Cerita Pengantar Tidur Kisah Nabi

 

Cerita pengantar tidur
kisah nabi berikut ini bisa Anda bacakan untuk anak-anak di malam hari.
Pastinya banyak hikmah yang terkandung di dalamnya.

Kisah Nabi Adam
AS, Manusia Pertama yang Diciptakan Allah


Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah. Adam diciptakan
untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Ada banyak hikmah yang bisa
dipetik dari kisah Nabi Adam AS.

Suatu ketika, Allah SWT memberitakan kepada para malaikat bahwa Ia akan
menciptakan makhluk dari bangsa manusia. Makhluk ini diciptakan dari tanah di bumi
yang nantinya juga akan menjadi khilafah di bumi. Kisah ini terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 30.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’,” terjemahan surat
Al-Baqarah ayat 30.

Allah pun memerintahkan para malaikat untuk mengambil tanah di muka bumi.
Malaikat Izrail berhasil menjalankan tugas dari Allah untuk mengambil sari pati
tanah di bumi.

Allah lalu menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia
diberi akal, tubuh, dan jiwa. Allah melengkapi ciptaan itu dengan meniupkan ruh
Nabi Adam.

“Saat ruh di mulut, Adam bersin sambil mengucapkan ‘Alhamdulillah’ segala
puji bagi Allah. Itulah ucapan pertama dari seorang Adam, manusia pertama di
Saga. Allah menyambut ucapan Adam dengan menjawab ‘Yarhamukallah’, Rahmat Allah
atasmu,” dikutip dari buku The Prophets: Kisah Hikmah 25 Nabi Allah karya
Nian Noviyanti.

Allah melengkapi Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan. Para malaikat pun diminta
untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan pada Adam. Saat semua malaikat
bersujud, ada makhluk berupa iblis dari bangsa jin yang menolak untuk bersujud.

Iblis menolak untuk bersujud karena merasa lebih baik dari manusia karena
diciptakan dari api. Mendengar jawaban itu, Allah lalu mengutuk iblis dan
mengusir mereka dari surga.

Nabi Adam pun berdiam dan
hidup di surga selama beberapa waktu. Suatu ketika Adam merasa kesepian dan
Allah pun menciptakan Hawa untuk menemani Adam.

Adam pun menikahi Hawa dan mengizinkan mereka berdua tinggal di surga dengan
syarat tidak mendekati pohon khuldi.

Bertahun-tahun Adam dan Hawa mematuhi aturan itu hingga setan perlahan terus
mencoba merayu mereka dengan tipu daya.

Tipu daya berhasil, Nabi Adam lalu memetik buah pohon tersebut dan memakannya
bersama Hawa.

Namun, setelah itu Adam dan Hawa langsung dihinggapi rasa bersalah dan aurat
mereka tiba-tiba terbuka.

Karena melanggar perintah itu, Allah SWT lalu memerintahkan Adam dan Hawa turun
ke Bumi. Adam dan Hawa diturunkan di tempat yang berbeda. Selama 40 tahun
mereka saling mencari dan bertemu di Padang Arafah atau Jabal Rahmah, bukit
yang penuh kasih sayang.

Saat turun di bumi, Adam meratapi kesalahannya. Adam dan Hawa memohon ampun
kepada Allah dengan bertobat.

Bumi yang berbeda dibandingkan surga membuat Adam dan Hawa banyak belajar dari
berbagai tantangan dan kesulitan. Mulai dari bercocok tanam, beternak, dan
melindungi tubuh dari berbagai cuaca.

Adam dan Hawa juga membangun keluarga di bumi dengan melahirkan hingga 40 anak.
“Banyak riwayat yang menyebutkan anak-anak Nabi Adam dan Hawa dilahirkan
secara kembar,” dikutip dari Nabi Adam AS: Manusia dan Nabi Pertama di
Bumi oleh Abu M Bintang dan Tim Divaro.

Sebagai khalifah di bumi, Adam juga diangkat sebagai Nabi dan Rasul yang
bertugas berdakwah di Bumi. Adam menyampaikan dakwah kepada istri dan anak-anaknya
mengenai ajaran keimanan kepada Allah SWT.

Nabi Adam juga menghadapi persoalan antara anaknya, Qabil, yang membunuh Habil.
Adam sangat murka terhadap Qabil.

Allah lalu mengaruniai Nabi Adam dengan anak laki-laki yang tidak memiliki
saudara kembar, yang diberi nama Syits. Syits merupakan anak yang cerdas dan
berakhlak baik. Keturunan Syits kelak melahirkan Idris.

Nabi Adam lalu jatuh sakit saat berusia 960 tahun dan berwasiat kepada Syits
untuk meneruskan dakwah. Malaikat lalu mencabut nyawa Adam, memandikannya,
mengafani, menyalatkan, dan menguburkannya.

