Tips Menuangkan Kemarahan Dengan Cara Yang Bijak

Marah adalah keadaan dari manusia
untuk meluapkan emosinya. Kemarahan yang kita keluarkan bisa jadi dinilai negative
atau positif oleh orang lain. Tapi kemarahan juga bisa menjadi label sifat dari
manusia, misalnya dia itu pemarah.

Manusiawinya sebuah emosi yang
dimiliki sejauh bagaimana seseorang meluapkannya. Emosi atau amarah adalah wajar
tetapi ketika emosi diluapkan dengan cara marah yang berlebihan maka bisa
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi diri sendiri dan lingkungan.

Kemarahan tidak begitu saja
muncul. Bisa saja seseorang dalam keadaan stabil secara emosi menjadi marah
karena suatu hal. Jadi kemarahan biasanya dirasakan oleh seseorang ketika ada
sesuatu yang tidak berkenan dengan hatinya. Namun kemarahan bisa juga menjadi
sebuah bentuk ekspresi atas ketidakmampuan seseorang (powerless) yang tidak
berdaya melawan kehendak orang lain.

Jadi tidak selalu marah yang dimiliki
oleh setiap orang sifatnya negative. Perlu lebih jauh kita pahami apa sebabnya
dia marah dan sejauh mana perilaku yang diambil untuk menuangkan kemarahannya.
Ada yang marah dengan cara meluapkannya atau meledak-ledak, ada juga yang ketika
marah dia memilih diam.

 

Kemarahan Menurut Psikologi

Menurut ilmu psikologi, kemarahan
adalah suatu hal yang normal dan tidak selalu buruk. Secara umum bentuk dari
emosi sendiri sangat luas, mulai dari rasa tersinggung ringan sampai pada
tingkat kemarahan tingkat tinggi.

Psikologi tentang kemarahan yang
diambil dari buku Dr Eddie Murphy, kolumnis terpercaya dan psikolog klinis yang
sudah berpengalaman praktik selama 20 tahun di Irlandia, yang berjudul “Becoming
Your Real Self” (2015) mengatakan bahwa kemarahan justru membuat kita menjadi
memusatkan perhatian, mendorong menemukan pemecahan persoalan, dan membantu
kita mengatasi ketidakadilan. Namun ketika kemarahan hilang kendali dapat
membahayakan Kesehatan dan hubungan kita, baik dengan diri sendiri maupun orang
lain.

Beberapa mitos tentang kemarahan yang
sebaiknya Anda ketahui faktanya adalah sebagai berikut :

Mitos 1 : Tidak apa-apa memiliki
ledakan tersebut, sehat untuk melampiaskan kemarahan, untuk mengekspresikan dan
melepasnya.

Fakta : Membiarkan ledakan dan melampiaskan
secara berlebihan akan meningkatkan kemarahan menjadi agresi. Memang efektif
untuk mengeluarkan kemarahan, tetapi berbahaya karena akan menjadi meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah kita. Hal terburuknya lagi bisa berbahaya bagi
orang lain sedangkan luapan kemarahan itu sendiri tidak mengarah pada
penyelesaian masalah.

Mitos 2 : kemarahan membuat saya
memperoleh apa yang saya inginkan, termasuk dihormati.

Fakta : Meluapkan kemarahan
merupakan penggunaan kekuasaan, sedangkan yang membuat Anda dihormati bukan lah
kekuasaan tetapi kepemimpinan dan kebijaksanaan.

Mitos 3 : kemarahan datang begitu
saja kepada saya dan tidak bisa saya kendalikan.

Fakta : situasi memang tidak bisa
dikontrol, tetapi kita bisa mengontrol respon kita. Tentunya respon verbal dan
fisik yang baik, tidak perlu kasar dan menyiksa.

Mitos 4 : Mengendalikan kemarahan
berkaitan dengan belajar menekan kemarahan.

Fakta : Menekan kemarahan juga
bukan solusi yang tepat dan tidak menjamin kemarahan muncul kembali. Oleh sebab
itu, lebih baik mengendalikan respon kita terhadap amarah yang datang dengan
cara “saya menang-Anda menang”, yaitu dengan menggunakan keterampilan
asertivitas.

 

Manfaat Kemarahan

  1. Kemarahan
    membantu menyampaikan sesuatu dengan jelas

Saat seseorang berada dalam
kondisi emosi biasanya tidak bisa menahan atau memilih kata-kata yang tepat dan
tidak menyinggung. Bisa jadi ketika kondisi stabil tanpa emosi Anda akan lebih
memilih kata-kata untuk menyampaikan sesuatu. Namun kemarahan bisa membantu
Anda berbicara secara lugas, apa adanya dan tepat sasaran ketika lawan bicara
Anda adalah orang yang berhak menerimanya.

  1. Meningkatkan
    keberhasilan negosiasi

Orang yang sedang marah dapat
menyelesaikan masalah mereka dengan baik. Hal ini terjadi karena kemarahan membuat
semua pihak menjadi lebih mau mendengarkan, jujur, lebih mengakomodasi keluhan
satu sama lain. Namun juga tergantung dengan intensitas kemarahan, kemarahan
dengan intensitas rendah lebih berhasil saat bernegosiasi daripada orang yang
sangat marah.

