Kisah Inspiratif Christina Aguilera, Fighter From Broken Home

 

Keluarga adalah tempat kita lahir dan bertumbuh dimana hanya
ada orang-orang yang seharusnya dekat dengan diri kita. Namun keluarga bisa juga
menjadi peluang kemungkinan terbesar tempat dimana kamu merasa tersakiti.

Jadi harus memandang seperti apa kita terhadap keluarga?

Berbagai karakter manusia tidak bisa kita control harus
berperan sebagai apa dan bagaimana mereka, bahkan orang tua kita sendiri.
Sering kali mereka tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Ya, orang tua dan
anak adalah takdir yang tak dapat kita pilih.

Sebaliknya, orang tua yang merasa kecewa dengan anaknya juga
tidak sedikit. Mereka merasa sudah bersusah payah membesarkan dan membiayai
hidup tetapi orang tua merasa gagal dalam mendidik sehingga anak tumbuh dewasa
menjadi seseorang yang lain.

Lalu salah siapa?

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mari belajar
dari kisah inspiratif seorang Christina Aguilera. Penyanyi sukses adalah yang
kita kenal tentang dia saat ini. Tapi jarang orang yang ingin tahu bagaimana
dia harus melewati setiap tahap hidupnya hingga menjadi seperti sekarang.

 

Christina Aguilera Tumbuh Dari Keluarga Broken Home

Sejak kecil Christina hidup tak jauh dari penderitaan.
Setiap kali dia harus melihat ayahnya yang bersikap kasar karena sifatnya yang
temperamen. Ayahnya sering memukul ibunya dan memarah-marahinya. Dia mengalami
masa kecil yang tidak mudah. Ibunya harus menderita secara fisik dan emosional
karena perlakuan ayahnya.

Sesekali ayahnya pun melakukan kekerasan pada anak-anaknya
yang masih kecil. Sehingga Christina dan sodaranya takut dengan sosok ayahnya.
Saat dia berusia 4 tahun, pernah ibunya mendapati Christina berdarah di bawah
dagunya. Ibunya bertanya ada apa dan Christina menjawab bahwa ayahnya sedang
ingin istirahat tapi dia malah membuat kegaduhan.

Christina ingat saat itu ibunya membawa dia dan kakak
perempuannya pergi dari rumah malam-malam. Dengan sedikit baju yang mereka bawa
akhirnya pergi untuk tinggal di rumah nenek. Hal itu terjadi karena ibunya
tidak ingin anak-anaknya ikut disakiti oleh ayah mereka.

Setelah bertahun-tahun lamanya dia harus tinggal di dalam
rumah yang menurutnya tidak aman dan tumbuh menjadi gadis yang penuh rasa takut
dan cemas, akhirnya ibunya memilih untuk meninggalkan ayahnya demi dia dan
kakaknya.

 

Musik Adalah Bentuk Pelarian

Beranjak remaja dia menemukan music yang bisa dia nyanyikan dan
ternyata hal itu bisa memberikan dia kenyamanan yang selama ini dia cari. Musik
menjadi pelariannya dari penderitaan yang dirasakan.

Christina pun mengawali karier musiknya dengan bernyanyi di
event-event kecil. Dan tidak lama dia terkenal dengan suara khasnya yang orang-orang
sebut dengan “The Little Girl With The Big Voice”.

Seperti kebanyakan anak-anak lainnya dimana orang tua mereka
tidak tinggal bersama, Christina mengalami masa sulit untuk bergaul dengan
teman-teman sekolahnya. Dia cenderung tidak memiliki banyak teman dan sering
dibully. Oleh karena itu, dia sering berpindah sekolah sewaktu kecil dan
akhirnya memilih untuk home schooling.


Di sisi lain, Christina tetap bernyanyi dan semakin dikenal
saat dia mengikuti pertunjukkan talent. Namun tidak semudah itu rintangan yang
dia hadapi. Saat dia berhasil mulai dikenal orang, dia menemukan bahwa orang
tuanya memutuskan bercerai ditambah dengan masalah dengan teman-teman
sekolahnya. Seakan semua masalah datang dalam hidupnya dan dia merasa sangat
terbebani.

Di saat yang sama akhirnya dia pun sadar bahwa dirinya tidak
bisa hidup seperti itu terus, Dia harus memiliki tujuan dan mimpi yang harus
segera dikejar. Dia berjanji pada dirinya untuk tidak lagi merasa tidak berdaya
setelah bertahun-tahun mengalami kejadian tidak mengenakkan dari ayah dan teman-temannya.

Salah satu titik balik hidup Christina juga ketika dia
berusia 12 tahun dimana dia mulai bergabung dengan The All New Mickey Mouse
Club yang juga diikuti oleh Britney Spears, Justin Timberlake, Ryan Gosling,
dan penyanyi lain yang juga bersuara bagus.

Christina Aguilera pun mengeluarkan single pertamanya yang
langsung hits, yaitu “Genie In The Bottle”. Setelah itu dia dikenal sebagai
salah satu bintang pop terbaik dan memenangkan 5 Grammy Award. Penjualan
albumnya pun melebihi 75 Milyar.

Kesuksesannya saat ini yang dia peroleh tidak lantas
membuatnya lupa akan kegagalan di masa lalu. Karena dari situ dia mulai belajar
dan belajar menghadapi keadaan.

Mungkin saat ini kamu sedang dalam kondisi yang tak berdaya
juga, merasa tidak cukup baik di depan orang-orang, dan tidak pantas. Tapi
ketahuilah bahwa semua perasaan itu tidak seharusnya membuat dirimu hanya
berusaha menyenangkan hati orang lain. Kamu akan kelelahan jika hanya menuruti
apa yang orang senangi. Karena mereka tidak akan pernah berhenti mengkritikmu.

Jadi lebih baik melakukan apa yang menurut dirimu baik dan
capailah apa yang menjadi impianmu. Sesekali akan terdengar suara bising dari
orang lain. Tapi jangan terlalu didengarkan karena hanya kamulah yang tahu
bahwa kamu sudah cukup menderita dan kamu berhak untuk bahagia.

Ketika kamu mencapai impianmu, kamu akan mendapati dirimu
banyak bersyukur atas apa yang telah kamu lewati di masa lalu. Begitu pun juga
yang dilakukan Christina, apa yang menurutnya menyakitkan di masa lalu selalu
dia jadikan inspirasi untuk music-musiknya. Artinya dia telah menerima masa
lalu dan semua hal yang membuatnya sakit hati menjadi bagian dari dirinya.

Jika di masa lalu kamu merasa menderita, tidak berarti kamu
berhak menderita seumur hidupmu. Ini hanyalah jalan yang harus kamu lalui. Seperti
perjalanan saat mendaki gunung yang tidak mudah dan berliku menandakan bahwa
kamu sebentar lagi akan sampai di puncak, bukan?