Masalah Pernikahan Diusia 60-an

Pada
dasarnya setiap hubungan memiliki persoalannya masing-masing. Tidak luput juga
pada hubungan pernikahan. Apalagi jika pernikahan tersebut memiliki latar
belakang perbedaan yang cukup bisa mempengaruhi, yaitu perbedaan budaya, agama,
usia, dll.

Artikel
kali ini saya ingin membahas mengenai pernikahan yang terjadi saat usia
memasuki usia 60an. Kebetulan bulan lalu pun saya menghadiri acara pernikahan
saudara saya diusia mereka yang sudah tidak muda lagi.

Seperti
halnya pernikahan lain yang terjadi diusia muda, persoalan dalam rumah tangga diusia
senja pun tak bisa dihindari. Lalu apa sih gunanya ada persoalan? Mengapa itu
bisa terjadi?

 

Penyebab
Masalah Pernikahan Diusia 60-an

Meski
terbilang tak lagi muda tapi pernikahan diusia senja ini tidak semestinya
dianggap tabu. Mungkin jika dianggap jarang terjadi boleh. Dalam hukum Islam
pun pernikahan diusia senja ini mubah, artinya boleh terjadi. Sepanjang
memiliki niat yang baik tentunya.

Malahan
bisa jadi pernikahan diusia senja ini sedikit konflik terjadi, tidak seperti
jika pasangan yang menikah muda. Apalagi jika umur pasangan yang menikah diusia
senja ini tidak terpaut jauh atau bisa jadi seumuran.

Sedikitnya
konflik yang terjadi karena pada usia 60-an pernikahan lebih banyak didasari karena
tujuan ingin memiliki teman hidup. Akan berbeda kasusnya jika pasangan tersebut
memiliki usia yang jauh berbeda. Seperti yang pernah saya baca artikel di
sebuah website dimana seorang kakek berusia 70an menikah dengan perempuan usia
25 tahun. Si kakek merasa depresi karena perbedaan usia dimana hal ini dipengaruhi
tujuan hidup yang berbeda dengan pasangannya yang masih muda. Jika kakek ingin
menikah untuk menemaninya dihari tua, berbeda dengan perempuan yang masih
berusia muda dimana dia masih dalam pencarian jati diri.

Perbedaan
prinsip hidup karena usia yang terlampau jauh ini bisa mempengaruhi kualitas
hubungan pernikahan. Mungkin akan ada banyak perselisihan terjadi meski yang
berusia tua lebih banyak mengalah.

Nah,
apa sih yang seringkali menjadi masalah dalam pernikahan diusia 60 tahun?
Sepertinya aman-aman saja dan tidak terjadi konflik.

Seperti
yang saya katakan di atas bahwa setiap hubungan memiliki tantangan persoalannya
masing-masing. Begitu juga dengan pernikahan diusia senja. Konflik yang terjadi
bisa berasal dari internal atau eksternal. Konflik internal akan jarang terjadi
jika tujuan menikah mereka sama karena satu visi. Mungkin dalam perjalanannya
akan menemui perbedaan pendapat soal nafkah lahir dan batin dimana usia senja
sudah mempengaruhi kemauan dan kemampuan mereka dalam berhubungan fisik. Namun
hal itu bisa diatasi bila pasangannya mampu saling memahami. Mungkin diusia
senja berhubungan fisik menurut mereka cukup hanya bermesraan saja. Sedangkan
konflik eksternal bisa berasal dari anak (jika ada), keluarga besar, dan
lingkungan. Dalam pernikahan usia senja ini cukup menantang untuk bisa
mendapatkan dukungan dari anak-anak mereka. Apalagi jika anak-anak masih tidak
menginginkan ayah atau ibu mereka menikah dengan orang lain. Konflik biasanya
agak sering timbul dalam kondisi ini.

Faktor
penyebab konflik lainnya bisa berasal dari keluarga besar. Usia senja pada
umumnya menandakan diri yanh sudah mulai mapan dan menikah hanya untuk mencari
kebahagiaan diri, agar tidak kesepian, memiliki pasangan dihari tua. Namun
konflik muncul bila keluarga besar merasa perhatian menjadi terbagi, terutama
dalam bentuk finansial. Jika pasangan yang menikah diusia senja tersebut
merupakan tulang punggung keluarga selama ini, orang yanh paling bagus
pekerjaannya dan settle, maka dialah juga yang menopang kehidupan adik-adiknya
dan orang tuanya (jika masih ada).

