Less Is More : Melihat Hidup Dari Sisi Kurang

 

Merasa serba kekurangan adalah
perasaan yang sebenarnya membahayakan diri kita sendiri. Meski kita pun sudah
mendapat opini miring dari lingkungan atau netizen yang melihat hidup kita
sudah berlimpah tetapi masih merasa kurang.

Nah, itu sebabnya pula saya pun
takut untuk bercerita pada orang lain yang tidak mengenal diri saya secara utuh
ketika saya ingin mengeluh.

Hati-hati keluhanmu itu bisa jadi
bahan pembicaraan yang tidak semestinya. Padahal niat hati cuma pengen curhat
sih.

Berkaitan dengan keluh-mengeluh
ini, beberapa waktu lalu saya mendengarkan channel youtube Kasisolusi yang menghadirkan
pembicara Danang “The Comment”.

Jadi diceritakan bahwa Danang
membuat acara berjudul “Keluh” di channel youtubenya. Isinya tentang
mendengarkan orang-orang yang sedang ngeluh aja. Karena menurutnya orang-orang
tu sejatinya cuma butuh didengarkan. Kalau penasaran setelah baca ini sampai
selesai bisa mampir ke channelnya langsung, namanya Dimas Danang Suryonegoro.

Dari ide itu saya jadi berpikir
iya juga sih. Karena nggak mesti juga orang-orang tuh harus datang ke psikolog
hanya untuk mencurahkan isi hati dan pikirannya yang sedang kalut sehingga
keluarlah sebagai keluhan tersebut.

Saya juga ingin melihat si acara “Keluh”
ini dari sudut yang positif dan negative. Dari negatifnya dulu ya, wah ini
acara malah ngajarin orang buat ngeluh, padahal kebanyakan ngeluh kan nggak
bersyukur. Ini pendapat saya yang masih berpikiran sempit ya…

Dari keluhan-keluhan yang mereka
keluarkan itu sebenarnya sudah mengandung penyelesaian dari diri mereka
sendiri. Hanya saja ketika keluhan itu hanya dipendam dalam diri karena ketakutan-ketakutan
jadi kurang bersyukur dan takut opini miring orang lain yang nggak paham sama
keluhan kita, maka akan semakin rumit berada dalam otak kita. Dengan mencoba
menyampaikannya maka ibarat sedang mengurai benang yang ruwet, maka lama-kelamaan
akan terurai juga, asalkan sabar.

Nah, itu tadi hal positifnya lho
dari pemikiran saya yang kini mencoba memperluas pandangan. Jadi menurut
teman-teman mendengarkan keluhan orang itu merupakan salah satu hal yang
berpahala nggak? Kan membantu orang lain menyelesaikan masalahnya tuh.

Keluhan itu nggak selalu negative,
karena bisa juga membantu orang menyadari apa yang sedang dia keluhkan itu.
Sehingga yang tadinya merasa kurang akhirnya bisa sadar bahwa dia punya banyak
hal yang patut dia syukuri.

Ternyata dibalik apa yang jadi
keluhan kita itu tersimpan banyak kelebihannya. Singkat cerita ada teman saya
yang dulunya kerja jadi tukang parkir di sebuah mall. Dia sempat cerita kalau
penghasilannya itu sebagai tukang parkir cukup untuk hidup sehari-hari dia dan
istrinya, kebetulan mereka belum punya anak.

Beberapa bulan nggak bertemu dengan
teman tersebut, saya melihatnya di salah satu show room mobil. Ternyata dia
sekarang menjadi marketing di sana. Akhirnya kami sempatkan ngobrol dulu karena
lama sudah tak bertemu.

Dia menyapaku dengan tidak
bersemangat dan akhirnya ngeluh juga tentang pekerjaan barunya. Katanya kerja
di show room itu susah liburnya, waktu untuk keluarga pun jadi berkurang.
Bahkan waktu libur yang seharusnya nggak kerja harus tetap bertemu klien kalau
ada panggilan dadakan.

Saya pun mencoba mendengarkan dan
berpendapat dari segi positifnya, “tapi kan dari segi penghasilan kamu juga
nambah, Bro?”

Dia mengatakan, “sama aja kalau
gaji nambah tapi kebutuhan juga ikut nambah.”

Saya pun semakin penasaran
terhadap keluhannya tersebut.