Dari kisah Nabi Adam AS ini terdapat sejumlah hikmah yang bisa diambil. Sebagai
manusia, sudah selayaknya kita memahami bahwa iblis adalah musuh yang akan
terus menggoda hingga membuat manusia sesat. Tugas manusia adalah melawan
godaan setan dan beribadah kepada Allah SWT. Allah juga selalu menerima tobat
setiap hambanya yang bersungguh-sungguh.

Kisah Nabi
Yahya Pribadi yang Peduli dan Penuh Kasih Sayang, Patut Diteladani

Sejak masa kelahirannya, kehidupan Nabi Yahya a.s.
tidak pernah sepi dengan kejadian yang menggetarkan iman. Beliau lahir di saat
usia ayahnya (Nabi Zakaria) berusia lanjut (sehingga tampak seakan-akan Allah
memang tidak akan mengaruniakan keturunan kepadanya).

Nabi Yahya lahir di tengah masyarakat yang terbagi dua
kelompok besar, masyarakat yang memanfaatkan keadaan untuk memuaskan hawa
nafsu. Juga, masyarakat yang merindukan juru selamat yang akan membawa
masyarakat kepada kehidupan sejahtera dalam penghambaan kepada-Nya semata).

Nabi Yahya selama hidupnya tidak pernah berbuat salah,
banyak berbakti dan berbuat baik terhadap kedua orang tuanya, tidak keras dan
takabur. Beliau seorang yang tawadu dan lemah lembut, diberi penghormatan dan
keselamatan oleh Allah SWT, serta dihindarkan dari bahaya dan penyakit.

Pada waktu lahir, wafat dan hari kiamat, beliau dibangkitkan
kembali dengan kemuliaan di hadapan Tuhannya. Sebagaimana dijelaskan
dalam Al-Qu’an:

“Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia
bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi
dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan
hidup kembali.” (QS. Maryam/19: 14-15)

Untuk mengetahui lebih lanjuti mengenai kisah Nabi Yahya
berikut ini telah dirangkum merdeka.com melalui berbagai sumber.

Allah mengaruniakan sifat penyayang (al-hanan)
kepada Yahya a.s. sejak usia remaja Al-Hanan adalah kecintaan mendalam terhadap
pihak lain yang muncul bukan karena belas kasih semata namun karena kedalaman
ilmu dan pemahaman (bahwa segala sesuatu Allah ciptakan tidak sia-sia).

Melalui karakter al-hanan ini, Yahya
remaja tumbuh kembang menjadi pribadi yang fokus dan maksimal menjalankan tugas
penghambaan (karena sadar atas kedudukan diri di hadapan Allah sebagai
hamba-Nya), zuhud atas dunia (karena sadar bahwa dunia bersifat fana dan hanya
menjadi tempat singgah sementara), dan peduli (karena yakin bahwa manusia
adalah wakil Allah yang harus mengelola dan memakmurkan bumi sesuai
kehendak-Nya).

Kisah Nabi Yahya Saat Remaja

Yahya remaja mengungkapkan rasa
sayang kepada seluruh makhluk-Nya. Ia tidak hanya mencintai sesama manusia.
Bahkan burung-burung, gunung, gurun, dan binatang buas sekalipun ia sayangi tak
terkecuali.

Yahya remaja menyadari bahwa
seluruh ciptaan Allah telah ditetapkan guna dan manfaatnya bagi kehidupan
manusia yang harus digali dan diketahui manusia agar bisa memaksimalkannya
seoptimal mungkin.

Sifat Zuhud Nabi Yahya yang Patut
Diteladani

Yahya adalah seorang Nabi yang
menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya mengungkapkan rasa
cintanya kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia, burung-burung,
binatang buas, bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau
berusaha mempertahankan kebenaran yang disampaikannya di istana raja yang
lalim.

Peristiwa tragis itu berkaitan
dengan seorang penari pelacur. Para ulama banyak menyebutkan keutamaan Yahya.
Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu
(anak bibinya).

Ada hadist yang meriwayatkan bahwa
Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari. Lalu Isa berkata kepada Yahya,
mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya. Sesungguhnya engkau lebih baik daripada
aku. Yahya berkata: “Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih
baik daripada aku.” Isa berkata:

“Tidak, engkaulah yang lebih baik
daripada aku. Engkau mengucapkan salam kepadaku sedangkan Allah SWT mengucapkan
salam kepadamu.” Kisah tersebut menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S”WT
menyampaikan salam kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan
pada hari ia dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup.

 

Source :

https://www.merdeka.com/jabar/kisah-nabi-yahya-pribadi-yang-peduli-dan-penuh-kasih-sayang-patut-diteladani-kln.html?page=4

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200420164136-289-495357/kisah-nabi-adam-as-manusia-pertama-yang-diciptakan-allah.