Pentingnya Belajar NLP Bagi Pemula

Sebelum membahas tentang ilmu NLP ini, saya ingin Anda tahu bahwa tulisan ini pernah saya terbitkan untuk website resmi LPKN pada tahun 2021. Jadi mohon maaf jika substansinya sama karena tidak saya lakukan pengeditan ulang.

Secara tidak sadar ternyata kita menggunakan
sebagian besar pikiran bawah sadar saat memutuskan dan melakukan sesuatu. Kita
juga tak tahu bahwa ternyata 80% pikiran bawah sadar adalah penyumbang terbesar
kehidupan kita saat ini dan masa mendatang. Artinya hanya 20% Anda menggunakan
pikiran secara sadar untuk memutuskan sesuatu.


Hidup Sukses Dengan Belajar NLP

Suka atau tidak suka itulah faktanya. Oleh karena
itu, banyak orang yang gagal karena bersumber dari pikiran bawah sadar mereka
yang negatif. Ironisnya banyak orang yang tidak tahu dan menganggap bahwa
pikiran sadar mereka lah yang menentukan segalanya.

Sebagai informasi bahwa alam pikiran bawah sadar
berhubungan dengan mindset kita, sedangkan pikiran sadar lebih berperan untuk
menentukan langkah secara teknis. Misalnya, ketika Anda belajar digital
marketing mindset Anda mengatakan bahwa Anda ragu karena merasa gaptek sehingga
secara sadar Anda lebih banyak belajar mulai dari facebook ads, instagram ads,
SEO, email marketing, dll. Dan pada akhirnya tidak satupun yang berhasil.
Karena apa? Karena Anda masih terkurung di dalam mindset bahwa diri Anda
gaptek, secara tidak sadar Anda tidak yakin dengan diri sendiri. Sedangkan
semua yang Anda pelajari itu lebih pada hal teknis yang dilakukan secara sadar.

Sebelum membahas tentang apa itu NLP dan manfaat
belajar NLP, saya ingin membagikan pengalaman pribadi yang berkaitan dengan NLP
ini.

Faktanya saya bukanlah anak yang tergolong pintar
tapi tidak juga bodoh, nilai pelajaran saya waktu SMA biasanya hanya masuk 10
besar saja. Artinya saya bukan pemegang ranking pertama atau kedua di kelas.
Saat menjelang kelulusan sekolah saya ingin bisa masuk UGM, tapi banyak yang
meragukan karena Ujian Masuk UGM tergolong sulit dan pastinya hanya orang-orang
pilihan yang bisa masuk sana. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi
psikologis saya waktu itu dan mempertanyakan kemampuan diri sendiri.

Banyak pertanyaan dalam benak saya tentang
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Mungkinkah saya bersaing dengan
teman-teman yang lebih pintar? Apa saya bisa ya masuk dan menjadi mahasiswa
UGM?

Namun suatu ketika saya teringat nasehat guru
yang waktu itu bilang intinya jika kita menginginkan sesuatu yang baik maka
pastikan diri kita pantas untuk menerimanya. Jadi memantaskan diri adalah salah
satu kunci keberhasilan, selain rajin belajar tentunya ya.

Lalu apa saja yang saya lakukan waktu itu? Guru
saya berpesan memantaskan diri itu seolah-olah kita sudah mendapatkannya dan
membayangkan diri kita dengan peran baru tersebut. Dengan membayangkan diri
kita sudah pada posisi yang kita inginkan lalu pikirkan lagi kira-kira apa
kebaikan yang bisa dilakukan. Waktu itu saya dinasehati untuk lebih rajin
beribadah, lebih menghormati orang tua, lebih banyak tersenyum pada orang lain,
dan lebih banyak menolong orang lain. Sambil melakukan kebaikan-kebaikan
tersebut jangan lupa untuk membayangkan diri kita sudah mendapatkan apa yang
diinginkan agar lebih semangat lagi.

Ternyata belajar rajin dan ikut les itu belum
cukup. Menurut saya waktu itu porsi konsistensi saat belajar (teknis) dan
melakukan kebaikan (non-teknis) malah lebih banyak non-teknisnya. Saya jadi
hampir tidak punya waktu untuk meragukan diri sendiri dan fokus melakukan kebaikan
dengan peran baru yang saya bayangkan. Mungkin ini yang sangat membantu
mengubah mindset saya waktu itu, yang awalnya meragukan diri sendiri menjadi
lebih yakin dan percaya diri.

