Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online Meski Tidak Masa Pandemi

Kuliah online tidak hanya
dilakukan pada saat pandemic. Ternyata kuliah online sudah banyak dilakukan
oleh para mahasiswa sejak sebelum masa pandemic, yaitu mahasiswa yang
terkendala jarak dan waktu untuk bisa menghadiri kuliah secara offline.

Lalu bagaimana pendapat mahasiswa
tentang kuliah online yang dilakukan meski tidak masa pandemic? Seringkali kita
mendengar pendapat bahwa kuliah online banyak kekurangan, tetapi justru
menguntungkan bagi mahasiswa yang jauh lokasinya dari kampus.

Contoh saja kampus Binus
University. Kampus yang bertaraf internasional ini dan terletak di Jakarta,
sudah mengadakan e-learning sejak sebelum pandemic. Hal ini karena banyaknya mahasiswa
yang berada di luar Jakarta tetapi ingin kuliah di Binus University.

Simak yuk apa pendapat mereka
mengenai kuliah online!

 

 
Pendapat Mahasiswa Tentang
Kuliah Online Masa Pandemi

Pendapat Mahasiswa
A

Menurut mahasiswa
A, selama kuliah online dirinya benar-benar belum pernah sama sekali memijaki
halaman/lapangan kampus.

Dirinya sekarang
tinggal di Provinsi Bengkulu, sedangkan kampusnya berada di Jakarta. Sekarang
sudah memasuki semester kedua, namun sekali pun ia belum pernah kuliah tatap
muka.

Walau begitu,
kuliah online menurut pendapatnya cukup efektif karena mahasiswa pada akhirnya
dituntut untuk mandiri, mau mencari, dan mau belajar lebih.

Hanya saja,
sesekali ia cukup kesal karena tidak dapat mengikuti perkuliahan daring secara
utuh gara-gara gangguan sinyal internet yang kurang stabil saat dosen melakukan
presentasi di Zoom.

 

Pendapat Mahasiswa
B

Mahasiswa B
berkisah bahwa sejatinya kuliah online itu lebih enak daripada kuliah tatap
muka. Kok bisa?

Karena
sepengalamannya, tugas-tugas selama kuliah online menjadi lebih sedikit bila
dibandingkan dengan tugas yang diberikan dosen selama perkuliahan tatap muka.

Barangkali
mahasiswa yang satu ini sedang diajar oleh dosen yang pengertian sehingga tidak
memberatkan.

 

Pendapat Mahasiswa
C

Mahasiswa C
berpendapat bahwa tidak ada perbedaan berarti antara kuliah online maupun
kuliah offline bila ditilik dari segi efektivitas.

Meski begitu,
dirinya malah khawatir bila kelamaan melangsungkan kuliah online nanti akan
kesulitan untuk membayar uang indekos.

Terang saja,
berbagai indekos di dekat universitas menerapkan sistem kontrak minimal 1
tahun.

Kalau mahasiswa
bisa bayar kos-kosan perbulan kan enak, tapi ini satu tahun. Bayangkan saja
bila satu tahun kuliah online terus digelar. Mahasiswa membayar uang indekos,
tapi tidak tinggal di sana.

 

Pendapat Mahasiswa D

Sudah hampir dua
semester mahasiswa D melaksanakan perkuliahan online, dan sekarang dirinya
sudah rindu untuk belajar di dalam ruangan di kampus.

Bukan tanpa alasan.
Berdiskusi maupun berdebat di ruang virtual itu dirasa kurang seru karena
sering terputus oleh sinyal internet dan waktunya pula singkat.

Maka dari itulah,
sudah menjadi keseruan tersendiri bila mahasiswa bisa belajar di ruang kuliah
secara offline.

 

Kekurangan dan
Kelebihan Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online

Menurut seorang
mahasiswa, kekurangan terbesar dari kuliah online yaitu minimnya interaksi dan
sosialiasi.

Akibatnya, tidak
jarang mahasiswa yang pasif selama kuliah online cara berbicaranya semakin kaku
gara-gara terlalu lama berdiam di rumah.

Dengan demikian,
bila terus melaksanakan kuliah online, sifat individualis seseorang bisa
semakin merona.

Selama menjalani
kuliah online, mahasiswa juga berpendapat bahwa dirinya bersama teman-teman
sekampung merasa kesulitan dari segi layanan sinyal internet.

Padahal kuliah
digelar secara daring menggunakan Google Meet dan Zoom Meeting, tapi di kampung
mereka sinyal internet yang seadanya sering kali tidak mampu untuk memutar
video online.

