Ketika Kamu Berada di Titik Terendah Dalam Kehidupan

Terinspirasi dari Spoken Word by Merry Riana yang mencoba membangkitkan semangat kita ketika berada di titik terendah dalam hidup. Saya yakin setiap orang akan memiliki cobaan dan ujian hidupnya sendiri-sendiri tergantung dengan kemampuannya.


Awalnya kita berpikit untuk optimis ketika kita sedang mengalami ujian dan cobaan. Kita merasa optimis bahwa kegagalan adalah sebuah pengalaman berharga yang bisa menguatkan. Namun hal itu menjadi berbeda ketika kita merasa jatuh ke bawah, ketika kita merasa kita berada di titik terendah hidup kita. Ya…kita akan berpikir inilah akhir dari hidup.

Ketika kamu berada di titik terendah dalam kehidupan

Ternyata ujian dan cobaan permasalahan hidup tidak cukup hanya batu kerikil kecil saja. Namun bisa juga berupa batu besar yang membawa kita jatuh ke bawah dalam hidup yang lebih kelam. Saya pun pernah merasakannya, ketika saya merasa telah kehilangan segalanya, baik itu harta, orang tua, saudara, hingga karier. Saya merasa saat itulah titik terendah dalam hidup saya.  Ketika semua yang telah saya bangun dengan susah payah hancur seketika.
Namun Merry Riana melalui pesan Spoken Wordnya mampu mengubah mindset saya tentang titik terendah yang sedang saya hadapi. Dia berhasil membuat saya bangkit meskipun harus melewati beberapa proses yang tidak mudah.

Ketika kita berada di titik terendah tidak seharusnya kita lari, menghindar, bahkan menyalahkan diri sendiri. Meskipun itu sulit untuk dilalui. Meskipun kesedihan bercampur dengan penyesalan.

Titik terendah bukan lah titik terakhir yang kita miliki. Titik terendah bukan lah titik dimana kita harus menyerah. Namun sebaliknya, titik terendah adalah titik yang menjadi dasar untuk kita bangkit. Titik terendah adalah titik untuk kita mulai menanjak dan naik ke atas. Jadikan titik terendah itu fondasi kokoh hidup kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Jika begitu titik terendah bisa saya ibaratkan seperti sebuah akar pohon. Memang untuk menjadi pohon yang besar dan kuat harus memiliki akar yang tertanam jauh ke bawah. Hal ini seperti yang sedang kita alami, ketika kita berada di titik terendah anggap saja kita sedang memperkuat akar kita jauh ke bawah untuk selanjutnya membuat kita bisa lebih kokoh berdiri di atas kaki sendiri. Yang saya tahu tidak ada akar pohon yang tertanam kuat ke bawah tapi mudah jatuh diterpa angin kencang. Yang terjadi adalah sebaliknya, pohon yang memiliki akar kuat akan tetap berdiri kokoh meski badai menerjangnya. Bahkan tidak jarang pohon itulah yang menjadi pelindung tanaman kecil di sekitarnya dan menyelamatkan manusia dari badai.

Jadi tidak apa-apa jika kita kini sedang berada di titik terendah. Kita hanya perlu mengingat bahwa ini bukan lah akhir dari segalanya. Biarkan lah titik terendah membawamu jatuh terjerembab ke bawah asalkan kita mampu dan mau kembali bangkit.

Titik terendah terkadang identik dengan kehancuran. Namun jangan lah takut akan kehancuran. Karena kehancuran yang akan membawa kita menuju kesempurnaan. Kehancuran yang akan membawa kita pada pembaharuan.

Ingatlah bahwa cerita hidupmu tidak berakhir di titik terendahmu. Jadikan titik terendah itu awal dari kehidupan yang lebih baik, lebih besar, lebih megah, dan lebih indah. Karena kita pernah berada di titik terendah yang membuat kita memiliki fondasi yang lebih kokoh.

Meskipun semua itu membutuhkan proses yang tidak singkat, meski masih ada rasa takut dalam hati, tapi hadapilah dengan penuh keyakinan. Karena tidak ada yang bisa mengubahnya selain diri kita sendiri, bukan orang tua kita, bukan saudara kita, bukan teman-teman kita, dan juga bukan boss kita. Yang bisa mengubah hidup ini adalah diri kita sendiri. Jadi tetaplah berproses meski kini belum terlihat hasilnya.

Dari titik terendah ini saya pun belajar mengubah mindset, kebiasaan, dan perilaku. Mindset bahwa titik terendah bukan lah titik untuk menyerah, tapi titik terendah adalah tempat berpijak untuk membangun fondasi kokoh nan megah.