Setelah belajar tentang NLP saya baru tahu bahwa
dulu ternyata saya menggunakan prinsip sukses dari NLP untuk bisa lolos Ujian
Masuk dan berhasil menjadi mahasiswi UGM. Padahal dulu saya tidak apa itu NLP,
bahkan tahu ada ilmu NLP saja belum waktu itu. Apa saja prinsip sukses dari
NLP? Simak penjelasan berikut ini.

NLP adalah kependekan dari Neuro-Linguistic
Programming. Neuro
ini lebih mengacu pada otak dan apa yang kita pikirkan,
sedangkan linguistic mengacu pada Bahasa dan bagaimana kita
memanfaatkannya. Jadi Bahasa yang kita pilih, baik untuk berkomunikasi dengan
diri sendiri (self talk) maupun berkomunikasi dengan orang lain, mempengaruhi
apa yang kita pikirkan.

Sejarah NLP ini berawal dari sekitar tahun
1970-an seorang bernama Richard Bandler berkolaborasi dengan John Grinder yang
melakukan pengamatan terhadap perilaku manusia. Pengamatan mereka pada akhirnya
mengantarkan pada kesimpulan bahwa setiap perilaku manusia dapat distrukturkan
atau dikodekan ke dalam dua elemen mendasar, yaitu berkaitan dengan sensor
indrawi manusia (neuro) dan elemen kedua adalah keterkaitan yang era tantara
perilaku manusia dan pola Bahasa yang digunakan (linguistic).


5 Prinsip Utama Sukses dari NLP

Meski masih dikategorikan sebagai sebuah
pengetahuan yang awam di Indonesia, tetapi NLP ini secara tidak langsung sudah
banyak dipraktekkan dan dibicarakan oleh banyak orang. Mungkin istilahnya saja
yang masih terdengar asing.

Berangkat dari cerita pengalaman saya di atas
maka saya akan coba menggabungkan antara konsep dan konteks agar memberi
kemudahan Anda untuk bisa memahaminya.

1.      Know
Your Outcome (Mengenal tujuan atau goal Anda)

Tujuan ini menjadi hal pertama yang harus
dipikirkan untuk bisa sukses. Karena hanya berkata bahwa saya ingin sukses itu
ternyata tidak cukup. Mau sukses yang seperti apa dan bagaimana belum jelas.

Menentukan tujuan lebih baik pada hal-hal yang
bisa diukur pencapaiannya. Misalnya berdasarkan pengalaman saya ingin bisa
lolos Ujian Masuk UGM.

Ada tips dan trik bagaimana menentukan tujuan
secara tepat, yaitu sebagai berikut :

a.       Tujuan
disampaikan secara positif.

Contoh : Saya ingin punya
penghasilan besar, saya ingin bekerja sebagai motivator professional.

Lebih baik tujuan tidak
disampaikan dengan Bahasa negative, seperti saya ingin pintar agar tidak
mudah dibodohi, saya ingin kaya agar tidak diremehkan orang.

b.      Rasakan
tujuan tersebut dengan kelima panca indra kita.

Dalam dunia NLP kelima panca
indra manusia ini disingkat VAKOG, yaitu visual (penglihatan), auditory
(pendengaran), kinestetik (peraba), olfactory (penciuman), dan gustatory
(pengecapan).

Oleh karena itu, mengapa guru
saya menasehati untuk membayangkan seolah-olah sudah mendapatkan apa yang
diinginkan. Tujuannya adalah agar kita bisa merasakan peran tersebut atau bisa
menghayati apa yang menjadi tujuan kita.

c.       Bayangkan
dengan jelas konteksnya.

Maksudnya di sini adalah apa
yang ingin dicapai, dengan siapa, bagaimana, kapan, dan dimana. Anda harus bisa
membayangkan konteksnya secara jelas agar membantu Anda memvisualisasikan
keinginan.

d.      Diwujudkan
oleh diri sendiri.

