Memenuhi Ekspektasi Semua Orang, Perlu Nggak Sih?

Beberapa bulan belakangan ini seringkali saya merasa terganggu dengan ekspektasi orang lain terhadap kehidupan saya.

Mungkin banyak juga yang sedang mengalaminya. Dan memang hal ini cukup membuat kita senewen jika kita tidak tahu cara menanggapinya dengan tepat.

Kemudian saya menemukan Analisa Channel di Youtube yang juga membahas tentang ekspektasi semua orang. Perlu nggak sih kita memenuhi semua ekspektasi semua orang? Lalu kapan kita bisa memiliki kesempatan meraih ekspektasi untuk diri kita sendiri?

Seringkali ekspektasi itu datang ketika kita sudah mendapat label tertentu dari orang-orang. Misalnya nih ketika anda merupakan anak pertama di dalam keluarga yang bisa sekolah hingga sarjana. Maka bisa jadi ekspektasi orang-orang juga akan berbeda terhadap anda dibandingkan ekspektasi mereka terhadap saudara lain yang tingkat pendidikannya di bawah anda.

Bahkan jika merujuk pada hal yang saya hadapi, ekspektasi itu sudah merambah hingga bagaimana menentukan calon pasangan hidup. Tentunya ekspektasi mereka menginginkan sosok yang sempurna secara fisik dan materi. Padahal saya sendiri tidak merasa menjadi manusia yang sempurna dan memiliki high standart untuk mendapatkan pasangan.

Pada saat itu mungkin ekspektasi orang bisa membuat kita merasa terganggu secara mental, membuat kita menjadi lebih sensitif dan cepat marah.

Hope harapan

Cara Menghadapi Ekspektasi Orang

Seperti yang disebutkan juga oleh Analisa di dalam channel youtubenya bahwa ketika kita mendapatkan ekspektasi dari banyak orang, maka ada beberapa cara untuk mengatasinya.

1. Berhenti untuk berekspektasi kepada orang lain untuk tidak berekspektasi kepada kita

Justru mengharapkan orang lain berhenti untuk tidak berekspektasi kepada kita adalah hal yang salah. Karena kita tidak bisa mengontrol sikap orang lain, yang bisa kita kendalikan adalah sikap kita apapun sikap orang lain terhadap kita.

Mungkin kita akan merasa marah, jengkel, emosi. Hal itu wajar tapi mengharapkan orang lain untuk tidak berekspektasi kepada kita malah justru akan menambah pikiran dan energi kita. Banyak energi terbuang tetapi tidak menghasilkan apa-apa karena mereka akan tetap berekspektasi. Lebih dari itu, bisa jadi sikap orang lain bahkan akan lebih parah ketika kita bereaksi untuk menghentikan mereka.

Dengan kita tidak berharap kepada mereka untuk tidak berekspektasi artinya kita lebih kalem dan tenang saat menghadapi mereka. Dicontohkan dalam cerita Analisa bahwa ketika dirinya mulai dikenal banyak orang maka banyak orang juga, baik orang terdekat maupun tidak dekat, yang mulai berekspektasi lebih kepada sosok Analisa. Seperti banyak orang yang menghubungi melalui DM instagram tetapi tidak dibalas dan keluhan-keluhan lainnya. Analisa menanggapinya bahwa dia bukan lah sosok yang suka over connect dengan dunia maya. Karena dia lebih menghargai komunikasi secara offline, artinya ketika dia sedang bersama orang lain maka dia tidak akan alert dengan chattingan sosmed.

Namun Analisa mengatakan bahwa ekspektasi orang lain terhadap dirinya itu tidak sepenuhnya salah. Sudah menjadi hak mereka untuk menjudge Analisa sosok seperti apa. Meskipun seringkali kita tidak mengerti apa maksud judgementnya. Kita bisa mencari waktu ketika mental kita dalam keadaan waras untuk mencerna judgement tersebut.

2. Bersikap tenang

Menghadapi ekspektasi orang lain kepada kita tidak perlu dilakukan dengan sikap penuh emosi atau menggebu-gebu takut jika kita tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka. Dengan bersikap tenang ini kita bisa kembali berpikir dan menganalisa tentang orang-orang yang berekspektasi kepada kita, apakah itu keluarga, teman kerja, atau orang lain yang tidak dekat dengan kita. 

Pilih lah mana ekspektasi yang harus diklarifikasi dan tidak. Jika semua ekspektasi harus diklarifikasi tentu itu akan membuat diri kita lelah. Dan melakukan klarifikasi ini sekali lagi harus dilakukan saat diri anda sudah merasa tenang. Namun bukan berarti kita mengabaikan dan tidak peduli dengan ekspektasi yang tidak perlu kita klarifikasi. Karena bagaimanapun itu adalah pembelajaran bagi kita dan kita patut berterima kasih.

3. Jangan Mengabaikan Ekspektasi Diri Sendiri

Lihat dulu apakah ekspektasi orang lain sudah sejalan dengan diri anda, jika tidak maka anda berhak untuk tidak memenuhinya. Jangan sampai karena anda sibuk memenuhi ekspektasi orang lain malah anda tidak bisa meraih apa yang anda inginkan dalam kehidupan anda.
Seringkali ekspektasi orang lain kepada kita diluar batas kemampuan kita. Jika itu yang terjadi maka anda tidak perlu berupaya keras untuk memenuhinya. Namun jangan juga menyalahkan orang lain yang berekspektasi kepada kita. Karena mereka hanya melihat permukaannya saja.

Hal ini pernah terjadi kepada diri saya. Ketika saya mulai bekerja di sebuah perbankan, maka ekspektasi orang lain kepada saya akan meningkat. Bahkan keluarga besar pun menjadi lebih mengandalkan saya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dilihat secara kasat mata hal ini memang sudah salah. Namun lihat kembali alasan mereka berekspektasi lebih kepada saya, karena saya satu-satunya anggota keluarga yang bisa memiliki pendapatan lebih tinggi diusia saya. Jadi ekspektasi mereka tidak sepenuhnya salah.

Kesalahan mereka ketika berekspektasi kepada kita adalah memaksakan kemampuan kita untuk memenuhinya. Padahal itu membuat beban sendiri bagi kesehatan mental kita. Saya merasa waktu itu saya hanya hidup untuk mereka dan dengan standar kehidupan yang mereka tentukan. Hal ini membuat saya cepat merasa lelah.

Pahamilah bahwa bukan tugas kita untuk memenuhi ekspektasi semua orang. Tugas kita adalah memenuhi ekspektasi diri kita pada upaya kita yang sedang kita perjuangkan untuk hidup kita sendiri. Hal ini yang membuat diri saya merasa lega dan berusaha untuk tidak khawatir jika saya tidak memenuhi ekspektasi semua orang. Karena bukan dosa saya ketika harapan semua orang tidak dapat terwujud.

Jadi memenuhi ekspektasi semua orang itu tidak perlu kita lakukan. Lihat dan pilihlah kembali ekspektasi mana yang perlu anda klarifikasi. Dan juga jangan sampai anda mengutamakan ekspektasi orang lain yang tidak sejalan dengan ekspektasi diri anda. Karena pemeran utama dalam kehidupan kita adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.