyerah saat mengejar impian dan tujuan Anda, maka katakan pada diri
Anda. “Sedikit lagi!” Mungkin tiga langkah lagi akan berhasil.

Lalu bagaimana jika setelah
mencoba lagi, namun masih belum berhasil. Maka katakan lagi pada diri Anda:

“Sedikit lagi, mungkin tiga
langkah lagi akan berhasil.”

Lagi … dan lagi …

Saat Anda memutuskan berhenti,
bagaimana jika sebenarnya memerlukan satu kali percobaan lagi Anda akan
berhasil. Sayang bukan, setelah sekian lama berusaha, kemudian Anda berhenti,
sementara sebenarnya hasil sudah di depan mata.

Seringkali, keberhasilan dan
kemenangan bukan pada mereka yang pandai mengalahkan lawan, namun terjadi pada
mereka yang bertahan lebih lama. Keberhasilan itu sering datang kepada mereka
yang tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya.

Agar
Anda Lebih Cepat Meraih Hasil

Kemampuan pantang menyerah adalah
sebuah kemampuan luar biasa. Modal yang sangat berarti untuk berhasil. Banyak
kasus, dengan kemampuan ini saja, ada orang yang bisa berhasil. Lalu, bagaimana
agar cepat mendatangkan hasil?

Kemampuan yang sangat penting untuk
dimiliki selain pantang menyerah adalah kemampuan belajar. Jangan Seperti Keledai
Atau Lebih Parah
. Jangan melakukan kesalahan yang sama
dua kali, bahkan lebih.

Orang yang suka melakukan
kesalahan yang sama berkali-kali adalah orang yang tidak punya kemampuan dan
kemauan dalam belajar. Dia tidak mengambil hikmah atau tidak mampu mengambil
hikmah dari kegagalan atau kesalahan sebelumnya. Dia melakukan hal yang sama,
hal yang tidak berhasil secara terus-menerus.

Thomas Alpha Edison, melakukan
ribuan percobaan yang berbeda. Jika dia melakukan percobaan yang sama, mungkin
dia tidak akan pernah menemukan bohlam lampu. Setelah mengalami kesalahan dan
kegagalan sebenarnya itu adalah ilmu baru, ilmu tentang cara yang salah
sehingga tidak perlu mengulanginya lagi.

Jika Anda pernah masuk lubang.
Maka Anda harus mendapatkan ilmu baru, yaitu letak lubang itu sehingga saat
Anda akan melewati jalan yang sama, Anda sudah mengetahui letak lubang dan
tidak masuk ke lubang yang sama dua kali.

Jadi, selalu mengambil hikmah dari
setiap langkah kita. Kemudian terapkan hikmah atau hasil belajar tersebut pada
langkah berikutnya, sehingga Anda akan semakin cerdas dan bijak, dan insya
Allah, keberhasilan akan lebih cepat diraih. Setiap kegagalan, artinya Anda Belajar Hal Baru semakin
sering gagal, akan semakin bijak jika diiringi kemauan belajar.

Kemampuan belajar ditambah kemampuan
pantang menyerah, akan menjadikan kita lebih cepat berhasil. Sementara tidak
mau belajar dan menyerah adalah cara pasti untuk gagal.

Jadi, jangan berhenti. Jangan
menyerah. Sebab itu cara pasti untuk gagal. Teruslah berusaha. Teruslah ayunkan
langkah Anda, sebab bisa jadi sukses Anda tinggal tiga langkah lagi.

 

 

Kisah
– kisah Islami Menyentuh Hati : Kenapa Tidak Punya Mobil?

Tampang bingung. Itulah gambaran
yang bisa dilukiskan di wajah seorang bocah 6 tahun, saat melihat
lalu-lalangnya kendaraan di jalan. Bocah itu seakan tidak mempedulikan hilir
mudik orang-orang yang melaluinya bahkan ada beberapa orang yang hampir
menendangnya. Dia pun seakan tidak senang saat beberapa orang yang lewat
memasukan uang receh ke dalam kaleng yang sengaja diletakkan di depannya.

“Sudah dapat berapa Ujang?” sapa
seorang wanita umur 40 tahunan yang mengagetkan si Ujang. Si Ujang menengok
wanita yang nampak lebih tua dari umur sebenarnya. Wanita itu tiada lain adalah
ibunya yang sama-sama membuka praktik mengemis sekitar 100-200 meter dari
tempat si Ujang mengemis.

“Nggak tahu Mak, hitung aja
sendiri,” jawab si Ujang sambil melihat kaleng yang ada di depannya. Tanpa
menunggu, wanita yang dipanggil Emak itu mengambil kaleng yang ada di depan si
Ujang. Kemudian isi kaleng tersebut ditumpahkan ke atas kertas koran yang
menjadi alas mereka duduk.

“Lumayan Ujang, bisa membeli nasi
malam ini. Sisanya buat membeli kupat tahu besok pagi.” Kata si Emak sambil
tersenyum lebar, karena rezeki malam itu lebih banyak dari hari-hari biasanya.

“Mak…” kata si Ujang tanpa
menghiraukan ucapan ibunya, “Kok orang lain punya mobil? Kenapa Emak nggak
punya?” Tanya si Ujang sambil menatap wajah ibunya.