Atas jaringan yang
lelet tersebut, kegiatan kuliah online bukan hanya sekadar menjadi tidak fokus
melainkan juga semakin sulit untuk meraih ilmu yang disampaikan oleh dosen.

Bagi mahasiswa
semester rendah maupun mereka yang baru masuk kuliah, mungkin perkuliahan
daring tidaklah menjadi soal.

Tapi, berbeda
kisahnya dengan mahasiswa senior atau veteran yang merasakan berbagai kesulitan
untuk melakukan bimbingan skripsi dan penelitian saat kuliah online.

Sejak awal
bimbingan dimulai, dirinya sudah beberapa kali harus mengganti judul karena
tempat penelitiannya pula sekarang menerapkan sistem daring.

Lebih dari itu,
bimbingan dosen yang awalnya bisa dilaksanakan secara tatap muka dan temu
langsung, sekarang berganti menjadi bimbingan online.

Sekilas mungkin hal
ini lebih irit dari segi waktu dan biaya, namun dari segi pemahaman tentang apa
kemauan dan arahan dosen menjadi tantangan tersendiri bagi seorang mahasiswa
semester akhir.

Barangkali beberapa
mahasiswa cukup merasakan dampak yang satu ini. Menurut mahasiswa I, selama
kuliah online penilaian yang dilaksanakan dosen menjadi semu dan hasilnya
terasa kurang adil.

Bagaimana mau adil,
terkadang beberapa mahasiswa yang datang telat hanya sekadar mengisi daftar
link presensi, tapi nilai semester mereka cukup bagus.

Sedangkan mahasiswa
yang aktif mengikuti perkuliahan daring sejak awal, nilainya malah biasa-biasa
saja.

Ada dugaan, bisa
jadi si dosen asal memberi nilai. Toh, karena kuliah daring, belum tentu dosen
mengingat mana-mana saja mahasiswanya, kan? Pada akhirnya proses penilaian
menjadi kurang adil.

Namun ada juga
kelebihan dari kuliah online tersebut, apa saja?

Kuliah online itu
memiliki dampak positif, salah satunya ialah meningkatkan kreativitas mahasiswa
dalam melakukan presentasi, mengutarakan pendapat, hingga upgrade skill baru.

Contohnya saja
seperti membuat presentasi menarik, belajar lebih jauh dan lebih mendalam saat
memanfaatkan berbagai platform kuliah online, hingga mendapat skill baru saat
menjadi moderator virtual.

Tentunya, berbagai
pengalaman tersebut belum tentu bisa didapatkan saat kita melaksanakan kuliah
tatap muka, bukan?

 

Peran Dosen
Terhadap Pendapat Mahasiswa Tentang Kuliah Online

Dalam dunia pendidikan, guru
disebut sebagai “power of education” atau “kekuatan dari edukasi”. Para guru
tidak hanya berdiri di depan kelas dan mengajarkan materi kepada
murid-muridnya, mereka juga membuka kesempatan untuk berkomunikasi secara dua
arah agar kelas menjadi lebih interaktif.

Guru juga perlu selalu hadir
sebagai pendukung, pemecah masalah hingga tokoh panutan yang dapat memotivasi
murid-murid untuk mengembangkan diri mereka menjadi lebih baik lagi.

Kehadiran guru yang menjaga
interaksinya dengan siswa-siswinya merupakan satu hal yang tidak dapat
tergantikan dalam dunia belajar mengajar. Seorang siswa dapat membaca buku,
menonton video, atau mendengar siaran radio untuk mendapatkan ilmu baru.

Lain halnya dengan proses belajar.
Kehadiran guru sangat vital agar transfer ilmu dapat berjalan maksimal. Guru
yang mampu berkomunikasi akan membuka gagasan-gagasan baru selama proses
mengajar sehingga memperdalam ilmu yang didapatkan.

Demikian berbagai pendapat mahasiswa
tentang kuliah online yang dilakukan meski tidak sedang masa pandemic.
Kelebihan dan kekurangannya sebenarnya kembali pada diri mahasiswa tersebut.
Karena kondisi dan kebutuhan setiap mahasiswa berbeda-beda.

Banyak yang mengeluh mengenai
kuliah yang dilakukan secara daring, tetapi banyak juga yang merasa
diuntungkan. Bahkan sejak sebelum pandemic banyak juga mahasiswa yang memang
mencari kuliah yang bisa dilakukan secara online. Jadi setelah masa pandemic berakhir,
menurut saya tidak masalah bagaimana metode yang digunakan untuk perkuliahan,
baik online maupun offline. Saya melihat kuliah online bisa menjadi alternatif
lain jika kuliah offline terpaksa tidak bisa dilakukan.