Konflik
lain dari lingkungan tentunya lebih bamyak omongan orang yang selalu penuh
komentar. Pasangan yang menikaj diusia senja akan lebih banyak dikomentari,
meski tidak secara langsunh alias diomongin di belakang saja. Oleh karena itu,
keduanya harus benar-benar kebal terhadap pendapat dari luar yang sifatnya
negatif dan tidak membangun.

Tahu
sendiri kan Anda bagaimana komentar para tetangga kalau ada yang menikah diusia
60tahun? Memang serba salah, makanya tidak perlu ditanggapi.

 

Mengatasi
Permasalahan Pernikahan Diusia 60an

Bagaimana
mengatasi masalah-masalah yang biasa timbul tersebut?

Pernikahan
sejatinya berasal dari niat dalam diri. Mustinya Anda pahami dulu apa sih
tujuan Anda menikah dengannya?

Selain
itu, Anda perlu mengenal dan memahami calon pasangan Anda. Meski sudah berusia
senja bukan berarti sifat orang akan selalu tenang, karena karakter seseorang
ada yg bisa berubah dan tidak, apakah dia seorang pemarah, pencemburu, dll.

Dengan
memahami diri sendiri dan pasangan akan membantu Anda saat menghadapi konflik,
baik itu konflik dari dalam maupun dari luar.

Sebelum
pernikahan terjadi lebih baik bicarakan dan dekati anak-anak pasangan Anda.
Selama ini orang yang terdekat dengan pasangan Anda adalah anak-anak mereka.
Jika Anda tidak melakukan pendekatan maka jangan heran jika mereka akan berat
melepas ayah atau ibunya yang akan jadi pasangan Anda. Mereka akan merasa
seperti Anda mencuri seseorang yang selama ini dekat dengan mereka. Dan
disitulah konflik akan terus muncul karena anak-anak tidak merasa cocok.

Tips
mengatasi konflik dari luar yang kedua adalah pilihlah mana konflik yang benar-benar
harus diatasi. Pertanyaan tentang seberapa penting orang yang berkonflik dengan
Anda cukup membantu Anda menyusun dan memilaj circle hubungan yang ada di
sekitar. Jika orang-orang itu tidak begitu penting bagi hidup Anda maka tidak
perlu mengklarifikasi atau semacamnya. Namun jika itu berasa dari circle Anda
perlu Anda lurukan kembali dengan komunikasi yang lebih baik.

Sebenarnya
soal pendapat orang lain ini tidak hanya terjadi pada pernikahan usia senja,
bahkan usia muda, atau usia yang pantas menikah pun omongan orang lain akan
selalu ada. Cukup pilih dan pilah mana yang memberikan pengaruh positif untuk
Anda.

Mengatasi
pendapat orang lain ini yang paling tidak mudah menurut pengalaman saya adalah
bagaimana jika omongan itu berasal dari circle saya, seperti orang tua dan
keluarga. Cukup sulit berdamai dan membuat mereka paham akan pilihan-pilihan
hidup kita. Namun demikian, Anda tetap butuh berproses untuk bisa mengatasinya
dengan baik. Mungkin ada kalanya problem itu akan mencuat naik tapi jangan
biarkan hal itu mengganggu ketenangan Anda dalam berpikir positif. Tahu nggak
perceraian itu seringkali terjadi karena faktor eksternal. Banyakmya pendapat
yang ditampung dan akhirnya membuat kita ragu atau justru tambah yakin tentang
keburukan pasangan kita sehingga memilih untuk mengakhiri hubungan. Padahal
dimana ada manusia sempurna. Setiap manusia memiliki keburukan masing-masing.
Lebih baik menjadi penjaga atas keburukan pasangan agar tidak diketahui orang
daripada menjadi pengumbar aib hanya untuk mendapatkan pembelaan diri.

Meski
ada batas toleransi dalam menerima keburukan pasangan kita tetapi sebaiknya
Anda pun memiliki parameter sendiri yang memberikan batas sejauh mana Anda bisa
memberikan toleransi. Oleh karena itu, cukup penting mengenal pasangan dari A
sampai Z sebelum memutuskan untuk menikah.

Kunci
dalam mengatasi problem pernikahan diusia 60-an ada pada komunikasi yang baik
dan rasa kasih sayang. Percayalah bahwa rasa kasih sayang tak pernah mengenal
batas usia.