“Ah, si Ujang mah, aya-aya wae, boro-boro
punya mobil, saung aja kita mah nggak punya.” kata si Emak sambil tersenyum. Si
Emak kemudian membungkus uang yang telah dipisahkannya untuk besok dengan sapu
tangan yang sudah lusuh dan dekil.

“Iya, tapi kenapa Mak?” Rupanya
jawaban si Emak tidak memuaskan si Ujang.

“Ujang …. Ujang….” kata si Emak
sambil tersenyum. “Kita tidak punya uang banyak untuk membeli mobil.” kata si
Emak mencoba menjelaskan. Tetapi nampaknya si Ujang belum puas juga,

“Kenapa kita tidak punya uang
banyak Mak?” tanyanya sambil melirik si Emak.

“Kitakan cuma pengemis, kalau
orang lain mah kerja kantoran jadi uangnya banyak.” kata si Emak yang nampak
akan beranjak. Seperti biasa sehabis matahari tenggelam si Emak membeli nasi
dengan porsi agak banyak dengan 3 potong tempe atau tahu. Satu potong untuk si
Emak sedangkan 2 potong untuk si Ujang anak semata wayangnya.

Sekembali membeli nasi, si Ujang masih
menyimpan pertanyaan. Raut wajah si Ujang masih nampak bingung.

“Ada apa lagi Ujang?” kata si Emak
sambil menyeka keringat di keningnya.

“Kenapa Emak nggak kerja kantoran
saja?” tanya si Ujang dengan polosnya.

“Siapa yang mau ngasih kerjaan ke
Emak, Emak mah orang bodoh, tidak sekolah.” Jawab si Emak sambil membuka
bungkusan yang dibawanya.

“Udah …, sekarang makan dulu
mumpung masih hangat!” Kata si Emak sambil mendekatkan nasi ke depan si Ujang.
Si Ujang yang memang sudah lapar langsung menyantap makanan yang ada di
depannya.

“Kenapa Emak nggak sekolah?” tanya
si Ujang sambil mengunyah nasi plus tempe.

“Orang tua Emak nggak punya uang,
jadi Emak nggak bisa sekolah.”

“Ujang bakal sekolah nggak?” kata
si Ujang sambil menatap mata si Emak penuh harap.

Emak agak bingung menjawab
pertanyaan si Ujang. Lamunan Emak menerawang mengingat kembali mendiang
suaminya, yang telah mendahuluinya. Mata si Emak mulai berkaca-kaca. Karena
gelapnya malam, si Ujang tidak melihat butiran bening yang mulai menuruni pipi
wanita yang dipanggil Emak tersebut. Karena tak kunjung dijawab, si Ujang
bertanya lagi

“Kalau Ujang nggak sekolah, nanti
kayak Emak lagi dong. Iya kan Mak?”

Pertanyaan Ujang makin menyesakan
dada si Emak. Siapa yang ingin punya anak menjadi pengemis, tetapi si Emak
bingung harus berbuat apa. Si Emak cuma melanjutkan menghabiskan nasi sambil
menahan tangisnya. Akhirnya si Ujang pun diam sambil mengunyah nasi yang
tinggal sedikit lagi.

Deru mesin mobil menemani dua insan
di pinggir jalan yang sedang menikmati rezeki Allah SWT yang mereka dapatkan.
Diterangi lampu jalan mereka pun mulai berbenah untuk merebahkan diri. Di
kepala si Ujang masih penuh tanda tanya, mau jadi apa dia kelak. Apakah akan
sama seperti Emaknya saat ini?

Sebuah pertanyaan besar, akankah
nasib mereka akan seperti itu? Kemudian diturunkan ke anak cucu mereka? Itu
kalau si Ujang menikah dan punya anak. Ataukah si Ujang akan menjadi generasi
terakhir di keluarga itu.

Kita akan berkata, itu adalah takdir.
Mungkin. Pertanyaanya, dapatkah si Ujang mengubah takdir?
Bukanlah Allah memberi peluang kepada siapa pun yang ingin mengubah takdirnya?
Takdir yang sudah terjadi memang tidak bisa diubah. Namun kondisi hari esok,
Allah memberi kita potensi, akal, jasad, dan hati yang bisa mengubah takdir.

Mari kita tinggalkan si Ujang,
yang pikirannya terus memikirkan pertanyaan dan masa depannya. Sekarang,
pikirkan tentang diri Anda. Bagaimana masa depan Anda? Sudahkah Anda mempersiapkan
diri untuk meraih hari esok yang lebih baik.

Apa do’a-do’a yang kita lantunkan
untuk mengubah takdir kita? Apa ilmu yang kita tuntut untuk meraih sukses? Apa
tindakan kita hari ini untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah?

Semoga pertanyaan-pertanyaan itu
bisa membantumu dan memberikan semangat bahwa selalu ada kesempatan untuk hari
esok yang lebih baik. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa, bertawakal kepada
Allah SWT.

 

Source :

https://www.motivasi-islami.com/kenapa-tidak-punya-mobil/

https://www.motivasi-islami.com/tiga-langkah-lagi/