“Bayangin aja, gaji nambah jadi 5
juta tapi mikir buat bayar cicilan kendaraan dan rumah. Belum lagi istri di
rumah pengen beli ini dan itu. Beda sama dulu waktu masih jadi tukang parkir,
malahan nggak perlu pusing bayar cicilan, karena cukup pakai motor dan rumah
sewa. Istripun nggak kepengenan punya ini dan itu.”

“Jadi kerjaan dulu menurut kamu
lebih enak, Bro?”

“Iya sih, dari segi penghasilan
memang pas-pasan tapi saya nggak pusing kayak sekarang. Dan waktunya juga cukup
banyak buat keluarga di rumah.”

“Tapi kan hidup harus terus
meningkat, Bro? Artinya dari segi penghasilan kamu sudah naik kelas lho!”  

“Makanya saya pun sekarang juga
bingung… apa kurang bersyukur ya? Banyak yang  didapatkan tapi keluhan itu masih tetep ada.”

 

Dari cerita singkat obrolan
dengan teman saya itu, saya jadi melihat kelebihannya saat kita dalam kondisi
kurang, yaitu lebih bersyukur dan menyadari kapasitas diri.

Nah, dari peningkatan penghasilan
teman saya yang juga jadi keluhan itu pun sebenarnya ada nilai positifnya. Dia jadi
sadar bahwa pengeluarannya melebihi pendapatannya padahal kalau untuk hidup
sehari-hari saja sudah lebih jika dibandingkan kondisi dia dulu waktu jadi
tukang parkir.

 

Less Is More Adalah Mantra Kehidupan

Cerita mengenai keluhan dari
merasa kurangnya apa yang ada dalam diri ini juga mengingatkan saya pada kisah
nyata Muniba Mazari, The Iron Lady of Pakistan. Bahkan kalimat less
is more
ini juga saya dapatkan darinya.

Awalnya nggak begitu paham,
tetapi setelah berpikir dan memahami ternyata banyak yang relate dengan kondisi
ini. Less is more.

Kalau dari cerita hidupnya itu
dari kekurangannya kini yang hanya bisa beraktivitas dibantu dengan kursi roda
malah membuatnya semakin lebih. Dia semakin merasa menjadi dirinya, kalau
bahasa Inggrisnya merasa content ya. Dan dengan kondisinya inipun malahan
mengantarkannya menjadi BA UN Women Pakistan.

Nah, apa Muniba Mazari juga suka
ngeluh dengan kondisinya?

Dari apa yang saya dapatkan
melalui banyak interview dirinya, awal pasca kecelakaan memang dia tidak
memungkiri bahwa banyak keluhan yang dia sampaikan pada ibunya. Saat itu hanya
satu kalimat yang ibundanya ucapkan padanya sambil terus menemaninya melewati
hari demi hari di rumah sakit.

Kalimat apa itu? Silahkan download
dan baca kisah selengkapnya di sini.

Muniba Mazari yang sekarang sudah
berbeda dengan yang dulu. Dia sudah bisa melihat kekurangan dari sudut pandang
yang berbeda, yang menjadi kekuatannya untuk terus melanjutkan hidup.

Less is more juga berlaku
untuk siapa saja. Mungkin cerita hidupmu harus dilewati dengan banyak rintangan
yang membuatmu mengeluh. Saat mengeluh itu semoga kamu pun menyadari banyak
kelebihan yang Allah berikan padamu. Sehingga keluhanmu bisa berakhir dengan
kebersyukuran.

The Lesson and Hope

Semoga dengan bertambahnya tahun di kalender yang mengiringi bertambahnya juga usia kita, kita bisa semakin menyadari untuk mampu melihat kehidupan dari sisi yang menurut manusia sedang kurang.

Bahwa kurang bukan lah dari apa yang ada, tetapi kebanyakan dari inginnya kita saja yang sebenarnya belum membutuhkannya. Toh semua akan kita dapatkan sesuai kebutuhan kita.

Lihatlah ke belakang sejenak, perjalanan yang sudah banyak dilewati. Seduka-dukanya kamu pasti sudah melewatinya, bukan?

Bahkan kadang kamu tidak menyadari ada keinginanmu dulu yang tanpa kamu sadari sudah kamu miliki. Mungkin itu adalah doa dan harapanmu tahun kemarin yang bahkan kamu tak ingat pernah berdoa mengenai itu. Dan Allah memberikannya kini diwaktu yang lebih tepat, karena kamu membutuhkannya.