Tujuan yang baik dan tepat adalah
tujuan yang dapat diwujudkan oleh diri sendiri (internal), bukan tergantung
dengan orang lain (eksternal).

e.       Ekological

Pikirkan apakah tujuan
tersebut baik untuk semuanya, tidak hanya untuk diri Anda sendiri. Memiliki
tujuan yang bermanfaat luas lebih baik karena artinya Anda memikirkan apakah
tujuan Anda baik menurut Tuhan YME.

f.       
Layak diperjuangkan

Seberapa layak tujuan Anda
untuk diperjuangkan ini berkaitan dengan manfaatnya. Oleh karena itu, ketika
Anda menemukan tujuannya yang lebih luas maka Anda pun akan terpacu untuk
konsisten mencapainya.

2.      Take
action

Setelah tujuan Anda sudah
disetting sedemikian rupa, kemudian tentukan strategi apa yang akan dilakukan
dan segera praktek. Karena terlalu memikirkan akan membuat diri Anda menjadi
ragu dan tidak fokus pada tujuan.

3.      Kuasai
5 Panca Indra

Seperti yang telah disinggung
di atas bahwa Anda harus bisa memvisualisasikan apa yang ingin dicapai,
dengarkan hanya apa yang membawa Anda menuju tujuan, Anda bisa meraba
seolah-olah itu nyata bahwa Anda sudah sampai di tempat tujuan, Anda bisa
mencium lingkungan baru yang diinginkan, dan Anda juga bisa merasakan lewat
indra pengecapan jika itu berkaitan dengan rasa di lidah.

Berdasarkan pengalaman saya
yang belum tahu bahwa guru saya telah mengajarkan ilmu NLP kepada saya adalah
saya membayangkan diri saya sudah menjadi mahasiswi UGM, dari mulai saya
memperbaiki kualitas ibadah, lebih banyak berkomunikasi dengan orang tua dengan
baik, lebih banyak memberikan senyum pada orang lain, berpakaian dengan lebih
baik bukan lagi sebagai pelajar sekolah, bahkan saya bisa merasakan saya duduk
di dalam kelas kampus, mendengarkan dosen mengajar, dan mengerjakan tugas-tugas
kuliah. Bagaimana bisa mempelajari konteks kalau belum pernah berada di posisi
itu? Saya lebih banyak mencari di internet tentang kehidupan di kampus,
khususnya UGM, apa saja yang dipelajari dan bagaimana lingkungannya.

Dengan demikian kelima panca
indra bisa ikut menghayati dan mendukung apa yang sedang diupayakan untuk
dicapai. Pada dasarnya merasakan dengan kelima panca indra ini melatih
ketajaman nurani kita.

4.      Memiliki
Fleksibilitas Tindakan

Tindakan atau perilaku kita
juga harus mendukung tujuan kita, seperti halnya melakukan kebaikan-kebaikan tadi
di atas. Selain itu, jaminan sukses pada akhirnya hanya ada di tangan Tuhan,
kita pun menyiapkan mental kita ketika hasil tidak sesuai dengan harapan.
Sehingga kita lebih bisa menyiapkan alternatif lain untuk diupayakan.

5.      Memiliki
fisiologi dan psikologi yang baik

Fisiologi berkaitan dengan
gerak tubuh sedangkan psikologi mengacu pada emosi yang bagus. Ketika kedua hal
ini sudah memberikan sinyal positif maka akan berpengaruh pada keputusan yang
kita ambil, baik verbal dan non-verbal.

 

Kelima prinsip sukses dari NLP tersebut sangat
penting bagi kehidupan kita. Jika saat ini Anda merasa sudah banyak belajar
tapi gagal, sudah banyak yang dilakukan tapi belum juga berhasil. Pada akhirnya
mempengaruhi mindset Anda yang sebenarnya membuat kerdil diri sendiri. Mungkin
inilah saatnya Anda mulai mempelajari apa itu NLP dan bagaimana
mempraktekkannya.

NLP bukanlah proses yang instan untuk mencapai
kesuksesan, tetapi membentuk konsistensi kita dalam kebaikan, baik untuk diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Terlebih baik menurut Tuhan. Maka jangan
heran jika hidup Anda berubah karena pola hidup yang Anda ubah.