  1. Kemarahan
    adalah cara untuk melangsungkan hidup

Tanpa emosi kita tidak bisa
berevolusi karena kita tidak memiliki rasa untuk mempertahankan hidup atau
melawan sesuatu yang tidak memberdayakan diri kita. Perasaan yang flat membuat
kita hidup tanpa emosi, terlalu pasrah, dan tidak baik bagi diri sendiri.

  1. Kemarahan
    merupakan bentuk dari perlindungan terhadap nilai-nilai dan kepercayaan

Ketika nilai-nilai kita tidak
selaras dengan situasi yang kita hadapi, maka kita akan cenderung
memperjuangkannya. Hal ini juga memotivasi diri untuk memperbaiki
ketidaksesuaian dan mengambil tindakan untuk mengubah situasi untuk
menyelaraskan kenyataan yang dihadapi dengan nilai-nilai.

  1. Meningkatkan
    kecerdasan emosional

Menurut laman Good Therapy,
individu yang mau menerima emosi yang tidak nyaman seperti amarah, daripada
menghindari atau menekannya, memiliki kecerdasan emosional yang lebih besar. Seseorang
yang cerdas secara emosional tidak menahan amarah, melainkan menggunakan amarah
secara bijak untuk mendapatkan hal positif.

 

Jadi kemarahan tidak selalu
menjadi hal yang negative, ada beberapa manfaat seperti yang dijelaskan di
atas. Lalu bagaimana ketika kita marah tetapi dapat mengungkapkan kemarahan
dengan bijak.

Ada tiga orang tipe saat
menghadapi kemarahan, yaitu orang yang pura-pura sabar, orang yang berhasil
mengendalikan emosinya, dan orang yang hobi marah-marah. Amarah yang ditahan menyebabkan
akumulasi kepingan-kepingan amarah yang membangkitkan kekuatan kemarahan yang
sangat luar biasa. Namun ada juga yang berhasil meredam emosinya. Tentunya
diperlukan latihan juga untuk menjadi orang tipe kedua ini. Tipe ketiga ini
adalah orang yang sedikit-sedikit marah, ada hal kecil yang membuatnya tidak
berkenan pun mudah tersulut emosi.

 

Cara Bijak Menuangkan Kemarahan

  1. Ketika
    marah itu datang jangan langsung melampiaskannya

Kita perlu ambil waktu sejenak
untuk mengenal emosi yang seperti apa itu yang mampir ke dalam diri kita. Cara
mengidentifikasi kemarahan yang datang adalah dengan melihat kembali
penyebabnya, sejauh mana hal itu menyakiti atau menyudutkan diri Anda, pilih
emosi yang tepat dengan melihat siapa lawan Anda, dan seberapa urgent Anda
untuk menuangkan kemarahan itu.

  1. Menggunakan
    energi negative emosi untuk hal lain

Ketika kita emosi maka ada energi
negative juga yang terjadi, pikirkanlah untuk menggunakan energi negative tersebut
untuk mengalihkan perhatian Anda, seperti dengan berolahraga dan mengangkat
beban. Dengan begitu Anda akan menggunakan energi kemarahan Anda untuk
mengeluarkannya menjadi keringat. Hal ini sangat bermanfaat sambil Anda
mengambil waktu sejenak untuk berpikir dan merenungi keadaan sebelum mengambil
keputusan.

Saat amarah masih belum selesai,
maka yang tersisa adalah emosi positif yang dapat Anda sampaikan secara bijak.

  1. Menuliskan
    amarah

Tidak semua orang bisa
melampiaskan emosinya. Jika Anda termasuk di dalamnya, maka sebaiknya Anda
mencoba menuliskan amarah yang ada dalam diri Anda. Dengan menuliskannya Anda
tidak perlu memikirkan apakah kalimat-kalimat itu menyakiti orang lain atau
tidak. Selang beberapa waktu ketika hati Anda sudah tenang karena sudah
menuliskannya, lihat kembali hasil tulisan Anda dan baca apakah sesuai dengan
kondisi Anda saat membaca kedua kalinya.

  1. Bicarakan

Cara lain yang dapat membantu Anda
dalam menuangkan kemarahan dengan bijak adalah membicarakannya. Jika yang
membuat Anda marah adalah orang terdekat, seperti pasangan, anak, dan keluarga,
maka lebih baik Anda mulai membicarakannya. Karena dengan membicarakannya maka
potensi kemarahan itu datang kembali akan semakin kecil.

 

Namun ada juga orang yang lebih
memilih diam saat marah. Kecenderungan mendiamkan seseorang saat marah ini
sebenarnya tidak membuat lawan Anda baik-baik saja. Justru sebaliknya, jika itu
orang terdekat Anda, mendiamkan bukanlah solusi yang tepat karena bisa
membuatnya tertekan dan pada akhirnya mempengaruhi kondisi mentalnya. Anda
tentu tidak mau hal ini terjadi pada orang yang Anda cintai.

Kesimpulannya kemarahan bukan hal
yang seharusnya dihindari. Kemarahan adalah hal yang alami. Namun perlu Anda
pahami tipe orang yang seperti apa Anda ketika amarah datang. Dan memilih untuk
merespon kemarahan dengan tindakan yang tepat dengan tips di atas.

 

NB:

Artikel ini pernah saya terbitkan di halaman website LPKN pada tahun 2021 tanpa mengubah atau editing pada isi artikel.