Review Drama Korea Tentang Hukum, Law School (2021)

 

Sumber gambar : wolipop.detik.com

“Hukum adalah keadilan
yang tidak sempurna. Namun ketika kau mengajar tentang hukum, hukum itu haruslah
sempurna. Dan ketika kau belajar tentang hukum, hukum harus identik dengan
keadilan. Karena hukum yang tidak adil adalah pelanggaran yang paling keji.” –
Yang Joon Hoon

 

Drama Korea Law School yang dibintangi oleh Kim Bum dan Ryu
Hye Young ini berbeda dengan drama korea bertema hukum lainnya. Jika kebanyakan
drama-drama sebelumnya kita menyaksikan bagaimana peran dan proses hukum hingga
sampai ke pengadilan, kali ini kita mendapatkan bagaimana belajar hukum dan
prakteknya di lapangan harus disinkronkan.

Selama ini juga dalam kehidupan nyata kita sering kali
menganggap bahwa hukum itu adalah sebuah teori. Prakteknya berbeda dengan apa
yang diajarkan ketika kuliah. Fitnah, penyuapan, bukti palsu, dan hal negative lainnya
masih sangat akrab karena dianggap lumrah. Seolah hukum pada prakteknya memang
sudah ditakdirkan sebagai ranah yang kotor.

Nah, dalam Drama Korea Law School ini seperti membuka
pemikiran baru kita yang selama ini jenuh dengan teori-teori hukum yang itu cuma
sekedar teori saja.

 

Tokoh dan Karakter

Tokoh utama dalam drama Korea Law School ini tentu saja professor
yang mengajar di sebuah universitas di Korea, Hankoek University. Universitas
ini dikenal sangat favorit, terutama untuk Fakultas Hukum.

Dia adalah Prof. Yang Jong Hoon yang mengampu Mata Kuliah
Hukum Pidana, atau yang mendapat julukan Yangcrates dari murid-muridnya
(plesetan dari Socrates yang saklek). Pasti saat kamu kuliah juga pernah
menemui dosen yang saklek, tidak suka bercanda dengan murid, dan cukup keras.

Namun ternyata impian Prof. Yang ini sangat lah mulia, meski
dari penampilannya dia terlihat menyeramkan. Senyumpun dia jarang sekali. Dia
menginginkan bahwa murid-muridnya bisa benar-benar memahami, bukan sekedar
menghapal teori. Dia pun sering kali menjadikan contoh kasus-kasus real yang
dekat dengan lingkungan mereka untuk dijadikan simulasi sidang saat kuliah.

Tokoh pembantu dosen yang juga satu pemikiran dengan Prof.
Yang adalah Prof. Kim Eun Suk yang mengampu Hukum Perdata. Meski dia seorang
wanita, tetapi prinsipnya tidak kalah kuat dengan Prof. Yang. Prof. Kim dikenal
lebih ramah oleh murid-muridnya dan tidak segan membela muridnya jika terbukti
benar.

Tokoh utama mahasiswa tentu saja diperankan oleh Kim Bum
sebagai Han Joon Hwi. Dia adalah mahasiswa paling pintar di Fak. Hukum. Namun
prinsipnya juga sangat kuat terhadap apa yang sudah menjadi ketentuan hukum. Dia
sangat membenci orang-orang yang tidak bertindak sesuai hukum berlaku, bahkan
jika itu pamannya sendiri. Pemikirannya sangat cocok dengan Prof. Yang. Tidak
heran dia adalah anak emas Prof. Yang.

Tokoh utama mahasiswi adalah Kang Sol A yang diperankan oleh
Ryu Hye Young. Dia kebalikan dari Han Joon Hwi, tidak pintar, semaunya sendiri,
tidak rajin, dan tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri. Namun dia
memiliki tekad yang kuat bahwa suatu saat bisa berhasil di bidang hukum, meski
saat kuliah di semester awal dia sempat keteteran dan hanya mendapatkan IPK 2
koma.

Han Joon Hwi dan Kang Sol A selalu bekerja sama, baik untuk
tugas-tugas kuliah dan memecahkan masalah di sekitar mereka. Juga dibantu oleh
rekan mahasiswa – mahasiswi lain, seperti Jeon Ye Seul, Seo Ji Ho, Min Bok Gi, Kang
Sol B, dll.

Tokoh antagonis dalam drama ini adalah seorang anggota dewan
legislative yang menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya untuk bisa mengubah
Undang-Undang. Dia adalah Ko Hye Sung. Dia berencana untuk menyalonkan presiden
sehingga dia pun melebarkan kekuasaannya dengan mengendalikan media massa,
jaksa, hakim, dan polisi.

