Contoh Harapan Mahasiswa Baru Untuk Kampus Pilihanmu

Menulis artikel ini membuat ingatan
saya flashback sekitar 13 tahun yang lalu. Ketika saat itu tahun 2007/2008 saya
masih menjadi maba atau mahasiswa baru.

Pastinya ada keinginan dalam diri
yang menjadikan itu sebuah alasan mengapa ingin melanjutkan kuliah setelah
lulus SMA. Kalau saya sendiri waktu itu ingin memiliki nilai lebih ketika saya
bekerja nantinya, bukan hanya sekedar lulusan SMA yang tidak banyak pilihan
dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Itulah salah satu contoh harapan
mahasiswa baru untuk kampus yang saya pilih.

Nah, berkaitan dengan pilihan
kampus ini juga menurut saya menentukan bagaimana tumbuh dan berkembang. Karena
lingkungan itu sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter diri. Contohnya,
akan berbeda ketika Anda memilih kuliah di kampus yang terbaik dengan kampus
yang tergolong masih baru atau baru saja dirintis.

Berikut ini saya akan paparkan
beberapa contoh harapan mahasiswa baru untuk kampus berdasarkan pengalaman
pribadi saya ketika kuliah jenjang sarjana di Universitas Gadjah Mada.

 

Contoh Harapan Mahasiswa Baru Untuk Kampus Pilihanmu

Berikut ini adalah penjelasan saya mengenai contoh harapan
mahasiswa baru untuk kampus yang sebaiknya Anda miliki menjelang memasuki dunia perkuliahan
agar tidak terjadi kesalahan seperti yang saya lakukan dulu. Penjelasan akan
saya bagi menjadi dua, yaitu harapan dari dalam diri (input) dan harapan untuk
kampus (out put) karena dua hal ini yang akan berpengaruh bagi kehidupan kuliah
Anda.

 

Contoh Harapan Mahasiswa Baru
untuk Kampus Berupa Keyakinan Diri

Setelah memutuskan ingin
melanjutkan kuliah, maka pertanyaan selanjutnya adalah kuliah dimana? Kampus
mana yang ingin dituju?

Nah, sejak SMA saya memang sangat
UGM minded. Hal ini karena saya melihat kampus UGM adalah kampus terbaik di
mata dunia juga. Pastinya lulusannya akan memiliki nilai lebih dibandingkan
lulusan kampus lainnya. Peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan impianmu lebih
terbuka pikir saya waktu itu. Dan itu bukan lah angan-angan belaka, tetapi juga
fakta yang tidak sepenuhnya benar. Karena ada faktor lain yang dibutuhkan untuk
mewujudkan cita-cita saya tersebut. Apa saja? Saya akan jelaskan di bawah.

Terlebih saat itu orang tua saya mengatakan
tidak mampu jika harus menguliahkan saya. Dan qodarullah ada pakdhe saya yang
sanggup membiayai kuliah dengan syarat saya harus bisa masuk PTN. Jadilah saya
sangat ingin bisa masuk UGM, meski banyak pilihan PTN lainnya.

Saya berharap dengan bisa masuk
PTN saya bisa kuliah tanpa membebani orang tua. Dan juga pilihan saya ingin masuk
UGM untuk nantinya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, bisa memperbaiki
keadaan ekonomi keluarga, dan membanggakan orang tua.

Mengenai pekerjaan apa yang
menjadi cita-cita saya waktu SMA adalah menjadi duta besar Indonesia. Karena
saya sangat ingin bisa merasakan tinggal di negara lain mewakili Indonesia, dan
menjadi diplomat adalah cita-cita tertinggi saya.

Jadilah saya mendaftar pilihan
pertama yaitu jurusan Hubungan Internasional di UGM dan pilihan kedua Jurusan
Ilmu Pemerintahan di UNDIP sesuai arahan bapak saya karena beliau (sekarang
sudah almarhum) juga masih dinas di Semarang. Waktu itu masih dengan istilah
SBMPTN yang diadakan serentak dan pengumumannya diumumkan di koran nasional. Ya…
suatu kebanggaan tersendiri bila melihat ada nama diri kita yang tertulis di
koran dan dibaca banyak orang. Masih tahun 2007, belum banyak hal dilakukan
secara online. Punya hp polyphonic aja udah mewah banget.

