Kisah Inspiratif Tom Cruise, Hidup Miskin dan Dibully

 

Tekanan hidup seseorang bisa tentang banyak hal, mulai dari
status sosial hingga bagaimana dia diterima atau tidak dalam lingkungannya.

Tapi tahukah kamu sering kali hal menyakitkan itu lebih dulu
datang justru dari keluarga. Tidak sedikit anak yang mengalami masalah dengan
dirinya sendiri berawal dari lingkungan keluarganya. Apakah itu juga disebut
broken home?

Kepercayaan diri yang rendah, tidak yakin dengan kemampuan
diri, dan hal lain yang membuat diri sendiri seolah mengijinkan untuk ditindas
oleh orang lain.

Tom Cruise yang kita kenal sekarang sebagai bintang film
seri “Mission Impossible” dan digilai banyak kaum hawa ini karena ketampanannya
juga dulu mengalami masa sulit yang berawal dari keluarganya.

Hampir sama seperti kisah inspiratif Christina Aguilera yang
mengalami luka batin sejak kecil karena temperamen ayahnya yang suka main
tangan. Namun kali ini Tom sendiri yang mengalaminya. Dia sering mendapat
pukulan dari ayahnya ketika melakukan kesalahan. Sehingga dalam benaknya pun
terpatri ketika dia melakukan kesalahan maka orang-orang berhak untuk
menendangnya.

Didikan ayah kandungnya ini jelas tidak baik bagi
perkembangan jiwa Tom kecil. Dia pun jadi sering dibully di sekolah karena dia
merasa minder dan terlihat polos.

 

Keluarga Adalah Pengalaman Pertamamu Merasakan Kehidupan

Keluarga adalah orang-orang terdekat kita. Tapi justru diri
kita tidak berkembang dengan baik karena keluarga. Sifat-sifat atau karakter
masing-masing anggota keluarga akan sangat berdampak pada diri, bagaimana kita
berinteraksi dengan mereka dan seberapa dekat sebenarnya kita sebagai keluarga.
Tentunya dekat dalam hal ini diartikan dekat di hati, bukan hanya jarak di rumah.

Karena ada kan yang meski satu keluarga tapi jarang sekali
ngobrol hingga tumbuh dewasa tidak merasa akrab dengan adik atau kakak
kandungnya sendiri. Apakah hal ini wajar? Psikologi keluarga ini mungkin bisa
kita bahas lebih dalam lagi di lain artikel.

Seperti yang dialami oleh Tom Cruise, dia merasa tidak aman
(insecure) saat berada di rumah. Otomatis dia mengalami masa-masa sulit ketika
masa kecilnya. Dia merasakan penderitaan secara fisik dan emosional karena ayah
kandungnya yang selalu ringan tangan memukul Tom ketika marah.

Terlahir di dalam keluarga miskin membuat keluarganya sibuk
untuk mencari penghasilan demi kehidupan yang lebih baik. Sehingga tidak jarang
Tom dan keluarganya berpindah tempat. Di usianya yang ke 14 tahun Tom sudah
berpindah sekolah sebanyak 15 kali di wilayah US dan Kanada.

Akibat dari seringnya Tom berpindah rumah dia pun menjadi
anak baru di setiap lingkungan dan tidak memiliki teman dekat. Menjadi anak
baru di lingkungan baru adalah target yang tepat untuk dijadikan sasaran
bully-ing. Dan Tom pun mengalaminya. Dia selalu terlihat salah sebagai anak
baru, salah memakai sepatu, salah dalam bergaul karena beda aksen, dan dia juga
terlihat berbeda secara penampilan fisik karena giginya yang tidak rata.

Ketidakpercayaan dirinya membuatnya semakin parah ketika dia
tahu bahwa dia mengalami kesulitan belajar di sekolah. Dia tidak bisa memahami
bacaan dengan cepat dan baru diketahui bahwa Tom menderita disleksia.

Meski dia sudah berusaha untuk konsentrasi dalam membaca,
tetap saja di akhir halaman hanya sedikit dari isi bacaan yang dia ingat. Hal
ini membuatnya semakin merasa terpuruk, cemas berlebihan, frustasi, kaki dan
kepalanya sakit ketika belajar membaca. Bisa jadi akibat disleksia ini Tom pun
mengalami psikosomatis, sakit fisik yang diakibatkan karena tekanan mental.

Namun tidak ada dari anggota keluarganya yang bisa
membantunya belajar. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing, dan orang
tuanya pun sibuk mencari nafkah.

Apalagi setelah orang tuanya bercerai dan ibunya harus membesarkan
4 orang anaknya termasuk Tom sebagai single parent. Tom pun harus ikut mencari
nafkah dengan mengambil apapun pekerjaan yang mampu dia kerjakan, seperti pemotong
rumput, pembersih daun-daun di jalan, menjual kartu-kartu ucapan natal, dll.
Dia mulai bekerja sejak berusia kecil, waktu itu dia masih 8 tahun.


Tom harus ikut mencari nafkah demi keluarganya, tetapi tak
lupa dia sisihkan juga penghasilannya untuk ditabung dan dia gunakan untuk menonton
film. Bahkan di hari Natal pun dia dan keluarganya tidak bisa membeli kado
akhirnya setiap anggota keluarga wajib menuliskan sebuah puisi untuk
dihadiahkan sebagai hadiah natal.

Saat duduk di bangku SMA, Tom bercita-cita ingin menjadi
seorang pendeta atau pastor. Namun dia tertarik untuk berakting ketika di sekolahnya
ada pertunjukkan drama dan gurunya pun sangat mendukung jika kelak Tom menjadi actor.

Di usianya ke 18 tahun, Tom berhenti sekolah dan memilih
pergi ke New York untuk mengikuti audis demi keinginannya menjadi seorang actor.
Saat itu pun dia hanya mengantongi uang $500 sehingga untuk bisa bertahan hidup
di New York, Tom mengambil part time untuk membersihkan meja-meja restoran.

 

Pemuda Miskin dan Dibully Tumbuh Menjadi Aktor

Pada akhirnya Tom pun berhasil memerankan tokoh dalam beberapa
film dan pada tahun 1993 Tom berhasil membintangi film komedi berjudul “Risky
Business”. Kemudian Tom juga terpilih untuk membintangi film “Top Gun”. Dan
film inilah yang menjadi titik balik hidupnya, dia sukses dikenal sebagai actor
Hollywood.

Pada tahun 1996 dia ditawari untuk memerankan karakter Ethan
Hunt dalam film seri “Mission Impossible”. Berkat film inilah Tom Cruise
dikenal sebagai actor internasional.

Tom bukan lagi anak yang dulu hidup miskin, bekerja
serabutan, dan membersihkan meja-meja restoran demi mempertahankan hidupnya.
Namun Tom Cruise yang sekarang adalah yang kita kenal sebagai bintang film
Hollywood.

 

Hikmah dari kisah inspiratif Tom Cruise ini adalah bagaimana
dia berusaha melewati setiap kesulitan yang terjadi dalam hidupnya. Menyalahkan
keadaan apalagi menyalahkan orang lain bukan lah jalan yang tepat untuk keluar
dari masalah.

Ketika kamu merasa kesulitan dalam hidup, kamu selalu bisa
memilih, mau tenggelam dalam masalahmu atau berenang mengarunginya dan
menyelesaikan.