 

Alur Cerita

Masalah yang dihadapi sebenarnya melibatkan para mahasiswa-mahasiswi
tersebut. Dengan latar belakang yang berbeda-beda, mereka memiliki masalah pribadi
dengan hukum sehingga itu yang memotivasi mereka untuk belajar hukum.

Han Joon Hwi sebenarnya sangat kagum dengan pamannya yang
menjadi professor sekaligus donatur Universitas Hankoek. Namun karena sesuatu
yang menimpa pamannya dia pun kecewa karena pamannya enggan menyerahkan diri
hingga dibunuh oleh kawannya sendiri.

Kang Sol A yang pernah bermasalah dengan hukum ketika dia
remaja dan mendapati ketidakadilan hanya karena lawannya adalah anak seorang
hakim.

Jeon Ye Seul yang mendapatkan kekerasan dari pacarnya yang
tidak lain adalah anak dari anggota dewan Ko. Seo Ji Ho yang dulu ayahnya bunuh
diri karena tidak tahan dengan pandangan publik yang terlanjur tahu soal dakwaan
yang seharusnya belum diputuskan oleh hakim tetapi terjadi kebocoran publikasi
dakwaan yang membuat masyarakat beropini buruk tentangnya.

Masing-masing masalah mengarah pada permainan anggota dewan
Ko yang tidak ingin keburukannya diketahui public karena sebentar lagi dia akan
menyalonkan sebagai presiden. Dia selalu menarik simpati masyarakat dengan
cara-cara yang keji.

Hal ini diketahui oleh Prof. Yang yang tidak ingin sekolah
hukum ini menjadi contoh yang buruk untuk para mahasiswanya. Dia pun memutuskan
untuk turun tangan mengungkap siapa sebenarnya Anggota Dewan Ko yang juga
menjadi donatur terbesar di Universitas Hankoek.

 

Lesson Learned

Apa sih yang menjadi pelajaran dari drama Korea Law School
ini?

Seperti yang saya kutip dari ucapan Prof. Yang di atas,
hukum tidak seharusnya tidak adil. Karena hukum adalah tempat dimana keadilan
itu berada.

Bahkan untuk bersimpati terhadap korban pun jangan karena
itu membuat kita tidak objektif lagi dalam memandang siapa yang salah dan
benar.

Keadilan hanya dibuktikan oleh bukti dan fakta yang tak
berdasar pada keraguan lagi. Jika masih ragu artinya itu belum final dalam
keputusan sidangnya.

Kita seringkali memandang negative pada para terdakwa yang
diduga bersalah. Padahal dalam hukum yang adil haruslah menganut prinsip asas
praduga tak bersalah. Hal ini sebenarnya mengajarkan pada kita untuk tidak negative
thinking dulu terhadap sesuatu.

Ingat kan dalam Islam pun diajarkan untuk selalu khusnudzon
dan tabayun sebelum memutuskan itu benar atau salah. Jadi dalam prinsip hukum
pun sama saja sebenarnya.

Dalam drama Korea tersebut, contohnya kasus Yie Seul yang diduga
membuat pacarnya jatuh hingga lumpuh, tidak semua terdakwa itu adalah pendosa. Ada
alasan dan kejadian yang belum diungkap sepenuhnya dibalik kenapa pacarnya
jatuh, kenapa Ye Seul dan pacarnya bertengkar. Yang masyarakat tahu hanyalah
dari luarnya saja, melihat Yeong Chang yang kini lumpuh.

Ya, seringkali kita sudah geram duluan ketika melihat siaran
berita di tv atau media online tentang seseorang yang menjadi terdakwa. Padahal
belum tentu perbuatannya yang salah, hanya saja hukum saat ini masih dikuasai
oleh para pemegang kewenangan yang punya jabatan dan materi lebih tinggi.

Meski tidak semua dan tidak selalu terjadi penyalahgunaan
wewenang dan jabatan, tetapi drama tersebut mengingatkan kepada kita bahwa yang
harus dijunjung tinggi adalah keadilan, bukan judgement benar atau
salah.

Simbol dari hukum sendiri adalah seorang dewi yang memegang
timbangan, artinya hukum tidak boleh berat sebelah.

Di masa depan hukum tidak lagi menjadi keadilan yang tidak
sempurna dan tidak relevan dengan pelajaran. Namun hukum adalah tempat dimana
keadilan ditindak lanjuti secara sempurna dan seimbang antara teori dan
prakteknya.

Semoga kamu yang belum nonton menjadi lebih penasaran untuk
menyaksikan drama Korea Law School dan bermanfaat bagi hidupmu.