Pada saat pengumuman ternyata
saya diterima di pilihan kedua, yaitu Jurusan Ilmu Pemerintahan UNDIP. Mungkin
waktu itu berita kelolosan saya membuat orang tua senang, tetapi tidak dengan
saya. Entah kenapa hati saya tetap condong ke UGM. Pernah saya ungkapkan kepada
bapak waktu itu tentang keinginan untuk mencoba Diploma UGM, yang penting UGM
dulu. Namun bapak tidak setuju.

Selama satu semester saya
bertahan di UNDIP, dan semester kedua saya memilih mendrop-outkan diri. Karena
alasan biaya hidup di Semarang yang cukup mahal bagi keadaan ekonomi kami. Dan
yang utama karena hati saya lebih menginginkan UGM.

Mungkin bagi orang lain saya dianggap
tidak bersyukur karena dibandingkan teman-teman lain yang tidak lolos SBMPTN. Namun
saya punya alasan sendiri kenapa UGM.

Tahun kedua, yaitu 2008 saya
mencoba Ujian Masuk UGM dengan memilih Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIPOL. Bukan
Jurusan Hubungan Internasional karena waktu itu biaya sumbangannya yang terlalu
besar.

Nah, harapan untuk diri sendiri
supaya bisa lebih baik masa depannya dengan memilih UGM tetapi ternyata tidak
sejalan dengan kenyataan di lapangan bahwa banyak faktor yang menghalangi. Namun
saya tidak menyesal melewati jalan berliku itu karena keyakinan yang saya
miliki.

Jadi saran saya kepada Anda
adik-adik calon mahasiswa baru yang membaca artikel ini adalah yakinkan pada
diri Anda mengapa memilih kampus itu, cari big why-nya sampai benar-benar
menggetarkan hatimu. Menjadi diplomat adalah keinginan yang cukup membuat hati
saya bergetar waktu itu.

Pahami dan sadari bahwa tidak
selalu harapan kita itu akan berjalan mulus tanpa rintangan. Akan banyak yang
Anda hadapi di depan. Masing-masing orang akan menemui rintangannya sendiri.
Namun jika Anda sudah memiliki keyakinan, apapun itu pasti akan bisa dilewati
dengan ijin Allah SWT.

 

Contoh Harapan Mahasiswa Baru untuk
Kampus (Out Put)

Setelah tertanam niat dan yakin
terhadap kemampuan diri sendiri, maka munculkan harapan untuk kampus yang
nantinya akan menjadi tempat Anda menimba ilmu.

Kesalahan saya waktu itu adalah
tidak banyak yang saya ketahui tentang dunia kampus. Sehingga saya cukup sulit
beradaptasi dengan lingkungan dengan karakter saya yang cukup introvert.

  1. Lulus
    Tepat Waktu

Kelulusan ini sudah semestinya
Anda pikirkan sejak awal menjadi mahasiswa baru. Jadikan target lulus tepat
waktu adalah harapan Anda. Karena jika tidak maka Anda akan terlena dengan
waktu yang hanya bisa Anda tentukan sendiri.

Memang lulus tepat waktu tidak
menjamin langsung dapat kerjaan, tetapi setidaknya itu menghemat energi dan
keuangan. Kuliah juga bisa sambil kerja sih, tapi tetap saja hasilnya tidak
memuaskan seperti jika Anda lulus tepat waktu.

  1. IPK
    yang Memuaskan

Seiring berjalannya waktu Anda
akan menyadari sewaktu kuliah bahwa bukan lah IPK yang terpenting setelah Anda
mengikuti ujian, tetapi lulus mata kuliah. Hal ini dijamin lebih membuat Anda
deg-degan daripada memikirkan IPK. Karena selain ujian akhir, nilai yang
menentukan Anda lulus mata kuliah adalah dari presensi, tugas individu, tugas
kelompok. Faktor-faktor itu akan lebih mudah dilewati jika dosen Anda memang
enak, fleksibel, komunikatif. Namun beda halnya jika dosen mata kuliah Anda
sudah senior, cara ngajarnya masih klasik, kolot, dan tidak pernah kasih
kisi-kisi menjelang ujian. Nah, kan… tapi jangan takut dulu. Jadikan itu sebuah
rintangan untuk masa depan Anda yang lebih baik. Karena sepengamalan saya
malahan dosen senior ini yang banyak memberikan nasihat kehidupan ketimbang
dosen-dosen muda yang bisa kita ajak becanda di kelas. Buktikan sendiri deh!

  1. Bisa
    Bersosialisasi

Kesalahan saya waktu kuliah
adalah saya lebih memilih terpuruk dengan keminderan saya sebagai anak dari
keluarga serba berkecukupan. Melihat teman-teman lain yang bisa nongkrong,
kuliah dengan kendaraan, bisa belanja kapan saja, beli buku apa saja bisa.
Apalah saya yang uang saku hanya 100ribu untuk hidup seminggu, sudah termasuk
transport PP Jogja – Magelang ya, kuliah dengan jalan kaki makanya saya pilih
kost yang dekat kampus, bisanya fotokopi buku, belanja kalau pas butuh aja di
warung kelontong dekat kost. Meski minder tapi saya menikmati keseharian saya
waktu itu. Hanya saja saya menghindar bergaul dengan mereka yang dari kelas ekonomi
ke atas karena saya takut kalau diajak main tapi tidak bisa bayar. Jadi pilih
teman yang aman-aman saja untuk ukuran kantong pribadi.

Sosialisasi saya pun masih kurang,
karena hanya kuliah pulang kuliah pulang tiap harinya. Saya tidak ikut UKM
karena pikir saya perlu kendaraan jika pulang sampai malam. Keterbatasan yang
menurut saya tidak perlu sehingga saya sulit melangkah.

Saran saya buat Anda yang merasa
dari keluarga ekonomi pas-pasan seperti saya, waktu kuliah adalah moment dimana
diri Anda bisa berkembang. Jangan jadikan keterbatasan menjadi halangan Anda.
Jika Anda ingin melakukan sesuatu, asalkan itu kegiatan yang positif dan
mendukung cita-cita, maka lakukan saja, jangan pikirkan minder dan hal lain
yang tidak perlu. Seperti saya takut diajak jajan, toh saya bisa menolak jika
mereka mengajak selain keperluan kuliah. Ingin ikut UKM tapi nggak punya
kendaraan, toh saya punya teman yang bisa saya mintai tolong kalau pulang
malam. Jadi jangan takut dulu sama bayang-bayang semu itu.

  1. Ikut
    Pertukaran Mahasiswa

Ini adalah pengalaman berharga
yang hanya bisa Anda dapatkan saat kuliah. Jika Anda ingin melanjutkan kuliah
S2 ke luar negeri, maka saran saya adalah aktif di kelas dan ikuti pertukaran
mahasiswa jika ada peluang. Soal bahasa semua bisa dipelajari, yang penting
tidak minder dan tidak cepat putus asa.

  1. Mendapatkan
    Pekerjaan yang Layak

Banyak yang bilang kalau baru lulus
itu jangan pilih-pilih pekerjaan. Nah, ini jangan sampai Anda telan
mentah-mentah ya dan menerima semua pekerjaan yang ada.

Setelah lulus dari kampus pilihan
Anda, maka Anda pun sudah memiliki nilai lebih. Penyedia lapangan kerja akan
melihat Anda sebagai individu yang kompeten berdasarkan nilai yang tertulis di
ijazah dan Anda sebagai alumni sebuah perguruan tinggi. Jadi pilih pekerjaan
yang bisa mendukung karier kedepan yang bisa Anda cantumkan di CV sebagai
pengalaman yang relate dengan cita-cita Anda.

Sebagai informasi dulu saya
memang ingin jadi diplomat tetapi banyak faktor yang harus dilalui, salah
satunya karakter diri saya yang belum bisa sepenuhnya saya kontrol, seperti
sifat minderan itu tadi. Jadi saya hanya berpikir bagaimana lulus bisa dapat
pekerjaan yang bagus, nggak mesti jadi diplomat. Dan ternyata saya diterima di
sebuah perbankan BUMN.

Ada kalanya Anda akan merasa
pekerjaan Anda tidak sesuai dengan latar belakang Pendidikan yang dijalani dan
jauh dari cita-cita. Namun jangan pernah menyesal sudah menuntut ilmu, karena
disitulah proses pendewasaan diri kita. Yang Anda butuhkan adalah proses baru
out putnya. Jadi jangan pernah merasa sia-sia.

 

Itulah beberapa contoh harapan
mahasiswa baru untuk kampus yang bisa Anda tuliskan saat awal kuliah. Catatan
itu bisa menjadi target belajar Anda selama kuliah. Apa yang ingin Anda
dapatkan selama kuliah, tentunya bukan sekedar ijazah, tetapi juga pemahaman
dalam diri, relasi, dan karier yang lebih baik untuk kehidupan.